JUDGMENT CODE : Rumit (1)

Start from the beginning
                                        

Nares menatap Bening. "Kita harus ke hotel itu sekarang juga. Aku tidak yakin mereka akan membiarkan rekaman CCTV bertahan lebih lama."

Biru mengangguk, memasukkan tangan ke dalam saku jaketnya. "Aku akan menghubungi seorang teman yang bekerja di bagian keamanan hotel. Kalau beruntung, dia bisa membantu kita mendapatkan akses ke rekaman."

Karina terlihat ragu. "Tapi ini sangat berisiko. Bagaimana jika mereka sudah memasang orang untuk mengawasi hotel? Kita bisa ketahuan."

Bening menatap Karina dengan tegas. "Risiko selalu ada, tapi kita tidak punya pilihan lain. Kalau kita tidak bertindak sekarang, bukti itu bisa lenyap selamanya."

Nares mengangguk, sependapat. "Biru, hubungi temanmu. Kita akan pergi bersama. Karina, kau tetap di sini dan awasi kondisi Juan. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan, langsung beri tahu kami."

Karina tampak ingin membantah, tetapi akhirnya mengangguk setuju. "Baiklah. Hati-hati, kalian."

Di Hotel

Mereka tiba di hotel bintang lima tempat insiden awal terjadi. Bangunan itu megah, lampu-lampunya bersinar terang meski malam sudah larut. Nares, Bening, dan Biru memasuki lobi dengan langkah hati-hati.

Teman Biru, seorang pria berseragam keamanan, menemui mereka di sudut lobi. Ia berbicara dengan suara pelan, jelas-jelas khawatir terlihat membantu mereka.

"Aku hanya bisa memberi kalian akses ke rekaman malam itu, tapi cepat. Kalau ketahuan, pekerjaanku bisa hilang," katanya sambil mengeluarkan kartu akses.

"Terima kasih, Awan. Kami akan melakukannya secepat mungkin," ujar Biru dengan nada tulus.

Mereka menuju ruang kontrol CCTV di lantai bawah tanah. Bening tidak bisa menahan rasa gugupnya, sementara Nares tetap tenang dan waspada. Setelah memasuki ruangan kecil itu, Awan mulai mencari rekaman sesuai tanggal yang mereka minta.

"Ada di sini," ujar Awan, menunjuk layar. "Tapi... tunggu sebentar."

Mereka melihat rekaman yang menunjukkan seorang pria berjas hitam memasuki lift bersama seorang pria muda. Wajah pria muda itu terlihat jelas. Itu adalah pelaku yang selama ini dilindungi oleh hukum.

"Dia," kata Bening, menunjuk layar. "Dia pelakunya."

Nares memperhatikan rekaman lebih lanjut. Setelah beberapa menit, mereka melihat pria berjas hitam yang sama keluar dari lift, tetapi kali ini ia sendirian. Pria muda itu tidak terlihat lagi.

"Apa yang terjadi di antara waktu itu?" tanya Nares.

Awan menggelengkan kepala. "Itu aneh. Lift itu harusnya menuju lantai kamar pria muda itu. Tapi kenapa dia tidak keluar bersama pria itu?"

Biru mengamati waktu pada rekaman. "Ini tidak cocok. Rekaman ini sepertinya sudah dipotong."

Bening mengepalkan tangannya. "Mereka sudah mulai membersihkan jejaknya."

Nares menyentuh bahu Bening, memberi isyarat untuk tenang. "Kita setidaknya punya sesuatu. Wajah pria muda itu sudah jelas terlihat. Ini adalah langkah awal."

Awan menatap mereka dengan khawatir. "Kalian harus pergi sekarang. Kalau mereka tahu kalian sudah melihat ini, situasi bisa jadi buruk."

Nares mengangguk. "Terima kasih, Awan. Kau sudah membantu kami lebih dari cukup."

Di Jalan Keluar

Saat mereka meninggalkan hotel, suasana terasa lebih tegang. Nares memastikan tidak ada yang mengikuti mereka, sementara Bening terus memikirkan langkah berikutnya.

"Setidaknya kita tahu pelakunya," ujar Bening. "Tapi ini belum cukup. Kita perlu bukti lebih kuat untuk mengaitkan dia dengan orang-orang yang melindunginya."

Biru menghela napas panjang. "Kita juga harus berhati-hati. Orang-orang ini tidak main-main."

Nares menghentikan langkahnya sejenak, menatap Bening dengan tatapan penuh tekad. "Bening, kau yakin ingin melanjutkan ini? Jika kita terus maju, semuanya akan semakin berbahaya. Ini bukan lagi tentang keadilan biasa, tapi melawan orang-orang yang punya kekuasaan besar."

Bening menatap balik Nares, sorot matanya penuh keyakinan. "Aku tidak peduli seberapa besar kekuasaan mereka. Aku hanya peduli pada kebenaran. Kalau kita tidak melawan, siapa lagi yang akan melakukannya?"

Nares mengangguk pelan. "Baiklah. Kita akan melawan mereka bersama-sama."

Bening tersenyum kecil, merasa lebih kuat dengan dukungan mereka. Di tengah kegelapan malam, mereka berjalan menuju mobil, membawa harapan baru untuk menemukan kebenaran di balik sistem yang korup.
















Ayoo makin rumit dehh...
Jangan lupa pencet tombol bintangnyaa..
See you...

Judgment Code [END]Where stories live. Discover now