The Legend Of Blood Clan

1.2K 78 2
                                    

Shinri POV
_____________________________

"ya.. aku.. aku.. aku.. baik.." kukeluarkan kata kata yang berdusta kepada Akira

Sebenarnya aku juga kaget akan kejadian seperti ini. Hal ini.. tak akan terjadi kan? Ini hanya sebuah mimpi kan?

Kebohongan ini mulai hendak terbiasa bagiku

Nafas yang terengah engah semakin menghilang dari nafasan diriku

Aku melirik sekilas Akira yang melihatku dengan keadaan yang ngos ngos an seperti ini

Sepertinya ia cukup kaget. Karna tak biasanya aku kaget seperti ini. Kecuali aku ini orang yang mudah kaget

" Hilanglahna wahaikon makhuluk gaibus" terdengar seseorang membacakan sebuah mantra entah dari mana

Aku dengan Akira mencara asal muasala dari suara tersebut dan melihat seorang gadi berambut pirang pendek dengan pakaian aneh menurutku. Ia duduk di sabitannya atau.. Death Scyth

"Senjata para Shinigami atau Reaper.. Death Scyth" ujarku serius dengan nada pelan melihat sabit yang ikut tertancap ditanah saat gadis itu turun ke tanah

"Rikko? Apa yang kau lakukan disini!?" Tanya Akira dengan suara bentakkan kearah gadis yang bernama Rikko

"Rikko--" Akira tiba tiba membekap mulutku dan mengacungkan jarinya sembari mendesis pelan untuk menyuruhku agar diam

Kulepaskan tangannya yang membekap dimulutku lalu berlari melawan arah Akira

Aku tau apa maksud Akira. aku disuruh untuk berpura pura tidak melihat gadis yang bernama Rikko

Haah.. kuserahkan padanya

Akira POV
_______________

Rikko.. apa yang ia lakukan disini?!

Kutunjukkan wajah datar dengan sedikit pincingan mata death glare (tatapan tajam) diwajahku

"Ara ara~ Akira-chan? Kenapa kau memasang wajah seperti itu?" Tanya rikko kepada ku dengan senyuman yang tak kusukai

"Bukan urusanmu. Apa yang kau lakukan disini?!" Bentakku dengan suara yang ditekankan dengan sedikit intonasi serius

"Aku ditugaskan mengambil nafsu yang ada di dllam tubuh Makhluk Gaib ini~" ujarnya tenang sembari mengambil sesuatu yang bercahaya berwarna hitam dari tubuh Makhluk Gaib itu

"Mengambil nafsunya?! Itu mustahil.." tegasku sedikit kaget

"Ini.. buktinya" ujarnya lagi sembari menunjukkan cahaya hitamnya kepadaku

"Hawa kegelapannya akan membuat Tuan --"

"Saraga..." cetus ku memotong perkataan Rikko. Mataku kembali tertutupi oleh poni rambut golden milikku sehingga membuat suasana sedikit serius serta menyeramkan

"Ya, ternyata kau mengetahuinya ya?" Ujar Rikko santai. Ia mulai memasukkan cahaya tetsebut kedalam sebuah botol

"Yaaah~ sudah seribu lebih kukumpulkan~ tinggal kukasihkan ke Tuanku" lanjut Rikko yang mulai pergi

S.. se.. seribu?! Apa ia gila?! Orang itu.. harus kukatakan pada Nokii-sama

".. tes.. Nokii-sama? Ini Ryuunota Akira"  ujarku yang mulai menyambungkan server ke server Markas P.S.k

"Ya.. Nokii James disini. Ada apa Akicchi?"

"Nokii-sama ..." nadaku ku ubah kesuara suram

"A.. ah.. maaf maaf. Baiklah.. ada apa Akira-san?"

"Saraga.. dia mengupulkan banyak jiwa yang memiliki Nafsu. Rikko.. anggota ke enam dari Xeint milik Saraga. Ia telah mengumpulkan seribu jiwa yang memiliki nafsu. Anggota Xeint memiliki anggota 12 orang Makhluk Gaib. Jika semua anggota mempunyai seribu jiwa nafsu.. maka akan ada 12 ribu kekuatan nafsu nya!" Suara ketenangan ku sedikit terpecah oleh kekagetan ku sendiri

"Nice Akira-san. Akan ku selidiki lebih lanjut. Teruskan sekolah mu"

"Ah.. aku sedang dihukum" ternyata suara datarku kembali. Itu cukup melegakan

"Maaf akan hal itu. Yasudah aku tutup servermu"

"Ya"

Server kami berdua telah terputus. Aku berjalan mencari Shinri yang telah duluan meninggalkanku

Aku mempunyai firasat curiga kepada Shinri. Ia cukup mengetahui tentang Makhluk Gaib serta   Roh Pengontrak

"Oi, Shinri. Doko ni iru? (Kau dimana?)" Teriakku agar dapat mencapai telinga Shinri

Tak ada respon apapun? Apa ia.. tak mendengarku atau memang dia tak ada disini?

