JUDGMENT CODE : JUDOL(6)

143 28 3
                                        

Biru dengan cekatan menemukan informasi tentang Andra Raynold yang dikatakan sedang berada di luar negeri. Namun, Nares merasa curiga bahwa itu mungkin informasi palsu. Tidak mungkin Andra berada di luar negeri begitu saja, terutama setelah semua yang terjadi. Biru kembali duduk di kursinya dengan lemas, menyadari betapa panjang dan rumitnya kasus ini.

Saat suasana di ruang kepolisian terasa tegang, tiba-tiba terdengar dering telepon. Nares melihat layar, dan itu adalah panggilan dari Karina. Ia segera mengangkat telepon itu.

"Karina, ada apa?" tanya Nares dengan nada khawatir.

Suara Karina terdengar panik dan cemas. "Juan... Juan dalam keadaan kritis! Sepertinya... dia... dia tidak akan bertahan!" Karina hampir tidak bisa menahan isaknya.

Mendengar itu, Nares segera memberi perintah kepada Biru. "Kita ke rumah sakit sekarang!" kata Nares, dan tanpa menunggu lebih lama lagi, mereka bergegas menuju rumah sakit.

---

Di rumah sakit, suasana semakin mencekam. Karina berdiri di luar kamar perawatan, wajahnya pucat dan penuh kecemasan. Ketika Nares dan Biru tiba, mereka langsung menghampirinya.

"Apa yang terjadi?" tanya Nares, menyelidik.

Karina mengusap air matanya, mencoba menenangkan diri. "Dokter bilang kondisinya sangat kritis. Jika tidak segera ditangani, dia... dia mungkin tidak akan bertahan."

Biru yang mendengar itu langsung merasa cemas. "Kita harus mencari cara untuk membantu Juan. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi padanya? Kenapa kondisinya bisa begitu buruk?"

Karina menggigit bibirnya, tampak bingung dan takut. "Aku tidak tahu. Tapi aku rasa ini ada hubungannya dengan apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Kita harus berhati-hati, Nares. Aku merasa ada yang tidak beres."

Nares menatap Karina dengan serius, matanya penuh tekad. "Kita akan cari tahu semuanya. Untuk Juan, kita harus mencari tahu siapa yang ada di balik semua ini."

Setelah percakapan singkat itu, mereka bergegas memasuki ruang perawatan, di mana Juan terbaring lemah dengan alat-alat medis terpasang di tubuhnya. Karina duduk di sisi tempat tidur Juan, memegang tangannya dengan erat.

Nares dan Biru bertukar pandang, menyadari bahwa mereka harus bergerak lebih cepat. Waktu sudah tidak berpihak pada mereka. Mereka harus segera mengungkap siapa yang berusaha menyakiti Juan dan mengapa.

---

Bening, yang kesehatannya mulai pulih, tiba di rumah sakit dengan kursi roda yang didorong oleh ayahnya. Sejak kejadian itu, ia merasa cemas tentang kondisi Juan, yang masih dalam keadaan koma. Setelah berbicara dengan ayahnya, Bening memutuskan untuk mengunjungi Juan meskipun masih merasa lemah.

Sesampainya di rumah sakit, Bening meminta ayahnya untuk menunggu di luar sementara ia akan masuk ke kamar Juan. Ayahnya mengangguk dan duduk di bangku panjang dekat pintu. Bening melanjutkan perjalanan menuju ruang perawatan dengan kursi roda. Dalam hatinya, ia terus berdoa agar Juan segera pulih.

Sesampainya di depan pintu kamar, Bening melihat Karina yang sedang duduk di kursi dekat tempat tidur Juan, wajahnya tampak pucat dan cemas. Ketika Bening memasuki ruangan, Karina menoleh dan terlihat sedikit terkejut, tapi ia segera tersenyum lemah.

"Bening, kamu sudah lebih baik?" tanya Karina, mencoba mengontrol emosinya.

Bening mengangguk dan mendekat ke sisi tempat tidur Juan. Ia memandang pria yang telah lama dikenalnya itu dengan hati yang berat. "Aku berharap dia bisa segera bangun," kata Bening pelan, menatap Juan yang terbaring tak berdaya.

Karina menghela napas. "Aku juga... Aku takut kalau-kalau kita tidak punya banyak waktu."

Bening menyentuh tangan Juan dengan lembut, mencoba memberi sedikit kehangatan. "Juan adalah orang yang kuat. Aku yakin dia akan bertahan," jawab Bening, meskipun hatinya penuh kekhawatiran.

Judgment Code [END]Where stories live. Discover now