Chapter XVII

480 26 2
                                    

Normal POV
___________________

"Kutanya sekali lagi... dimana Shinri?"

Akira berdiri dengan wajah yang agak menakutkan. Aura nya juga seperti dikelubungi aura hitam mistis(?) Matanya tertutupi oleh poni golden miliknya

"Siapa .. yang peduli akan dia memangnya?" Wajahnya ia sedikit mengangkat dan menunjukkan mata emerald terang menakutkan

"AKU! MEMANG KENAPA?!"

Matanya membulat marah kesal. Sangat terlihat diwajah Shiro yang berteriak didepan Akira yang tengah tersungkur nyeri

"Memangnya.. kenapa.. jika dia tak bersamamu? Toh, orang tuanya tak ikut campur juga" ujar Akira yang mulai berdiri sembari menahan nyeri dari pukulan Shiro

"Pfft.."

"...?"

"Puuh~! Orang tua? Kau tak tau apapun tentangnya Anak Pintar dari kelas pertama A"

'Ah.. benar juga aku tak tau apapun tentang Shinri dibandingkan dengan dia ya?' Batin Akira datar menanggapi Shiro

"Orang tua Shinri itu sudah tak ada"

Sebuah seringaian kecil terukir diujung kiri dan kanan mulut Shiro, sahabat Shinri

Akibat pengakuan dari Shiro bahwa kedua orang tua Shinri sudah tak ada membuat Akira terbelalak kaget dan terdiam hingga tubuh nya diterpa angin sepoi sepoi

Teng.. Teng.. Teng..

Bel sekolah untuk memasuki kelas telah kembali berbunyi. Shiro melewati Akira dengan wajah yang dingin dan lebih menunjukkan wajah dinginnya ketika matanya tertutupi oleh poni hitam miliknya ditambah lagi ketika berjalan melewari Akira ia membisikkan sesuatu yang membuat Akira tanpa sadar menggepal tangannya kuat kuat

Akhirnya tinggalah sendiri Akira diatap sekolah. Ia kembali membolos dengan alasan berada diUKS. Untuk memperlihatkan dia terlihat sakit ia menuju UKS dan meminta bantuan Citagami untuk membuatnya terlihat seperti sakit(?)

Akira pun berbaring sesaat menghadap langit langit UKS yang berwarna putih bersih membuatnya agak tenang

Sedikit

BZZZZT...

Sebuah ingatan yang samar memasuki kepala Akira dan membuat merasakan nyeri di kepala yang hebat

Ingatan berbentuk sebuah jam yang berputar namun berhenti ketika hendak menunjuk angka 12. Sedari beberapa menit jam tersebut terus menunjukkan pukul 11.59 . Tak ada yang berubah. Malah semakin mengerikan hal itu terlihat Akira yang mengernyitkan alisnya

Darah dimana mana, koeban berserakan, api hitam mengelili penglihatannya membentuk lingkaran sempurna dipijakkanya, reruntuhan bangunan terus bercampur aduk tanpa menentu hingga akhir menjadi sebuah ruang hampa dan gelap

"Maaf dan terima kasih sudah ingin berkenalan denganku. Ah.. aku lupa, selamat sudah menyelasaikan dongeng ini dengan baik. Aku berterima kasih banyak "

Kalimat terakhir itu keluar beberapa menit setelah ruangan menjadi gelap dan hampa. Suara itu adalah seorang gadis yang sepertinya berumuran dengan Akira

"GAAAH?!"

Akira terbangun dari tidurnya yang tanpa ia sadari ia melakukannya(?). Nafasnya tersengal sengal akibat mimpi itu, matanya terbelalak panik serta kaget, degub jantungnya berdetak dengan sangat kenvang seirama dengan nafasnya yang tersengal sengal, keringat dingin bercucuran tak beraturan diwajah Akira "haah.. haah.."

tangan kiri milik Akira menopang pelipis nya pusing. 'Ini.. mimpi yang mengerikan' batinnya berucap

-Pulang Sekolah-

Chaotics-HnK1 [END]Where stories live. Discover now