Part 1

26.5K 1K 9
                                    

Hari ini semua pelayan dari keluarga Dhiafakhri bekerja tidak seperti biasanya. Tuan muda dari keluarga Dhiafakhri akan pulang setelah sekian lama tinggal di New York untuk melanjutkan sekolahnya. Banyak yang harus dipersiapkan mulai dari makanan kesukaan tuan muda sampai menghias aula rumah yang sudah mirip istana ini. Di aula ini akan ada sebuah pesta yang tidak bisa dibilang kecil-kecilan. Sebuah pesta sambutan yang akan dimeriahkan oleh tamu-tamu terhormat.

Kelly adalah pelayan yang bisa dibilang dekat dengan tuan muda. Dari kecil Kelly sudah tinggal disini dan menjadi teman bermain tuan muda karena mengikuti ibunya. Ayahnya entah kemana saat dia masih bayi. Sekarang ibu Kelly sudah sakit-sakitan, jadi Kelly menggantikan ibunya untuk bekerja disini.

"Kelly , bisakah kau membersihkan kamar tuan muda? Aku sedang sibuk disini." Salah seorang pelayan yang sudah dianggap sahabat oleh Kelly memanggil Kelly dan tetap fokus pada pekerjaannya membersihkan jendela besar yang ada di aula.

"Baiklah, aku akan segera kesana. Sebelumnya aku akan mengambil peralatan." Kelly berjalan meninggalkan Salsha dan Steffi yang sibuk di aula. Kelly menatap ruangan disekeliling. Kapan ia akan mempunyai rumah yang seperti ini? Huft, sepertinya itu tidak mungkin terjadi.

Kelly melewati ruang CCTV dan melihat dua orang dengan jaket kulit hitam sedang mengutak-atik monitor CCTV. Kelly memasuki ruangan yang seperti gudang itu, lalu mengambil sapu, ember dan sebagainya lalu pergi menuju kamar tuan muda. Kelly masih memikirkan hal seperti ada yang janggal.

Kelly memasuki kamar tuan muda yang luas itu dan mulai membersihkannya. Tak lama kemudian Salsha dan Steffi ikut memasuki kamar.

"Apa kau sudah selesai?" Salsha berjalan mendekati Kelly. Kelly mencebik kesal. Baru saja dia memasuki kamar tuan muda dan sahabatnya langsung bertanya sudah selesai? Kelly mencoba tenang, meredam emosinya.

"Aku baru saja membersihkan tempat tidur dan menyapu lantai. Ada apa kalian kesini? Kalian ingin membantu?" Kelly memberhentikan pekerjaannya sebentar menatap kedua sahabatnya yang takjub akan kamar tuan muda yang sangat luas. Sudah 15 tahun semenjak tuan muda pergi ke New York kamar ini tidak dibuka. Kelly sangat rindu saat bermain didalam sini bersama Iqbaal.

"Tidak, aku hanya melihat saja," Kelly mendelik kesal menatap Salsha yang berucap tanpa dosa. Temannya sedang susah dia malah enak-enakan hanya melihat.

"Jelas saja kita akan membantumu. 30 menit lagi tuan muda akan sampai disini." Kelly melanjutkan pekerjaannya dibantu oleh Salsha dan Steffi.

"Ah, aku tidak sabar melihat wajah tuan muda, pasti sangat tampan." Steffi menopang dagunya diatas tongkat sapu yang dibawanya sambil menapakan wajah menghayalnya. Kelly menggeleng dan tersenyum. Salsha dan Steffi tidak tau tentang Kelly yang sudah kenal dengan tuan muda dari kecil. Kelly sengaja melakukannya agar dirinya tidak terlalu, ahhh susah menjelaskannya.

"Sudahlah, kerjakan saja pekerjaanmu." Kellu membenarkan buku yang ada di rak dikamar itu. Sedangkan Salsha dan Steffi sibuk membersihkan lantai.

***
Iqbaal baru saja turun dari pesawat. Ia melepas kacamata hitamnya, mencari suruhan ayahnya yang menjemputnya. Lalu, lima orang pria bertubuh kekar mendekatinya.

Salah satu dari mereka berjalan disebelah Iqbaal dan empat lainnya membawa barang Iqbaal yang bisa dibilang banyak. Iqbaal mempercepat jalannya. Iqbaal ingin sampai di rumah lamanya dengan cepat, ia sangat rindu oleh kamarnya yang bernuansa elegan itu.

***
Sampai didepan pintu utama, Iqbaal melangkahkan kakinya dengan cepat. Iqbaal dibukakan pintu oleh dua oreng bodyguard yang bertugas menjaga didepan pintu utama. Baru saja pintu utama dibuka, Iqbaal dapat melihat puluhan pelayannya berlalu lalang mempersiapkan pesta penyambutannya dan membungkukan badannya saat Iqbaal lewat.

Tuan Muda IqbaalWhere stories live. Discover now