Saat Matau dan Maui mengatakan mereka gagal, mereka benar-benar gagal. Tehere meninggalkan istana dengan terburu-buru, Kartikeya mengikuti dari belakang. Keadaan di luar sana benar-benar kacau. Puluhan paus orca yang mengamuk mengerumuni setiap arus Solaris. Sirip Tehere menegang saat dia bisa mencium bau darah yang pekat telah mengelilingi seluruh distrik.
Sementara Kartikeya tak memiliki kemampuan untuk membaui hal yang sama, tetapi dia tahu predasi besar-besaran baru saja di mulai. Pendengaran lumba-lumba yang sangat sensitif sudah cukup membantunya menangkap suara teriakan dari beberapa hiu di kejauhan.
"Ini tidak mungkin terjadi! Mereka membunuh para hiu yang tak bersalah!"
"Cinta dan kemarahan tidaklah berbeda jauh," kata Kartikeya. "Tak akan ada yang dapat menghentikan para apex selain diri mereka sendiri."
Tiba-tiba Tehere tersentak. Dia baru menyadari satu hal. "Talis! Aku harus memperingatkannya!"
Namun, Kartikeya langsung menghentikan Tehere yang baru saja ingin berenang pergi. Lumba-lumba itu menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya kau jauh-jauh dari pusat kota Solaris untuk sementara waktu. Kau bisa saja ikut mati."
"Aku tidak peduli! Dia temanku! Mako mati tepat di hadapanku, hal terakhir yang ingin kulihat adalah melihat Talis tewas dimakan paus orca!"
Tehere berusaha menyingkir dari sana, tetapi Kartikeya masih mampu menahannya. "Talis yang kau maksud adalah Talis Kua, kan? Aku mengenalnya. Dia mengambil sekolah Konihi musim ini. Aku yakin dia akan baik-baik saja."
"Tapi ...." Tehere bersitegang dengan dirinya sendiri. Dia ingin percaya pada Kartikeya, meyakini kalau hiu abu-abu itu akan baik-baik saja. Sepengetahuannya, Talis saat ini sedang berada di sekolah, bersama hiu-hiu lain. Sepertinya dia memang akan baik-baik saja. Namun, yang mengincarnya saat ini adalah kelompok paus orca yang dikuasai oleh kemarahan dan insting predator. Bagaimana kalau Talis malah dihabisi bersama yang lain?
Tehere mengabaikan seluruh peringatan Kartikeya tentang paus orca akan menghabisinya. Seolah Penjaga Neraka Laut berbisik padanya untuk segera mempertaruhkan nyawa agar ada jiwa-jiwa malang baru yang bisa disesatkan. Tehere sekali lagi berusaha untuk menyingkir dari Kartikeya, tetapi kali ini lumba-lumba itu membiarkannya pergi.
Tehere bergegas ke sekolah Solaris, berharap dia bisa menemui Talis dan memperingatkannya untuk segera bersembunyi atau kalau perlu pergi sejauh mungkin dari Solaris sampai situasinya aman.
Ikan remora itu berenang di dasar, dan di atasnya ia bisa melihat beberapa paus orca juga berenang ke arah sekolah. Itu membuatnya semakin panik, tetapi Tehere juga sadar dirinya berenang sangat lambat. Bagaimanapun dia tidak berhenti.
Sampai akhirnya ia melihat beberapa ekor hiu melintas dari arus berlawanan dengan sangat cepat. Dalam sekian kepakan sirip tersebut, dia bisa melihat teman besarnya berenang dengan tergesa-gesa. Beberapa gelembung udara lolos dari insangnya, tanda Tehere lega. Setidaknya ia tahu Talis masih selamat, tetapi Tehere ingin memastikan dia benar-benar aman. Tehere memutar arah.
Ia tidak tahu Talis akan kemana, Tehere hanya menduga dia akan pergi langsung ke kawasan hiu. Insting Talis pasti menyuruhnya kembali pada keluarganya dan menyusun rencana bersama-sama.
Berkat tubuh kecil dan energinya yang sudah menipis, Tehere butuh lebih banyak kilatan untuk mencapai kawasan karnivora. Bisa dibilang jenisnya adalah yang paling banyak datang ke tempat ini. Tehere masih ingat, saat masih kecil dulu dirinya sering sekali ke sini, ke rumah Talis. Terkadang hanya sekedar berkunjung atau mengendap-endap untuk pergi ke kawasan herbivora dan bertemu teman-temannya yang lain. Di sana ia akan disambut dengan ramah oleh pasangan Kauri dan Hwari, dan tak lupa Teika yang selalu saja mengerjai adiknya.
YOU ARE READING
Apex et Appendix
Adventure(3rd Place In Daily Clover Marathon 2025) Yang mereka tahu, hiu adalah predator di lautan, tetapi yang tinggal di distrik Solaris lebih tahu kalau yang teratas adalah dari kalangan orca. Spesies yang kejam dan otoriter, tak segan menghabisi setiap i...
