Part 10

432 46 14
                                        

Tok... Tokk... Tokkk!!!

Terdengar suara pintu kamarnya di ketuk sehingga membuat Singto terpaksa membuka matanya, Singto melihat jam di dinding yang baru jam 06.30 ini masih terlalu pagi untuk berangkat bekerja 'kan?

Singto beranjak dari ranjang, membuka pintu kamarnya.

"Kenapa, ma?" Ucap Singto karna tak biasanya mamanya membangunkannya seperti ini, apa lagi di jam segini.

"Teman mu sudah datang menjemput mu" Ucap Anna, mama Singto.

"Siapa?" Gumam Singto bingung, teman yang mana? Singto merasa dia tak mempunyai janji dengan teman-temannya, tapi karna penasaran, Singto berjalan ke depan untuk melihat siapa yang di maksud mamanya, Singto terkejut saat melihat keberadaan Wayu di ruang tamu rumahnya.

"T-tuan" Ucap Singto.

Wayu menatap ke arah Singto sambil tersenyum, pria itu terlihat masih sangat mengantuk, wajah khas bangun tidur dan ada sedikit saliva kering di tepi bibirnya, tapi Wayu merasa tak ilfil sedikitpun melihatnya.

"Aku datang untuk menjemput mu" Ucap Wayu yang akhirnya mengeluarkan suaranya.

Menjemput!? Sejak kapan dia dan Wayu dekat sampai Wayu harus menjemputnya!!

"T-tapi ini masih terlalu pagi" Ucap Singto.

"Aku hanya tak ingin terlambat menjemput mu" Ucap Wayu.

"Huh..." Gumam Singto yang masih mencerna semuanya, dia benar-benar bingung sekarang.

"Sing... Sebaiknya kamu segera mandi, tak baik membiarkan teman mu menunggu lama" Ucap mama Singto yang baru saja datang sembari membawa secangkir kopi panas untuk Wayu.

Anna menyimpan kopi yang di bawanya ke atas meja di hadapan Wayu.

"Silakan di minum, tuan" Ucap Anna.

"Panggil saja Wayu, tante" Ucap Wayu.

"Rasanya kurang sopan jika hanya memanggil nama" Ucap Anna.

"Tak masalah, Tante. Tolong panggil Wayu saja, tanpa embel-embel tuan" Ucap Wayu.

"Baiklah" Ucap Anna.

"Sebaiknya tuan pulang sekarang. Ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke kantor, tuan. Aku masih ingin tidur!" Ucap Singto.

"Sing... Tak boleh seperti itu!" Anna menegur anaknya.

"Tapi dia mengganggu ku. Ini bahkan di luar jam kerja ku!" Ucap Singto kesal.

"B-baiklah... Maaf mengganggu mu, aku pula--"

"Jangan, Wayu. Jangan pulang dulu, apa kamu mau sarapan bersama? Kebetulan tante memasak banyak pagi ini" Ucap Anna.

"Pulang, tuan!" Ucap Singto.

"Sing!!" Ucap mamanya tajam.

"Kebetulan sekali aku belum sarapan, apa boleh aku menumpang sarapan disini?" Ucap Wayu.

"Ya, tentu. Ayo ke dapur" Ucap Anna sambil tersenyum.

"Ayo sarapan bersama Sing" Ucap Wayu.

"Terserahlah" Gumam Singto kesal.

Anna, Wayu, dan Singto berjalan ke dapur, kini Singto dan Wayu duduk di kursi meja makan, sedangkan Anna menyajikan makanan yang di masaknya tadi ke atas meja makan.

"Cuci wajah mu dulu, Sing" Ucap mamanya.

"Kenapa?"

"Wajahmu terlihat sangat jelek dan kumal!"

"Tidak, tante. Dia terlihat manis meskipun baru bangun tidur" Ucap Wayu.

Singto menatap sinis ke arah Wayu, apa maksudnya mengatakan itu?

"Tuan mengejek ku atau memuji ku, huh?" Ucap Singto.

"Sing!" Tegur mamanya.

"Baiklah" Ucap Singto malas, Singto beranjak dari duduknya berjalan ke toilet yang ada di dapur.

Setelah mencuci wajahnya, Singto datang kembali ke meja makan. Di lihatnya mamanya dan Wayu seperti sedang membicarakan tentang bisnis, Singto memilih untuk acuh, dan memulai sarapannya.

