Sama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto?
*Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
"Kami pergi dulu" Ucap Wayu, kemudian dia menjalankan motornya pergi dari sana.
Fah menatap kepergian Wayu dan Singto dengan tatapan sedih, entahlah, dia pikir dia sudah benar-benar melupakan Wayu tapi sepertinya masih ada sedikit rasa di hatinya. Segera, Fah yakin, rasa itu akan hilang secepatnya, apa lagi saat melihat keduanya tampak bahagia, terlihat Singto memeluk erat tubuh Wayu dari belakang, dan Wayu mengendarai motornya dengan sebelah tangan karna sebelah tangannya di gunakannya untuk menggenggam tangan Singto yang melingkar di perutnya.
"Kenapa Phi jarang menggunakan motor?" Tanya Singto.
"Panas." Ucap Wayu seadanya.
"Tapi aku suka naik, motor, Phi. Terakhir aku naik motor saat aku masih kecil dulu" Ucap Singto.
"Benarkah?" Ucap Wayu tak percaya, dia pikir dia orang yang paling lama tidak naik motor, tapi ternyata Singto lebih lama lagi darinya.
"Ya, saat bersama papa ku dulu" Ucap Singto sambil tersenyum, dan Wayu dapat melihat jelas senyum manis Singto melalui kaca spion yang memang sengaja Wayu arahkan ke arah Singto agar dia dapat melihat wajah cantik suaminya.
Wayu memilih untuk diam, tak lagi melanjutkan pembicaraan mereka, dia hanya takut salah bicara dan Singto akan tersinggung, Wayu tahu papa dan mama Singto bercerai, bahkan papa Singto tak hadir di pesta pernikahan mereka waktu itu, Singto juga tak ada mengatakan apapun, dan sepertinya Singto sendiri yang enggan untuk mengundang papanya.
Wayu membawa Singto ke restoran terdekat dari rumah mereka, dia benar-benar tak tahan terlalu lama di jalanan, berpanas-panasan meskipun hadiahnya di peluk oleh Singto.
"Apa baby menginginkan sesuatu?" Tanya Wayu.
"Tidak" Ucap Singto sembari melihat buku menu.
"Jika kamu menginginkan sesuatu katakan pada ku." Ucap Wayu.
"Iya. Setelah makan, kita ke super market sebentar phi" Ucap Singto.
Hampir 30 menit menunggu kini pesanan mereka tiba, Wayu dan Singto memulai makan siang mereka.
"Kapan kita mulai bekerja?" Tanya Singto.
"Seharusnya kita masih honeymoon sekarang" Ucap Wayu.
"Tapi aku bosan berdiam diri di kamar selama 3 hari ini"
"Salah mu sendiri, kenapa mendiamkan ku selama 3 hari?" Ucap Wayu.
"Phi memang pantas untuk di diamkan!" Ucap Singto sinis.
"Maafkan aku" Ucap Wayu, Singto mau bicara dengannya sekarang sudah lebih dari cukup untuk Wayu, itu sebabnya dia meminta maaf karna takut Singto akan mendiamkannya lagi.
Singto tersenyum di sela-sela kegiatan makannya, dia suka Wayu selalu meminta maaf lebih dulu, dan selalu mengalah padanya, sebenarnya Singto sudah memaafkan Wayu sejak kemarin, hanya saja dia suka melihat Wayu yang terus meminta maaf padanya, dia suka melihat wajah sedih Wayu saat di abaikan olehnya.
Setelah makan, sesuai permintaan Singto tadi, sebelum pulang mereka ke super market lebih dulu, Wayu membawa keranjang belanja sekarang sambil terus mengikuti kemana Singto pergi. Singto mengambil beberapa cemilan, dan juga susu hamil, setelah itu Wayu mengantri di kasir untuk membayar.
***** "Mandi bersama..." Ucap Wayu saat melihat Singto hendak membuka pintu kamar mandi.
"Tidak!" Tekan Singto tajam kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi.
Hampir 10 menit berada di dalam kamar mandi, kini Singto keluar dengan bathrobe yang menutup tubuh polosnya, Wayu menatap Singto intens sehingga membuat Singto memeluk tubuhnya sendiri.
"Mandi, Phi" Ucap Singto.
"Ya" Ucap Wayu.
*** Pukul 8 malam, Wayu dan Singto masuk ke kamar mereka setelah berbicara ringan dengan mama Lisa di ruang keluarga, Singto mengambil novelnya, dan melanjutkan bacaannya tadi pagi mengabaikan Wayu yang duduk di sampingnya.
Wayu melihat ponsel Singto tergeletak di atas nakas, dia mengambil itu dan membukanya, Singto tahu Wayu memainkan ponselnya dan dia membiarkan itu, lagi pula tak ada hal aneh di ponselnya.
Sejujurnya ini kali pertama Wayu memegang ponsel Singto, Wayu membuka galeri, dia melihat banyak foto Krist disana.
"Kamu masih menyimpan fotonya?" Ucap Wayu sehingga membuat Singto menatap ke arah Wayu.
Wayu memperlihatkan apa yang di lihatnya. Itu foto Krist, dan tentunya foto yang Singto ambil diam-diam tanpa sepengetahuan Krist.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kenapa?" Ucap Singto.
"Kamu menyuruh ku membuang foto Weir, tapi kamu sendiri masih menyimpan fotonya" Ucap Wayu.
"Weir pernah menjadi kekasih phi, sedangkan phi Krist tak pernah menjadi kekasih ku, bukankah wajar jika aku cemburu pada Weir? Dan kenapa phi harus cemburu pada phi Krist, kami bahkan tak menjalin hubungan?" Ucap Singto.
"Apa kamu masih mencintainya?" Tanya Wayu.
"...."
"Itu artinya iya?" Ucap Wayu karna Singto tak menjawab.
"Tidak, phi. Aku sudah melupakan phi Krist" Ucap Singto.
"Aku tahu kamu terpaksa menikah dengan ku" Gumam Wayu sedih.
"Phi boleh menghapus fotonya. Aku bahkan lupa ternyata aku masih menyimpan foto phi Krist, percayalah aku sudah lama tak melihat itu" Ucap Singto.
Wayu menyimpan ponsel Singto di atas nakas, dia memegang pipi Singto sembari menatap mata Singto.
"Aku tak akan melakukan itu, aku ingin kamu melakukannya sendiri nanti" Ucap Wayu.
"Ya, aku akan menghapusnya nanti" Ucap Singto.
"Aku percaya padamu" Ucap Wayu.
"Apa phi juga akan percaya jika aku mengatakan aku mencintai phi?" Ucap Singto.
Wayu terdiam mendengarnya, entahlah dia harus percaya atau tidak. Singto mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Wayu.
"I love you, Phi Yu" Ucap Singto.
"I love you more, baby" Ucap Wayu.
Singto tersenyum mendengarnya, perlahan Wayu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Singto, kali ini ciuman Wayu sedikit menuntut dan Singto membiarkan itu.