Happy reading guys, jangan lupa vote & komen ya 😘😘
"Aku mendapat seekor babi,rakun, monyet,dan tupai," ujar Karlin senang.
"Kau hebat sekali!" puji Aurora.
"Lalu,kau mendapatkan apa,Fanny?" tanya Karlin.
"Hanya seekor tikus tanah,"ucap Fanny lesu. "Karena aku tadi saat beristirahat, tidak sengaja tertidur, jadi aku hanya bisa menangkap satu hewan karena kehabisan waktu,"lanjutnya.
"Tidak apa-apa,Fanny, setidaknya kau masih mendapatkan hewan buruan," hibur Aurora.
"Apa apa dengan bahumu itu?" tanya Karlin saat ia melihat sebuah kain hitam yang menutupi seperti bahu Aurora.
"Ah, tadi bajuku robek, jadi aku menutupinya," ujar Aurora berbohong.
"Apakah kau terluka?" tanya Fanny dengan khawatir.
"Tidak,Fanny, aku baik-baik saja. Tadi, bajuku tidak sengaja terkena ranting yang tajam, hingga membuat bajuku robek,"ujar Aurora,membuat Fanny dan Karlin tersenyum lega.
Sekarang adalah babak penilaian yang langsung di lakukan oleh Aldrich dan Duke Argos, serta diikuti oleh beberapa prajurit yang bertugas untuk mencatat hasil buruan, agar hadiah yang mereka terima sesuai. Semua orang duduk di tanah dengan meletakkan hewan buruannya di depannya Masing-masing.
Tap
Tap
Tap
Hening,semua orang tidak berani mengucapkan kata saat Aldrich berjalan melewati mereka. Namun, saat Aldrich berada di depan putra mahkota Erland, Ia melihat ada seekor kijang emas yang sudah tidak bernyawa. Dalam hatinya, ia merasa bangga dengan kegigihan putra mahkota yang usianya masih belia itu, sudah bisa mendapatkan seekor kijang emas.
"Kerja bagus, Erland," ujar Aldrch bangga.Hal itu membuat Erland tersenyum, karena ia akan mendapatkan hadiah dan juga kerja sama dengan Kekaisaran Emerald yang sangat besar itu.Pasti ayahnya akan bangga dengannya.
Aldrich berjalan kembali untuk menilai, hingga ia tiba di depan Aurora. Aldrich tertawa kecil saat melihat hewan buruan Aurora terlihat sedikit dan berukuran kecil, namun ia bangga karena gadisnya sudah berhasil melawan rasa takutnya. Namun, sesuatu mengusik pandangan Aldrich dari tadi. Dia penasaran dengan apa yang di bahu Aurora, sampai ia tidak bisa menerawang apa yang ada disana.
"Tiga hewan kecil akan dinilai 9 kantong emas," ujar Aldrich.
"Terimakasih, Yang Mulia," ucap Aurora segan.
"Apa yang ada di bahumu?" tanya Aldrich,membuat semua orang yang mendengarnya menoleh.Seluruh atensi beralih kepada Aurora.
"Tidak ada yang mulia,hanya baju saya yang robek," jawab Aurora berbohong tanpa menatap mata Aldrich. Karena ia sudah belajar, jika tidak ingin pikirannya dibaca orang lain, jangan menatap matanya.
"Baiklah," ujar Aldrich, namun tanpa diduga ,Aldrich malah melakukan hal yang membuat jantung Aurora berdetak kencang.
"Pelayan, periksa dia, apakah dia menyembunyikan sesuatu atau tidak!" ujar Aldrich kepada pelayan yang bertugas di sini untuk melihat apakah yang diucapkan Aurora benar atau tidak.
Pelayan wanita yang dipanggil Aldrich berjalan mendekati Aurora, dan ikut berjongkok di sebelah Aurora.
"Permisi, Nona, izinkan saya membuka kain ini." Aurora mengangguk kaku , dan setelah itu pelayanan tersebut membuka kain tersebut. Dan saat sudah terbuka, pelayan tersebut menutup kembali kain tersebut.
"Mohon ampun , Yang Mulia, memang benar baju Nona ini robek cukup lebar. Tidak ada yang disembunyikan olehnya," ujar pelayan itu hormat.
"Baiklah, kembali ke tempatmu," ujar Aldrich kepada pelayan tadi.
YOU ARE READING
I'm Aurora (End)
FantasyWarning!! Follow dulu sebelum baca, masih dalam tahap revisi, penulisan masih acak-acakan 😭🙏 Genre : Romansa - Fantasi - Thriller Aurora Syntra Queela, satu-satunya gadis yang lahir di bawah cahaya bulan purnama merah. Sebuah kelahiran yang memba...
