Wayu meremas rambutnya karna frustasi, dia mengingat kejadian tadi sore di kamar Krist saat dia bersama Singto, hampir saja dia mencium bibir Singto karna menganggap Singto adalah Weir!
Wayu memejamkan matanya berusaha untuk menghapus bayang-bayang kejadian tadi sore, tapi wajah Singto semakin terbayang dalam ingatannya, apa lagi wajah panik Singto saat dia ingin mengecup bibirnya.
Di tempat lain saat ini, Singto sedang duduk di tepi ranjang dengan novel yang sedang di pegangnya, kali ini Singto tidak membaca novel itu, tangannya hanya memegang novel tersebut sedangkan pikirannya terbang entah kemana. Singto menyentuh bibirnya, meskipun tadi bibir Wayu belum sempat mendarat di bibirnya tapi rasanya jantung Singto masih berdetak kencang hingga sekarang, bagaimana caranya Singto melupakan kejadian tadi sore!? Dia bahkan tak bisa fokus membaca novelnya sekarang!
Singto beranjak dari duduknya, dia keluar dari kamar, berjalan ke depan rumah. Singto tersenyum kecil saat melihat rumah tetangga depan rumahnya yang tampak terang karna biasanya rumah itu gelap.
"Apa phi bahagia di temani oleh phi Tay disana?" Gumam Singto sembari menatap balkon kamar Krist.
****
Ponsel Singto berdering membangunkan Singto dari tidurnya. Dengan mata terpejam dia meraba sekitar mencari keberadaan ponselnya itu, setelah mendapatkan ponselnya, Singto melihat jam disana.
"Aku terlambat!?" Ucap Singto terkejut.
Singto langsung beranjak dari ranjang berjalan ke kamar mandi, hampir 10 menit berada di kamar mandi, Singto membuka lemari pakaian mencari pakaian kerjanya yang akan di kenakannya hari ini.
Wayu pasti akan memarahinya karna dia terlambat masuk kantor.
Tiba di tempat parkir, Singto mematikan mesin mobilnya dan berlari kecil masuk ke dalam kantor, dia mengecek tas kerjanya memastikan semua pekerjaannya sudah di bawanya.
*Brukk... Singto menabrak seseorang sehingga membuatnya terjatuh ke lantai sedangkan Wayu, yang di tabrak oleh Singto masih berdiri sambil menatap datar ke arahnya.
"Gunakan mata saat berjalan" Ucap Wayu.
"Bukankah berjalan menggunakan kaki" Gumam Singto.
"Kamu terlambat 20 menit, Sing!" Ucap Wayu.
"Aku tahu itu, tuan. Itu sebabnya aku berjalan terburu-buru tadi" Ucap Singto.
Wayu melihat mata Singto membengkak, sesekali pria itu menguap.
"Apa kamu masih mengantuk?" Tanya Wayu.
"Ya, semua karna tuan" Ucap Singto.
"Kenapa jadi salah ku?" Ucap Wayu.
"Tuan membuat ku tak bisa tidur semalam" Ucap Singto.
"Huh?" Ucap Wayu bingung.
"Karna tuan ingin mencium ku kemarin! Itu sebabnya aku tak bisa tidur!" Ucap Singto dengan polosnya.
"...."
"Mana kotak bekal makanan ku? Apa tuan sudah menemukan itu?" Tanya Singto.
"Belum, aku akan membelikan mu yang baru nanti" Ucap Wayu.
"Tapi aku ingin milik ku kembali, tuan!!" Ucap Singto marah.
"Mungkin sudah ku buang, Sing. Lupakan itu!" Ucap Wayu.
"Tidak semudah itu, tuan! Kenapa tuan sangat jahat!!" Ucap Singto.
"Apa? Hanya karna aku menghilangkan kotak bekal milik mu, kenapa kamu menganggap aku jahat?" Ucap Wayu.
Singto mendorong Wayu kemudian dia masuk ke dalam ruangannya sambil menangis.
"Apa dia menangis hanya karna itu?" Gumam Wayu.
YOU ARE READING
Same But Different
FanfictionSama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto? *Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
