"Maaf mengganggu, Bu," ucap Nares sopan sambil duduk di sofa. "Kami ingin bertanya beberapa hal mengenai Rafael. Kami harap ini tidak terlalu mengganggu."
Ibu Rafael mengangguk pelan, suaranya lirih saat menjawab, "Tidak apa-apa... Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anakku."
Biru membuka buku catatannya, sementara Nares mulai bertanya, "Kapan terakhir kali Ibu berbicara dengan Rafael?"
"Tiga hari sebelum dia ditemukan... Saat itu dia terlihat baik-baik saja. Rafael sempat bercerita tentang proyek baru di kantornya. Aku sama sekali tidak menyangka dia terlibat dalam judi online." Matanya mulai berkaca-kaca.
Nares bertukar pandang dengan Biru sebelum melanjutkan, "Apakah Rafael pernah bercerita tentang masalah keuangan?"
Ibu Rafael menggeleng pelan. "Tidak... Rafael selalu tampak percaya diri dengan bisnisnya. Dia pernah bilang, bisnisnya berjalan lancar."
Biru menuliskan sesuatu di buku catatannya. "Bagaimana dengan teman dekat atau rekan bisnis Rafael? Apakah ada yang terlihat aneh atau mencurigakan belakangan ini?"
Ibu Rafael terdiam sejenak, tampak berpikir. "Ada satu orang... Raka, teman dekat Rafael sejak kuliah. Mereka sempat menjalankan bisnis bersama, tapi belakangan ini Rafael jarang menyebut namanya."
Nares memperhatikan detail itu. "Apakah Ibu memiliki kontak Raka?"
"Ya, aku bisa memberikannya." Ibu Rafael mengambil ponselnya dan memberikan nomor Raka kepada mereka.
Setelah berpamitan, Nares dan Biru menuju mobil.
"Biru, apa menurutmu Raka ini punya kaitan dengan kasus Rafael?" tanya Nares saat mereka mulai melaju.
"Entahlah... Tapi kalau mereka dekat sejak lama, dan Rafael tiba-tiba menjauh, itu patut dicurigai." Biru menghela napas panjang. "Kita hubungi dia sekarang."
Nares mengetik nomor Raka dan menunggu beberapa detik. Panggilan tersambung.
"Halo, ini Raka."
"Selamat pagi, Raka. Saya Nares dari kepolisian. Kami sedang menyelidiki kasus Rafael Sanjaya. Bisakah kami bertemu dengan Anda untuk membicarakan beberapa hal?"
Di seberang sana, terdengar suara hening sejenak sebelum Raka menjawab, "Baik... Kita bisa bertemu di kafe dekat kantor saya. Saya akan kirimkan lokasinya."
Setelah menerima pesan lokasi dari Raka, Nares dan Biru bergegas menuju kafe tersebut.
Beberapa jam kemudian
Raka duduk di pojok kafe, mengenakan kemeja putih dengan jas abu-abu. Wajahnya tampak tenang, tapi matanya menunjukkan sesuatu yang sulit dibaca.
"Terima kasih sudah mau bertemu," ucap Nares sambil duduk.
Raka mengangguk. "Apa yang ingin kalian tanyakan tentang Rafael?"
Biru membuka percakapan, "Kapan terakhir kali Anda bertemu Rafael?"
"Seminggu yang lalu. Dia sempat minta bantuan mengenai utangnya, tapi aku tidak bisa banyak membantu."
Nares mengangkat alis. "Utang? Jadi, Anda tahu tentang masalah judi online yang menjerat Rafael?"
Raka terdiam beberapa detik. "Ya... Aku tahu. Rafael mulai berjudi sejak enam bulan lalu. Awalnya dia hanya ingin iseng, tapi semakin lama, dia terjerat lebih dalam."
Biru bersandar ke kursinya. "Kenapa dia tidak berhenti?"
"Karena dia menang besar di awal. Itu membuatnya ketagihan. Tapi setelah itu, Rafael mulai kalah berturut-turut. Dia meminjam uang dari pinjaman online dan rentenir untuk mencoba membalikkan keadaan."
YOU ARE READING
Judgment Code [END]
Mystery / ThrillerJudul: Judgment Code Genre: Thriller, Misteri, Kriminal, Drama Tema: Keadilan, Persahabatan, Konspirasi, Pengorbanan --- Sinopsis: Di balik hiruk-pikuk kota yang tampak tenang, tersembunyi rahasia kelam yang siap meledak kapan saja. Sebuah kasus pem...
JUDGMENT CODE : JUDOL (1)
Start from the beginning
![Judgment Code [END]](https://img.wattpad.com/cover/356769495-64-k525381.jpg)