"Ya. Apa hubungannya masalah komunitasmu dengan aku yang ingin menjadi Konihi?" sambung Talis.
"Kutanya kau, Talis." Mata kecil Anera menatap sahabat hiunya dengan serius. "Apa kau benar-benar mau menjadi Konihi? Apa kau sudah siap menjadi salah satu yang akan mematikan ikan-ikan saat kau dewasa?"
"Uh ... ya ...?" ucapnya dengan canggung. "Lagipula pilihan apa yang kupunya?"
"Kau sungguh-sungguh? Kau tidak akan mundur, kan?" tanya lagi Anera.
"Astaga, katakan saja apa maumu? Jangan bikin kami mati penasaran!" ucap Poha tak lagi sabar.
Lalu jawaban itu datang, tetapi bukan dari Anera, atau Talis, apalagi Marino. Melainkan Rake. Ekornya sontak bergerak tak karuan saat berkata. "Kau-Kau mau Talis memakanmu?!"
"Apa?!" Talis sontak berteriak.
"Jangan berisik! Kau tidak mau ada yang mendengar kita, kan?" Insang Anera menggembung berkali-kali. "Tapi, ya. Talis. Aku mau kau memakanmu."
Bukan hanya Talis, tetapi yang lain juga sama terkesiapnya. "Oh, tidak! Kau pasti sudah gila." Marino lantas menaruh kedua siripnya di atas kepala. "Ayahku benar! Kalian para ikan selalu saja ingin mati lebih dulu!"
"Dengarkan aku baik-baik!" tukas Anera menghentikan mereka. "Aku terpaksa melakukan ini. Ikan-ikan di komunitasku memaksaku."
"Mereka memaksamu mati? Mereka memaksamu dimakan oleh hiu?" tanya Talis masih tak percaya.
"Bukan, bodoh. Mereka memaksaku menjadi pejantan." Lalu sejenak senyap. Tak ada yang berbicara. Semuanya berusaha mencerna dengan baik kata-kata Anera, terutama Talis. Dia tak mengerti apa yang Anera maksudkan. Dia tak mengerti apa hubungan kematian seekor pejantan di komunitas Anera dengan keinginannya untuk dimakan oleh hiu.
Lalu Marino bergumam pelan, dia sudah paham. "Musim kawin ...."
"Oh ...," kata Poha. "Kau akan menikah ...."
"Ya," ujar Anera, terdengar malu.
"Tapi ... itu hal yang bagus, kan? Jadi kenapa kau malah ingin mati?" tanya Tehere. Seperti Talis, dia masih tak mengerti permasalahan sahabatnya.
Aku tidak ingin menjadi pejantan. Itu proses yang panjang dan menyakitkan. Aku dipaksa memproduksi testosteron dalam jumlah yang besar. Kalau kulakukan, aku bukan lagi Anera dalam beberapa bulan ke depan. Mungkin aku akan jadi Arata atau yang lain. Pokoknya aku tidak mau."
"Dan menurutmu mati itu lebih enak?" tanya Marino masih tak percaya dengan keinginan Anera.
"Ya," ketus ikan malaikat itu.
Talis mencoba tertawa dengan situasi yang ada. Dia berpikir apakah ini adalah ujian. Apa itu sebabnya Anera meminta untuk bertemu? Beberapa minggu lalu Talis pernah mengatakan pada mereka kalau dia akan masuk akademi Konihi saat sudah dewasa. Mungkin yang terjadi saat ini adalah teman-temannya diam-diam bekerja sama untuk melihat sejauh mana keteguhan hati Talis.
"Talis. Kau harus memakanku," kata Anera sekali lagi.
"Tidak," tolak Talis. "Yang benar saja. Aku tidak mungkin memakanmu."
"Kau harus!"
"Tidak!" ulangnya tegas. "Kau temanku, Anera. Aku tidak mungkin memakanmu."
"Kau pada akhirnya akan memakan kami semua kalau kau sudah jadi Konihi. Jadi apa bedanya?"
"Tapi aku belum menjadi Konihi!"
"Memang apa bedanya? Kalau kau tidak bisa memakanku sekarang. Kau tidak akan pernah bisa menjadi Konihi yang hebat."
YOU ARE READING
Apex et Appendix
Adventure(3rd Place In Daily Clover Marathon 2025) Yang mereka tahu, hiu adalah predator di lautan, tetapi yang tinggal di distrik Solaris lebih tahu kalau yang teratas adalah dari kalangan orca. Spesies yang kejam dan otoriter, tak segan menghabisi setiap i...
Chapter 1
Start from the beginning
