Chapter XXVI

417 33 0
                                    

"Aku dipanggil Ayah?"

"Iya"

"Akan ku temui dia nanti aku masih ada urusan, Rufus. Bilang ke si Tua Bangka itu bahwa anaknya tak akan datang untuk kali ini.. lagi" ujar diriku yang memang malas menanggapi penawaran di dimensi lain ini

"Tuan muda! Tuan muda tak boleh memanggil Ayah Tuan Muda dengan Si Tua Bangka! Semenjak Keluarga Besar Penjaga dan Ibu Kota dari Dimensi ini hancur.. Ryuunota Hirn-sama lah yang menggantikan posisi itu! Walaupun keluarga besar Aohi masih ada beberapa yang hidup dan masih menjadi tempat ibu kota nya .. Hirn-sama memang pantas untuk merebut kendali itu! Jadi.. Tuan Muda tak boleh berkata seperti itu!"

Aku muak..

"Diamlah Rufus-dono"

"..." aku tau, Rufus pasti terdiam jika aku memanggilnya dengan akhiran -dono. Karna dengan akhiran -dono sebenarnya adalah sebutan yang dari atasan untuk bawahan. Jika dalam hukum karma.. si kaya menyebut -dono pada akhir nama si miskin. Dan juga Rufus juga tau jika aku mengatakan hal itu aku sedang marah atau emosi. Ah.. aku ingat aku bisa marah juga ternyata ya?

"Baiklah, Tuan muda. Saya akan menjemput Anda disini, ditempat tinggal yang sekarang kau tinggali setelah kabur, pokoknya saya akan mencari anda dimana pun dan kapan pun" hilang.. dia pun menghilang dengan cara teleportasi tingkat level yang lebih tinggi dari ku

"Aohi.. Shin, Aonohi Shinri, Aohi Shinri.., Aonohi Shin... kedua nama itu memang sangat familiar.." aku berfikir sejenak mulai mengingat ingat beberapa buku sejarah di perpustakaan dimensi lain

Ibu kota Dimensi Lain adalah Servint.. dengan keluarga besar dengan kekuatan perang yang luar biasa adalah Keluarga Aohi

".. mana aku peduli dengan anak itu" ujarku memperjelas keyakinan ku dari sebelumnya. Sehingga aku kembali berjalan disusunan lorong panjang di Akademi ini.

Bzzzzztt..

Suara yang seperti desisan robot terdengar cukup keras kali ini. Sebenarnya sudah 3 hari ini aku mendengar suara seperti itu. Tapi aku biarkan karna memang tak penting. Tapi kali ini akan ku tanggapi suara itu

"Ada apa?"

"..bzzzt"

"Kau siapa?" Aku hanya melakukan satu pergerakan yaitu memasukkan tanganku kedalam saku celana seragam yang kali ini aku pakai. Sebenarnya aku sudah mengganti pakaian sebelum aku yang tak sengaja melihatnya di ruang Unit Kesehatan Sekolah

"Aku.. aku..Ve..Ao.. Shi..To...Hi..n..." ucapannya terdengar terputus putus dan juga Ve, Ao, Shi, To, Hin itu apa? Apa itu namanya? Atau apa?

"Aku tak mengerti. Ucapkan dengan baik"

Kali ini aku berusaha mencoba nya baik baik sebelum aku ingin membalikkan tubuhku untuk melihat sosok itu

"Bukan"

Dia mengucapkannya dengan jelas. Lalu kenapa yang sebelumnya agak .. Error begitu?

"Lalu, apa namamu Veao Shitohin?" Tanyaku ragu

"Bukan.. tapi Ve.. Ao.. To.. Shin.."

"Huh? Jadi namamu Veao Toshin?"

"Dasa orang bodoh .. tapi Ve.. to.. Ao..hi.. Shin.. To.. Vee.."

"Huh? Apa maksu-"

Sosok ' itu ' seperti tiba tiba menghilang ketika aku menoleh. Sebenarnya siapa sih dia?

~'O'~

"Ryuunota-kun! Kau dari mana saja?!" itu adalah teman sekelasku. Namanya Jeln Vactsenbert, dan dia baru saja mengomeliku. Apa dia tak tau wajahku sedang murung?

Ah aku ingat, semurung murungnya apapun wajahku. Wajahku hanya berekspresi satu yaitu, datar, flat face

"..." aku hanya berjalan memasuki kelas dan melewati Jeln yang masih mengomeli ku secara tidak jelas. Untung festival ini sudah selesai. Dengan cepat aku membereskan barang barangku dan membawa tas ku pergi dari kelas VII.A , aku sedikit muak akan hari ini

"Aku duluan jaa ne" dengan lambaian pelan tanpa melihat kearah belakang aku menghilang dibalik pintu

"Woi! Ya ampuun.. dasar dia ini. Kalau sedang seperti itu sulit dikendalikan" ujar Jeln. Walaupun sudah agak jauh namun aku masih dapat mendengar hal itu

'Kau kenapa?'

Hm? .. ini Citagami atau Zeva? Kalian selalu datang tak tepat waktu tau? Kadang itu dapat membuatku kesal!

'Ternyata kau bisa marah juga ya?'

"..." sejenak kumemberhentikan langkah kakiku yang tadinya akan kubawa ketempat Unit Kesehatan Sekolah

Barusan aku kesal?

'Iya.. kau agak berbeda kali ini Akira'

'Ya! Kau seperti seorang kucing-penakut! Pffftt!! Bwahahahaha!!'

... kucing penakut?

'Akira! Jangan dengarkan Citagami.. mou! Citagami apa yang kau lakukan! Suasana hatinya sedang tak baik tau!'

'Huh? Tak baik ya?.. biasanya dia akan mengabaikan kita jika suasana hati nya tak baik, dan juga itu jarang Zeva'

Tanpa ku sadari aku menggepal lengan ku kesal mendengarkan ucapan mereka berdua. Ya, memang rasanya aku jarang marah. Apa kali ini.. Citagami membuatku seperti.. tak percaya diri?

'Hei, bocah Akira'

"Ya?" Langkahan kakiku kembali mulai berjalan menyusuri koridor gelap yang menuju ke atas atap. Aku sejenak untuk merenungkan tak jadi kembali ke Unit Kesehatan Darurat

' Jadilah dirimu sendiri. Kau tak tampak seperti yang terlihat biasanya'

"Benarkah?"

'Ya. Kau tampak aneh ketika melihat si bocah Aonohi berpegangan tangan dengan laki laki berambut hitam. Walaupun.. bocah Aonohi itu terlihat tak sadarkan diri'

"Ahaha.." hal yang dapat kulakukan adalah nyengir kaku. Aku tak terbiasa nyengir ditambah, entah kenapa aku nyengir. Jadilah nyengir kaku

'Tapi apa yang dilakukan si Sonita disana?'

______________________________________

Pendek TwT..

Shirinyan_ lagi WriterBlock (kehabisan ide atau semacamnya) TwT)a

Ada yang punya saran? Q,Q)a huhuhu *nangis dipojokkan*

#Shironyan_

Chaotics-HnK1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang