JUDGMENT CODE : Pengadilan (1)

Magsimula sa umpisa
                                        

"Yudha tidak bisa bergerak sendirian," kata Nares dengan serius. "Dia butuh dukungan dari luar, dan kita harus membuat orang-orang di luar sana tahu bahwa kita masih berjuang."

Juan mengangguk. "Kita perlu memastikan bahwa bukti ini sampai ke media. Jangan sampai mereka bisa memanipulasi fakta lagi."

Malam itu, mereka menyusun rencana untuk menyampaikan pesan mereka ke dunia luar. Dengan bantuan Biru dan beberapa kontak yang mereka miliki di luar, mereka berencana untuk mengungkapkan semua yang mereka ketahui tentang kejahatan Andra, termasuk bukti yang selama ini disembunyikan.

---

Hari berikutnya, saat Yudha mulai mengatur langkah-langkah hukum yang diperlukan, Bening, Karina, dan Juan bertemu dengan pengacara yang dipilih oleh Yudha. Mereka harus membuat gerakan cepat untuk menekan Andra dan mencegahnya menghilangkan bukti yang ada.

Dengan bantuan pengacara, mereka menyiapkan laporan yang akan dikirimkan ke pengadilan. Namun, Yudha tahu bahwa meski ia memiliki niat untuk melakukan yang benar, risiko bagi dirinya dan rekan-rekannya semakin besar.

"Ini bukan hanya tentang menegakkan hukum," kata Yudha pada Bening. "Ini tentang memulihkan kepercayaan publik terhadap polisi dan sistem hukum kita. Kita tidak bisa biarkan orang seperti Andra terus mengendalikan semuanya."

Sementara itu, di kantor Raya Corp., Andra semakin panik. Ia tahu bahwa semakin banyak orang yang mulai mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun ia memiliki pengaruh yang sangat besar, ia tak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa jalan menuju kemenangan semakin sempit.

Namun, Andra masih memiliki kartu truf. Di balik semua kekacauan ini, ia memiliki rencana cadangan untuk memastikan bahwa dirinya tetap aman.

---

Malam itu, rencana besar mereka mulai dijalankan.

Karina menaiki mobil tim forensik kepolisian menuju ke BFNI dengan membawa dokumen yang diselamatkan dari server Raya Corp. Misinya jelas: memastikan keaslian bukti tersebut dan menguatkan posisi tim di pengadilan. Sementara itu, Nares, Biru, dan beberapa anggota kepolisian bersenjata lengkap bersiap untuk operasi penangkapan di kediaman Andra. Di sisi lain, Juan dan Bening sedang dalam perjalanan menuju pengadilan, membawa dokumen penting yang diberikan Yudha.

Setiap langkah dari rencana ini saling bergantung, dan kegagalan salah satu dari mereka bisa menghancurkan semuanya.

---

Sesampainya di laboratorium, Karina segera memanggil timnya untuk memulai pemeriksaan dokumen dari Raya Corp. Ia menyisir data tersebut dengan teliti, mencari tanda-tanda keaslian seperti tanda tangan, jejak digital, dan bukti transfer uang ilegal.

"Aku butuh hasil secepat mungkin," kata Karina kepada timnya. "Setiap detik berharga."

Tim bekerja tanpa henti, sementara Karina merasa ada sesuatu yang mengganjal. Ia memandang ke arah jendela laboratorium, merasa seperti sedang diawasi.

Di kediaman Andra, Nares dan Biru bergerak dengan hati-hati.

Mereka mengendap-endap melewati penjagaan ketat. Andra jelas sudah memperkuat pertahanannya setelah bocornya data Raya Corp.

"Kita harus menangkapnya hidup-hidup," bisik Nares kepada Biru.

Biru mengangguk, menggenggam erat komunikatornya. "Dan kita harus menemukan apapun yang dia sembunyikan di sini."

Namun, mereka mulai menyadari bahwa jumlah penjaga jauh lebih banyak dari yang diperkirakan.

Di perjalanan menuju pengadilan, Juan dan Bening bersiap menghadapi babak baru.

"Setelah dokumen ini masuk ke pengadilan, Andra tidak akan punya celah lagi untuk berkelit," kata Bening yakin.

"Tapi kita harus sampai ke sana dulu," balas Juan sambil melirik kaca spion, memastikan tidak ada yang mengikuti mereka.

Namun, sebelum mereka bisa mencapai tujuan, sebuah mobil hitam melaju kencang dari arah berlawanan. Mobil itu menabrak kendaraan mereka dengan keras, membuat Juan dan Bening terhempas ke depan.

---

Di BFNI, Karina dan timnya dikejutkan oleh sekelompok pria berjas hitam yang menyerbu masuk ke laboratorium. Karina mencoba melawan, tetapi salah satu pria itu memukulnya hingga pingsan.

Di kediaman Andra, Nares dan Biru dikepung oleh pasukan bersenjata yang lebih besar. Meskipun mereka berusaha bertahan, mereka akhirnya kalah jumlah.

---

Beberapa jam kemudian, di tempat yang tidak diketahui.Bening terbangun dengan kepala berdenyut dan tangan terikat di kursi. Di ruangan yang sama, Juan duduk dengan kepala menunduk, darah mengalir dari pelipisnya.

"Dimana kita?" tanya Bening dengan suara serak.

Sebuah suara dingin terdengar dari sudut ruangan. "Kalian berada di tempat yang seharusnya-di bawah kendali kami."

Bening menoleh dan melihat seorang pria berjas hitam berdiri di depan mereka, senyumnya penuh kemenangan.

"Dan teman-temanmu?" pria itu melanjutkan. "Mereka juga dalam genggaman kami."

Bening merasakan amarah dan ketakutan bercampur dalam dirinya, tapi ia tetap mempertahankan ekspresi tegasnya.

"Jika kau pikir ini akan menghentikan kami," katanya dingin, "kau salah besar."

Pria itu mendekat, menatapnya dengan tajam. "Andra Raynold tidak bisa dijatuhkan, Nona Hakim. Kalian akan belajar hal itu dengan cara yang sulit."

---

Di luar, Yudha menyadari ada yang salah.
Ketika ia kehilangan kontak dengan timnya, ia segera mengumpulkan informasi. Laporan dari lapangan menunjukkan adanya kecelakaan di jalan menuju pengadilan, serangan di BFNI, dan baku tembak di kediaman Andra.

"Ini semua terkoordinasi," gumam Yudha, merasakan beban di dadanya semakin berat.

Ia tahu, jika ia tidak bertindak cepat, semuanya akan berakhir sebelum mereka sempat melawan.




















Jangan lupa pencet tombol bintangnyaa...
See you...

Judgment Code [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon