Part 9

414 48 26
                                        

Singto menghentikan langkahnya saat melihat Wayu berjalan tak jauh darinya, dia langsung masuk ke dalam ruangannya, bersandar di daun pintu. Sebenarnya Singto ingin pulang sekarang, tapi karna dia melihat Wayu, Singto mengurungkan niatnya, dia sengaja membiarkan Wayu pulang dulu baru dia keluar dari ruangannya. Rasanya masih sangat canggung, apa lagi mengingat kejadian tadi di ruangan Wayu, Singto menyentuh bibirnya yang masih terasa bengkak, mungkin sekitar 20 menit Wayu menghisap bibirnya tadi, pria itu sangat rakus, dan Singto masih kesal hingga sekarang.

Terdengar suara pintu ruangannya di ketuk sehingga membuat detak jantung Singto berdetak lebih kencang dari biasanya, Wayu membuka pintu ruangan, hal itu membuat Singto yang sedang bersandar di pintu terjatuh ke lantai.

"Auhhh" Lirih Singto.

"Apa yang kamu lakukan di balik pintu?" Ucap Wayu.

"Aku... Aku hanya... Bagaimana dengan tuan!? Kenapa ke ruangan ku!?" Ucap Singto dengan nada sinis.

"Ayo pulang bersama" Ucap Wayu.

"H-huh..."

"Bukankah mobil mu masih di bengkel?" Ucap Wayu.

"Yeah... Tapi, tidak tuan, terima kasih tawarannya" Ucap Singto.

"Kenapa?" Tanya Wayu.

"Uhh, hmm"

"Apa di novel yang kamu baca kamu tak akan di antar sampai rumah?" Ucap Wayu.

Singto menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa, kenapa Wayu bisa tahu dengan apa yang di pikirkannya sekarang?

"Berhenti menggigit bibir mu, Sing" Ucap Wayu.

Bibir Singto terlihat semakin membengkak dan memerah, Wayu menelan salivanya dengan kasar saat melihat itu. Singto menyadari Wayu terus menatap bibirnya, dia membuka pintu ruangannya kemudian berjalan pergi dari sana tanpa sepatah katapun.

"Kenapa kamu meninggalkan ku?" Ucap Wayu yang kini mengejar Singto.

"Aku hanya... Tidak... Hmm, taxi yang ku pesan sudah menunggu di depan, tuan" Ucap Singto.

"Bukankah sudah ku katakan pulang bersama ku" Ucap Wayu.

Singto tak menghiraukan ucapan Wayu, dia terus melanjutkan langkahnya, tiba di depan lift, Singto menghentikan langkahnya.

"Ayo masuk" Ucap Wayu.

"Tuan bisa masuk lebih dulu. Aku akan lewat tangga darurat, rasanya aku ingin berolahraga dengan menuruni tangga sekarang" Ucap Singto.

Singto berlari kecil menuju tangga darurat, dia tak mungkin satu lift dengan Wayu, atau bibirnya akan di makan lagi nanti.

"Sing..." Ucap Wayu yang ternyata mengejar Singto.

"T-tuan" Ucap Singto terkejut.

"Kenapa kamu menghindari ku?" Tanya Wayu.

"Aku... Tidak... Aku tak menghindari tuan" Ucap Singto.

"Kamu menghindari ku, Sing. Tadi kamu melihat aku berjalan itu sebabnya kamu masuk ke ruangan mu, lalu di lift tadi, kamu memilih untuk lewat tangga darurat hanya karna tidak ingin satu lift dengan ku 'kan? Apa salah ku?" Ucap Wayu.

"Tuan tak punya salah" Gumam Singto.

"Lalu, kenapa kamu menghindari ku?" Ucap Wayu.

"Tuan kenapa?" Singto bertanya sambil menatap wajah Wayu.

"Seharusnya aku yang bertanya, kamu kenapa, Sing?" Ucap Wayu.

"Tuan yang kenapa? Kenapa tuan mencium ku? Kenapa tuan ingin pulang bersama ku? Apa karna tuan menganggap aku Weir!?" Ucap Singto.

Same But DifferentWhere stories live. Discover now