Part 12

4.8K 258 14
                                        

"DRACO!!" Aurora berteriak lantang memanggil seekor naga yang sudah menggagalkan mimpi indahnya.Karena sekarang jiwanya sedang berada di dunia bawah. Dirinya yakin, jika ini semua ulah Draco.Memangnya siapa lagi yang bisa membawa dirinya kesini?

"DIMANA KAU?!"

Hening.

Hanya suara hempasan angin yang terasa lembut jika mengenai kulit.

"Astaga! Kau sudah membuat mimpi indahku menjadi berantakan. Seharusnya aku malam ini sudah berkencan dengan Jungkook!" Gadis itu menggerutu pelan sambil menendang-nendang angin di sekitarnya.

Bruk

Aurora merebahkan tubuhnya di padang rumput yang luas itu, entah kenapa rumput disini sangat halus seperti sutra, berbeda dengan rumput yang ada di dunia atas.

Gadis itu memejamkan matanya, menikmati suasana yang sangat tenang, apalagi diiringi suara burung yang sedang bernyanyi dengan indah.
Ingin rasanya,dirinya tertidur agar jiwanya kembali ke dunia atas, tapi mustahil, karena yang bisa mengembalikan jiwa nya ke dunia atas hanya Draco.

Gendang telinganya samar-samar menangkap suara kepakan sayap di atas. Perlahan,matanya terbuka, dan tepat di atas sana ia melihat ada beberapa ekor kuda yang terbang. Bola mata Aurora membola melihat kuda bersayap di atas sana.Ternyata,Pegasus memang ada,hanya saja dunia mereka berbeda dimensi.

"Tapi kenapa saat di dunia atas aku tak pernah bertemu dengan Pegasus?" monolognya sambil melihat Pegasus yang sedang bercanda dengan kawan sejenisnya.

"Itu karena semua makhluk immortal sudah ditempatkan di dunia bawah oleh sang Dewa."

"Damn!!!"Aurora refleks duduk sambil mengelus dadanya pelan.Dirinya terkejut karena tiba-tiba ada suara dari samping tubuhnya.

"Kau mengagetkanku saja! Dari tadi aku mencarimu tapi kau tidak muncul, dan sekarang? Kau malah muncul tanpa ku panggil! Menyebalkan! " Gadis itu memarahi seekor naga yang sedang bersantai sambil melingkarkan badannya yang panjang itu di sebelah Aurora.

"Berani sekali kau memarahiku!" Draco melirik tajam Aurora, sedangkan yang dilirik hanya terkekeh kaku.

"Astaga! Matamu jangan seperti itu Draco." Aurora mengelus pelan kepala Draco guna merayu naga itu agar tidak marah padanya. Lucu sekali, padahal naga itu yang salah tapi kenapa dia yang marah, disaat dirinya marah. Memang, aura naga satu ini sangat besar.

Hah...

Aurora merasa wajahnya terasa panas saat Draco dengan sengaja membuang nafas dari mulutnya tepat di depan wajahnya. Untung saja mulut naga itu tidak bau, jadi Aurora tidak sampai pingsan.

"Diam!" Aurora menurut saat mendengar ucapan Draco.

Setelah lama keheningan yang tercipta, Aurora menyadari jika di depannya muncul sebuah minuman bewarna hijau, yang disimpan dalam botol kaca yang bentuknya seperti bohlam lampu.

Gadis itu menengok ke samping,tepat Draco berada, sedangkan yang ditatap tetap meluruskan pandangnya kedepan.

"Minuman apa ini?" tanya Aurora penasaran sambil mengangkat botol itu.  Merasa terpanggil, Draco menoleh ke arah Aurora.

"Penawar racun," ujarnya singkat.

"Tapi aku sedang tidak keracunan," kata Aurora.

"Sekarang tidak, tapi nanti."

"Kau mendoa'kan diriku keracunan?"

"Asal kau ingat, Aurora, sekarang kau berada didunia yang manipulatif, bahkan lebih manipulatif dari duniamu yang dulu," jedanya, "aku hanya memberimu sedikit perlindungan, agar kau tetap hidup," lanjutnya.

I'm Aurora (End) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora