Sama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto?
*Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
*Brukk... Terdengar suara dua orang yang bertabrakan sehingga membuat para pengunjung kafe melihat ke arah pintu masuk.
Singto meringis kesakitan sembari mengusap pantatnya yang terasa sakit, sedangkan pria yang di tabraknya berdiri sedetik setelah terjatuh seakan tak terjadi apa-apa.
"Setidaknya bantu aku berdiri" sindir Singto dengan nada sinis.
Pria itu mengulurkan tangannya ke hadapan Singto, membuat Singto menyambut tangan tersebut.
Setelah Singto berdiri, pria itu hendak melangkahkan kakinya pergi dari sana namun suara Singto mengurungkan niatnya.
"Minimal ucapkan kata maaf!?" Ucap Singto.
"Bukankah kamu yang menabrak ku lebih dulu, sama seperti minggu lalu saat di pemakaman?" Ucap pria itu.
"Kamu masih mengingatku?" Ucap Singto.
"Hmm" Ucap pria itu singkat.
Singto tersenyum kecil mendengarnya, pria yang berada di hadapannya saat ini sangat mirip dengan phi Krist-nya.
"Baiklah, maafkan aku. Apa perlu ku traktir makanan sebagai permintaan maaf dari ku?" Ucap pria itu sehingga membuat Singto tersenyum senang mendengarnya.
"Baiklah, jika kamu memaksa. Ayo cari tempat untuk duduk" Ucap Singto.
Pria itu berjalan mengikuti kemana Singto melangkah hingga mereka tiba di sebuah kursi yang berada di dekat dinding kafe tersebut.
Tak lama pelayan datang menghampiri keduanya, Singto memesan minuman dan makanan setelah itu Wayu menyebut pesanannya sendiri.
"Perkenalkan nama ku Singto" Ucap Singto setelah pelayan itu pergi dari sana.
"Wayu" Ucap pria itu singkat.
Pria cuek dan dingin yang sudah dua kali di tabrak olehnya ternyata bernama Wayu.
Pria itu sangat mirip dengan phi Krist-nya. Bahkan sifat dinginnya yang seakan tak peduli akan sekitar mengingatkan Singto pada Krist, kulit putihnya, dan hidung mancungnya, semuanya mirip dengan Krist.
"Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" Ucap Singto sambil tersenyum.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ya, Wayu terus menatapnya sejak tadi, seakan ingin mengucapkan sesuatu padanya.
"T-tidak... Maaf jika tatapan ku membuat mu risih" Ucap Wayu sembari menatap ke sembarang arah.
Tak lama pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.
Singto dan Wayu mulai memakan makanan mereka, tak ada yang mengeluarkan suara sejak tadi, Wayu sangat pendiam, Singto yang terus mencoba mencari bahan obrolan sedangkan Wayu hanya menjawab seadanya.
"Apa kamu masih sering ke makam kekasih mu?" Tanya Singto sehingga membuat Wayu tersedak makanan mendengarnya.