SMA Cahaya Nusantara – Pagi Hari
Langit mendung menggantung rendah di atas gedung sekolah. Suasana masih terasa muram setelah kejadian kemarin. Siswa-siswi berjalan dengan langkah berat, sebagian membicarakan kejadian itu dengan bisik-bisik, sementara yang lain memilih diam dan menundukkan kepala.
Nares Aryasatya berdiri di depan pintu masuk sekolah, matanya tajam menelusuri setiap sudut area. Biru Langit berdiri di sampingnya, memainkan bolpoin di tangannya, sementara Karina Dewi Firmansyah berjalan menuju lokasi kejadian di taman belakang sekolah, tempat korban ditemukan.
"Aku masih merasa ada yang aneh," gumam Karina sambil menyelipkan sarung tangannya. "Sesuatu tidak cocok dengan luka-luka yang kemarin kulihat saat otopsi."
Nares mengangkat alis. "Apa yang kamu curigai?"
Karina tidak menjawab langsung. Ia berjongkok, mengamati bekas darah kering yang membekas di rerumputan. Dengan hati-hati, dia mengumpulkan beberapa sampel dengan kapas steril dan memasukkannya ke dalam tabung kecil.
Beberapa menit kemudian, Karina berdiri dan menatap Nares. "Ini bukan hanya darah korban," ucapnya dengan nada serius. "Ada jenis darah lain yang bercampur di sini."
Mata Nares menyipit, sorot matanya berubah tajam. "Darah lain?"
Karina mengangguk, menyodorkan tabung itu ke arah Nares. "Aku akan periksa lebih lanjut di laboratorium. Tapi, aku cukup yakin ini bukan hanya milik satu orang."
Nares tersenyum miring, sorot matanya berbinar seolah menemukan potongan puzzle yang selama ini ia cari. "Akhirnya kita menemukan petunjuk lain," ucapnya pelan, suaranya penuh kepuasan.
Biru yang sedari tadi mengamati mereka dari jauh segera melangkah mendekat. "Ada perkembangan?" tanyanya penasaran.
Nares menyandarkan punggungnya ke pagar besi dekat taman dan menyilangkan tangan. "Sangat bagus. Kita mungkin akan segera menangkap pelakunya."
Biru mengangkat bahu, ekspresi di wajahnya masih skeptis. "Jangan terlalu percaya diri dulu. Ini baru awal."
Karina menyeringai dan menepuk bahu Nares sebelum berjalan menjauh. "Aku akan kabari kalian setelah hasil lab keluar. Tapi Nares, jangan lupa, kadang pelaku yang sesungguhnya adalah orang yang tidak kita duga."
Nares mengangguk pelan, matanya tetap mengawasi sekitar.
Ruang Kepala Sekolah – Siang Hari
Nares dan Biru duduk di depan Pak Arman, kepala sekolah yang terlihat semakin lelah. Wajahnya tampak menua dalam sehari, seolah bertahun-tahun beban menumpuk di pundaknya.
"Kami sudah memeriksa rekaman CCTV tiga bulan terakhir," kata Nares membuka percakapan. "Namun, rekaman di hari kejadian… sepertinya bersih. Terlalu bersih."
Pak Arman menatap Nares dengan dahi berkerut. "Apa maksudmu?"
Biru menyandarkan punggungnya ke kursi. "Seolah-olah seseorang telah menghapus atau memanipulasi rekaman tersebut."
Pak Arman terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. "Saya tidak tahu siapa yang bisa melakukan hal seperti itu. Hanya saya dan bagian IT yang memiliki akses ke rekaman."
Nares menatapnya tajam. "Kami ingin berbicara dengan staf IT yang bertanggung jawab."
Pak Arman mengangguk. "Baik, saya akan panggilkan dia."
Koridor Sekolah – Sore Hari
Setelah berbicara dengan staf IT, tidak banyak informasi yang didapat. Staf tersebut mengaku tidak menyentuh rekaman apapun. Namun, Nares merasa ada sesuatu yang janggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Judgment Code [END]
Misteri / ThrillerJudul: Judgment Code Genre: Thriller, Misteri, Kriminal, Drama Tema: Keadilan, Persahabatan, Konspirasi, Pengorbanan --- Sinopsis: Di balik hiruk-pikuk kota yang tampak tenang, tersembunyi rahasia kelam yang siap meledak kapan saja. Sebuah kasus pem...
![Judgment Code [END]](https://img.wattpad.com/cover/356769495-64-k525381.jpg)