"Selamat datang di Arus Penyu. Aku Samsara. Ada yang bisa kubantu?" sambung penyu itu.
"Uh ... tidak. Tidak ada," kata Poha. Dia sebenarnya ingin menambahkan kata 'Tuan', tetapi takut malah menyinggung penyu ramah itu. Siklus umur penyu adalah yang paling berbeda di antara rata-rata spesies makhluk laut lainnya. Mereka baru dianggap dewasa saat melewati umur 35 tahun, sementara di umur yang sama ikan-ikan lain mungkin sudah melahirkan keturunan ke-tiga atau mati dengan tenang. Jadi bisa saja Samsara di hadapannya masihlah remaja atau malah anak-anak.
"Terima kasih, Samsara. Kami hanya ingin mencari seekor penyu," sambung Tehere. Mereka baru saja ingin berenang pergi sebelum Samsara menghentikannya lagi.
"Siapa namanya?" tanya penyu itu. "Aku kenal semua penyu di sini."
Talis melipat siripnya ke tubuh. Dia tahu kalau kawanan penyu cerdas, tetapi dia sangsi Samsara benar-benar mengenal semua penyu.
"Marino ...," kata Poha tiba-tiba, membuat Tehere mengayunkan siripnya untuk mendorong ikan buntal itu, tetapi Poha hanya menatapnya seolah berkata 'kenapa?'.
"Marino Parakai? Penyu Belimbing itu? Lewat sini." Samsara berenang tanpa menunggu persetujuan mereka. Sebenarnya tak ada yang tahu nama belakang Marino, tetapi tak ada juga yang protes soal rencana mengikuti Samsara. Mereka tetap mengikuti dari belakang.
"Apa kalian berdua Konihi dan Piri?" tanya lagi Samsara.
"Tidak, dan ya," jawab Talis.
"Kalau begitu untuk urusan apa seekor hiu, remora, dan ikan buntal seperti kalian dengan Marino?"
"Dengar. Kau penyu yang baik, tetapi kami sedang buru-buru," kata Talis cepat. "Dan kami sebenarnya tidak begitu yakin apakah ini Marino yang sama, tetapi mari cepat."
Samsara terkekeh pada hiu itu. "Di Arus Penyu hanya ada satu penyu yang mau menghabiskan waktunya bermain-main dengan ikan, dan di antara banyak Marino, hanya pejantan Parakai saja yang mau cukup bodoh untuk melakukannya."
"Tunggu, apa?" Sirip Talis sontak menegang. "Kenapa kau berpikir kami teman Marino?"
Samsara berbalik, tetapi masih terus berenang ke belakang. "Jangan khawatir, ikan-ikan. Aku tahu kalau Marino sudah berteman dengan ikan sejak lama, dia sering bercerita tentang teman-teman herbivora dan bahkan karnivora-nya. Aku hanya tidak tahu kalau itu adalah hiu, ikan remora, dan ikan buntal."
"Marino sungguh bercerita tentang kami?" kata Talis lagi, seketika dia merasa cemas.
"Sudah kubilang jangan khawatir, hiu besar. Kami penyu percaya pada kesetaraan spesies. Di Solaris, rantai makanan bagi makhluk tingkat tinggi seperti kita adalah mitos belaka. Hiu, penyu, atau ikan apapun pada akhirnya sama."
Saat Samsara kembali berenang ke depan, Talis bergantian menatap Tehere dan Poha. Mereka tak berkata apa-apa selain sirip yang terangkat. Bagaimanapun, kalau ternyata memang Marino tidak sungguh-sungguh merahasiakan persahabatannya dengan seekor hiu dan ikan-ikan sejak dulu, tak ada masalah yang pernah menghampiri mereka.
"Jadi kau ... siapanya Marino?" tanya balik Talis.
"Aku saudaranya."
"Uh ... aku mungkin bukan penyu, tetapi aku tahu kau penyu hijau, bukan penyu belimbing," kata Poha dengan ekor terangkat.
"Di sini kami semua saudara. Penyu hijau, penyu belimbing, penyu sisik, atau penyu apapun. Kita sama-sama hewan dengan cangkang," ucap Samsara. Kedua siripnya bergerak dengan aktif dan entah mengapa itu membuat Poha sedikit kesal. Sangat mirip Marino saat dia jadi sok pintar dan mengatakan sesuatu yang konyol. Apa semua penyu memang seperti ini?
YOU ARE READING
Apex et Appendix
Adventure(3rd Place In Daily Clover Marathon 2025) Yang mereka tahu, hiu adalah predator di lautan, tetapi yang tinggal di distrik Solaris lebih tahu kalau yang teratas adalah dari kalangan orca. Spesies yang kejam dan otoriter, tak segan menghabisi setiap i...
Chapter 4
Start from the beginning