Tak sengaja aku melihat Shinri yang tengah terjongkok dibali semak semak

"Oi.. apa yang kau--"

"Ssssh!!" Desisan Shinri membuatku tak berkata kata lagi. Aku hanya menghampirinya dan ikut jongkok disebelahnya

"Apa yang kau lakukan?" Bisikku

"Hukumanku aku harus mencari 10 kumbang!" Dari wajahnya ia cukup bersemangat dengan hukuman yang kekanak anakkan ini

"Kalau begitu.." aku pun mengambil kumbang yang ternyata tengah terdiam di salah satu daun semak semak tersebut. Ku kurung kumbang itu di toples yang dibawa Shinri

"Selesai" ujarku beres. Aku berdiri memperhatikan toples tersebut. Kumbang itu aneh ...

Warna sayap luarnya cukup menakutkan bagiku. Warna nya merah agak kehitam hitaman

Semuanya tampak menjauhinya. Tentu saja karna ia menyeramkan. Begitu pun aku

Namun ada 1 kumbang lainnya yang kumbang itu dekati. Kumbang berwarna hitam

"Hoo.." kudekatkan wajahku ke kumbang merah agak kehitam hitaman itu

Aku masih melihat kumbang itu.. mendekat ke kumbang yang berwarna hitam tersebut

"Hei, ada apa Akira-san?" Tanya Shinri yanv menepuk pundakku. Hal itu tersentak membuatku kaget pastinya

"Tidak ada" aku baru menyadarinya.. kumbang merah agak kehitam hitam itu.. seperti Shinri. Ya.. Aonohi Shinri, dan kumbang hitamnya adalah aku

"Makasih ya~" ujarnya senang yang mulai mengambil toples kumbang yang sedang ku pegang

Kuhindarkan toples itu dari Shinri. Ku ulurkan tanganku untuk meminta tip

"Apa?" Ia tampaknya kebingungan melihatku seperti ini

"Bayaran dari penangkapan kumbang yang sebelumnya" ujarku datar yang masih melakukan hal yang sama

"Ah.. itu. Ehehe~ nanti akan kuberi! Soalnya kan kita masih dalam hukuman!" Ujar Shinri yang mulai berusaha mengambil toples yang sedang ku pegang

"Ayo~ coba tangkap" tak sadar senyuman yang jarang kuperlihatkan terukir diwajahku

"Eh?" Ujar bingung Shinri yang melihat tampangku seperti ini

"..." kupalingkan wajahku yang sedikit memerah akibat senyuman pertama ku selama 7 tahun ini

"Kau.. tersenyum?"

"Hanya imajinasi mu saja!" Kuteriakkan Shinri untuk menutupi rasa maluku. Dengan cepat kuberi toplesnya dan berjalan dahulu

"Hei! Kau tadi benar benar tersenyum kan?!" Entah mengapa Shinri begitu semangat akan hal ini

Kenapa sih dia? Ini bukan urusannya. Lagi pula gara gara dia situasi ini semakin rumit. GAAAAH?! Aku bingung!!!

Aku segera mengambil jas almamater kj dan berjalan dahuluan untuk menghindari cengar cengirannya Shinri

Yabai! Yabai! Yabai! (Bahaya! Bahaya! Bahaya!) ... haaah.. aku harap bisa mengubah waktu dan aku tidak tersenyum

'Kau .. tersenyum?'

AAAAGHH!! kata kata itu kembali teriang iang dikepalaku. Menyebalkan! Menyebalkaaan!

Aku melintasi kaca jendela sekolah. Dan aku masih melihat pipiku merah akibat kejadian barusan

"Apa yang kupikirkan sih!" Ujarku sebal serta geram kepada diriki sendiri

Chaotics-HnK1 [END]Where stories live. Discover now