Setelah sarapan, Singto langsung pergi dari meja makan, dia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya. Saat Singto ingin menutup pintu kamar, Wayu lebih dulu masuk ke dalam kamarnya.

"Apa yang tuan lakukan disini?" Ucap Singto.

"Mama mu menyuruh ku untuk menyusul mu ke kamar mu, karna mama mu ingin bersiap ke kantor jadi kata mama mu kasian aku jika harus menunggu sendiri di ruang tamu" Ucap Wayu.

"Bukankah memang lebih bagus menunggu di ruang tamu dari pada di kamar ku!? Aku ingin mandi, tuan!" Ucap Singto.

"Ya, lalu kenapa jika kamu ingin mandi?"

"Keluar sekarang"

"Tidak" Ucap Wayu sembari berjalan menuju ranjang Singto dan duduk di tepi ranjang.

Singto memejamkan matanya sembari menghela nafasnya, dia tahu Wayu sangat menyebalkan tapi dia tak menyangka sifat menyebalkannya itu melebihi phi Krist-nya!

Brukk!!

Singto menutup pintu kamarnya dengan kencang berharap Wayu sadar jika dia tak suka kehadiran Wayu di kamarnya. Krist bahkan tak pernah masuk ke kamarnya, bahkan saat Krist menjemputnya waktu mereka ingin berkencan Krist menunggu di ruang tamu.

Sebelum masuk ke kamar mandi, Singto mengambil pakaian kerjanya lebih dulu, dia membawa pakaian itu ke dalam kamar mandi, dia tak mungkin memakai pakaiannya di hadapan Wayu 'kan?

Hampir 30 menit berada di kamar mandi, kini akhirnya Singto keluar dari sana, di lihatnya Wayu masih duduk di tempatnya tadi, dia memainkan ponselnya sekarang.

Singto mengambil tas kerjanya, memasukan beberapa pekerjaan yang di bawanya pulang, termasuk laptop miliknya.

"Ayo, tuan" Ucap Singto setelah dia siap.

"Ya" Ucap Wayu.

Singto dan Wayu berjalan keluar dari kamar, sebelum berangkat bekerja Singto dan Wayu pamit dulu pada mama Singto setelah itu baru mereka berangkat bekerja.

Tempat parkir kantor mulai penuh oleh banyak mobil karyawan yang sudah datang lebih dulu, di sana juga ada beberapa orang yang baru saja datang, mereka semua kompak menatap ke arah Wayu dan Singto yang baru saja keluar dari mobil.

"Wow, mereka berangkat bersama?"

"Ini kali pertama aku melihat tuan Wayu berangkat bersama seseorang setelah kematian kekasihnya"

"Apa tuan Wayu menjalin hubungan dengan sekertarisnya sendiri?"

"Wajah sekertaris tuan Wayu memang sangat mirip dengan Weir, wajar jika tuan Wayu akan mudah jatuh cinta padanya"

Beberapa bisikan dari orang-orang yang ada disana terdengar oleh Singto tapi dia mengabaikan itu, Wayu juga bungkam, seakan malas untuk menegur mereka semua yang sedang membicarakan dirinya. Singto sudah menduga hal ini akan terjadi, dia pasti akan menjadi bahan gosip seluruh karyawan kantor.

"Selamat pagi, tuan" Sapa seorang wanita yang kini berjalan di samping Wayu.

Namanya Fah, dia tentu salah satu karyawan di kantor Wayu, tapi Singto tak tahu pasti jabatannya apa karna memang mereka tak saling mengenal, Singto tahu namanya karna wanita itu beberapa kali menyapa Wayu, dan Wayu pernah sekali memanggil dia Fah, hanya itu yang Singto tahu, dia merasa dia tak perlu tahu tentang Fah dan memang tidak ingin tahu. Cukup yang dia tahu wanita itu berusaha untuk mendekati Wayu.

"Ya" Ucap Wayu singkat.

Singto dan Wayu berjalan masuk ke dalam lift, lalu lift tertutup sebelum Fah sempat ikut masuk ke dalam. Terlihat Wayu mendesah lega, entah apa sebabnya, Singto tak mau menyimpulkan karna Fah yang tidak satu lift dengan mereka, meskipun sepertinya memang benar karna itu.














Tbc.

Same But DifferentOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz