***

Eri menggeleng-gelengkan kepalanya cepat-cepat. Keringat dari rambutnya terbang kemana-mana. Di sebelahnya, Abi sedang mengelap wajahnya dengan handuk. Eri melihat Naga setengah berlari memasuki ruang tunggu khusus untuk Heroes, nama band mereka. Wajahnya terlihat senang dan gembira seperti anak kecil yang habis dapat mainan baru. Ia menghampiri Daye yang sedang main otoped dan bercanda dengan para staf dari management mereka. Daye hampir terjatuh karna dikagetkan oleh pelukan Naga yang tiba-tiba.

"Astaga... lo ngagetin gue Bang. Serius deh..." Daye berekspresi serius. Itu ngga biasa karna wajahnya sehari-harinya adalah konyol dan selalu tertawa.

Naga membuka topi bertepi lebar merah miliknya lalu menjadikannya kipas dadakan. Ia tersenyum. "Ngga tau kenapa gue seneng banget loh hari ini. Beneran deh...".

Eri membuat senyum diujung mulutnya. Senyum yang sering ia tunjukkan untuk menghadapi sikap aneh Naga yang datang setelah konser.

"Iyalah... akhirnya tiba-tiba CEO ngebolehin dia nyanyi lagu 'Tiba-tiba' lagi... liat ngga tadi mukanya  Bang Naga pas nyanyi? Menghayatinya itu loh lebaaaaaay!" Eri mendapat timpukan handuk basah dari Naga saat ucapannya selesai.

"Hey Eri Ibrahim!! Jangan ngomong yang nggak-nggaaaaaak!" teriak Naga sambil tertawa.

Abi dan Daye ikut tertawa saat Eri masih juga menceritakan ekspresi wajah Naga waktu menyanyikan lagu Suddenly. Ia juga memperagakan sikap Naga di panggung yang khas kalau memegang mic dan menyanyi. Abi yang dari tadi hanya tertawa pelan, tertawa makin keras saat Eri menunjukan wajah erotis.

"Itu sih bukan Naga, tapi elu!" teriak Abi yang disambut tawa Daye.

Naga makin malu mendengar candaan teman-temannya yang lebih terkesan mengejeknya. Ia berkali-kali berteriak pada Eri dan menyuruh semua orang di ruangan bubar dengan gerakan lucu. Persis anak kecil.

"Loh tapi ngomong-ngomong, si Ube mana? Dari tadi kok ngga keliatan?" celetuk Abi disela tawa teman-temannya.

Naga menoleh ke seluruh ruangan mencari sosok Ube, teman dari kecilnya yang kini menjadi member di bandnya. "iya.. tumben tuh anak. Biasanya udah ada disini buat nutup itu tuh! bacot bocornya si Eri!"

Eri menangkis lemparan handuk dari Naga yang kedua kalinya. Dia lalu duduk dan mengelap wajahnya yang basah karna keringat. "Iya biasanya dia kan ada buat ngebully gue. Mana sih dia?"

"Woooooohooooooo!"

Teriakan itu membuat semua member Heroes menoleh ke arah pintu seketika. Disitu berdiri Ube dengan rambut mohawk-nya, ngedance ngga jelas yang dihapal banget sama anak-anak kalo itu adalah suatu tanda kalo dia pasti lagi seneng.

"Apaan sih Bang?" Eri senyum tipis.

"Mulai deh... mulai..." celetuk Naga tertawa tanpa menghilangkan pandangannya dari Ube.

Ube masih nari meliuk-liuk sambil menghampiri anak-anak itu. Daye yang udah ngga tahan sama situasi itu ngakak dengan kencengnya. Abi lalu menghampiri Ube dan ikut menari bersamaNya dengan liukan yang ngga kalah aneh. Seruangan penuh dengan tawa sekarang.

"Heeeeh Ube! Ngomong dulu baru joget! Apaan sih? Ada apaan?" teriak Naga.

Ube pun berhenti. Ia melirik satu-satu anak-anak dengan senyum misterius.

"Guys... CEO bilang.... bersiaplah. Kalian. Semua. Bersiaplah... untuk tour Asiaaaaa! Wooohoooo!!"

Teriakan Ube tadi menimbulkan macam-macam reaksi pada anak-anak Heroes. Eri langsung berhenti mengelap lehernya dan menatap Ube. Abi agak tercengang untuk kemudian mengeluarkan tawa kecil diujung mulutnya. Naga melotot dan Daye hampir membanting otopednya ke cermin rias yang ada disitu.

Love SongWhere stories live. Discover now