Tetapi bahkan kejujuran tak bisa menyelamatkan. Pada akhirnya kekuatan adalah pemenang. Cara yang tidak adil untuk menang.
BUM!
Suara keras mengacaukan perhatian mereka. Mereka berlima berbalik dan menemukan istana Solaris mulai runtuh. Pertarungan Maui dan Matau benar-benar meluluhlantakan tempat itu. Mereka menyaksikan Maui dan Matau masih saling mendorong dan menggigit satu sama lain sementara menara karang sudah dihancurkan.
"Solaris benar-benar dalam kehancuran sekarang," bisik Huri.
"Talis!" teriak Tehere tiba-tiba.
"Talis?" tanya Poha.
"Mereka akan menyerang Talis." Lalu Tehere menceritakan tentang rencana Maui yang ingin mencari semua hiu yang tersisa. Salah satu paus orca akan masuk ke laut dalam dan mencari Talis di Abyss. "Kita harus menyelamatkannya."
"Kalian tidak akan bisa bertahan di laut dalam," kata Samsara. "Tekanan laut dalam akan meremukkan tubuh kalian."
"Lalu bagaimana? Bagaimana kita bisa memperingati Talis tentang bahaya yang—" kata-kata Marino terpotong saat Tehere dan Poha menatapnya. "Apa?"
"Kau ...," ujar Tehere.
"Aku?" tanya balik Marino, tetapi dia dengan segera mengerti apa yang mereka maksudkan. "Oh, tidak. Aku tidak mungkin masuk ke dalam Abyss sendirian!"
"Kau satu-satunya yang bisa pergi ke laut dalam," terang Tehere. "Kau dulu selalu berkata penyu bisa terus berenang sampai di zona batial. Kau selalu menyombongkan hal tersebut saat kita masih kecil. Sekarang adalah saat untuk membuktikannya."
"Tapi ini Abyss! Tekanan laut memang tidak mempengaruhiku, tetapi di sana adalah saat semua ikan dan makhluk pembunuh berkeliaran."
"Aku sudah kehilangan Rake! Aku tidak mungkin kehilangan Talis juga," ketus Tehere. "Kau satu-satunya harapan kami sekarang."
Marino ingin protes, tetapi dia tak tahu harus berkata apa. Dia ingin mengatakan kalau nyawanya juga sama berharganya seperti Talis. Dia tak bisa mempertaruhkan diri hanya untuk memperingatkan Talis, tetapi kemudian ia menyadari kalau Rake mau mempertaruhkan dirinya hanya demi menyelamatkan Tehere di dalam istana.
Tidak peduli meski sirip kita berbeda, kita akan selalu berenang di arus yang sama.
Sambil berteriak, Marino berenang pergi dari sana, menggerakkan keempat siripnya dan meluncur dengan cepat. Tehere tertawa pelan atas hal tersebut, setidaknya ia tahu Talis akan punya kesempatan.
Lalu kesadarannya kembali saat istana sudah benar-benar hancur. Sementara pertarungan Maui dan Matau sudah berpindah ke pusat kota.
"Astaga! Kita harus melakukan sesuatu dengan mereka berdua!" tukas Poha.
***
Talis kembali ke atas, berkumpul dengan Takuta dan lainnya. Talis melihat ketiga makhluk itu sedang berkumpul di satu tempat untuk melihat pemandangan di luar Karam. Guncangan yang besar datang dari sana-sini, dan Talis akhirnya sadar kalau pesta baru saja di mulai.
Setiap ikan saling membuka mulut. Gurita dan cumi-cumi meregangkan tentakel mereka untuk menemukan mangsa. Darah yang pekat bertebaran di mana-mana, cahaya dari ikan lentera memperlihatkan semuanya. Sisa-sisa bangkai yang tak tercerna sudah siap di santap oleh ikan grenadier.
Beberapa spesies hiu menakutkan juga datang. Keluar dari sudut terdalam lautan dan menghadiri pesta lampu Abyss untuk memuaskan nafsu makan mereka. Hiu hantu, hiu greenland, tetapi belum ada kemunculan hiu pemotong kue.
"Apa menurutmu aku masih bisa keluar dari sini?" tanya Talis pada Takuta.
"Keluar sana?" Mata Takuta terbuka lebar. "Uh ... entahlah. Kau hiu abu-abu, kurasa kau akan baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Apex et Appendix
Pertualangan(3rd Place In Daily Clover Marathon 2025) Yang mereka tahu, hiu adalah predator di lautan, tetapi yang tinggal di distrik Solaris lebih tahu kalau yang teratas adalah dari kalangan orca. Spesies yang kejam dan otoriter, tak segan menghabisi setiap i...
Chapter 30 (End)
Mulai dari awal
