Singto menatap penampilannya sekali lagi di cermin, dia tersenyum kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Sebelum berangkat ke kantor, Singto ke dapur lebih dulu, sarapan pagi bersama mamanya.
"Selamat pagi, ma" Ucap Singto sambil tersenyum.
"Pagi, sayang" Ucap mama Singto.
"Sing, mama akan keluar kota untuk beberapa hari, kamu tak masalah 'kan mama tinggal sendiri?"
"Aku sudah terbiasa, jangan khawatir" Ucap Singto.
Setelah sarapan, Singto pamit pada mamanya untuk berangkat bekerja, Singto membuka pagar rumahnya, dia melihat rumah tetangga depan rumahnya, hati Singto tiba-tiba sakit lagi saat melihat rumah Krist.
Sekarang rumah Krist sudah kosong, 3 tahun yang lalu, mama Krist dan Off pindah ke Chiang Mai agar dekat dengan Tay, karna semenjak kematian Krist, Tay memang pindah lagi Chiang Mai karna tuntutan pekerjaan, mereka membeli rumah disana, Singto juga tahu alamat rumah mereka karna Singto dan mamanya pernah berkunjung satu kali kesana. Jarak kota Chiang Mai dengan kota mereka sekarang memang sangat jauh, itu sebabnya Singto tak pernah lagi berkunjung ke rumah mama Krist.
Sekarang Off sudah menikah, Singto mengetahui kabar itu dari mama Krist, mereka bahkan di undang ke pernikahan Off, tapi mereka tak bisa datang karna mama Singto selalu sibuk bekerja, Singto juga takut jika harus pergi keluar kota sendirian.
Air mata menetes membasahi pipi Singto, untuk kesekian kalinya dia menangis saat melihat rumah Krist.
"Maafkan aku phi, aku belum bisa melupakan phi" Lirih Singto.
Singto berjalan ke depan pagar rumah Krist, dia menatap ke lantai atas, melihat balkon kamar Krist tempat biasa Krist duduk dulu.
"Apa phi di sana?" Gumam Singto.
"Sing..." Ucap mama Singto sehingga membuat Singto menatap ke arah mamanya.
"Sudah hampir jam 9 sekarang. Apa yang kamu lakukan disana" Ucap mama Singto sehingga membuat Singto sangat terkejut mendengarnya, dia terlambat sekarang! Wayu pasti akan marah dia datang terlambat di hari pertama dia bekerja.
"Aku berangkat dulu, ma" Ucap Singto sambil masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya pergi dari area rumahnya.
Jalanan sedikit macet hari ini sehingga membuat Singto berkeringat dingin, dia melihat jam di tangannya yang sudah jam 9, Wayu pasti benar-benar akan memecatnya nanti!
Tiba di kantor, Singto langsung berlari masuk ke dalam, dia masuk ke dalam lift, dan memperbaiki penampilannya agar sedikit rapi. Lift terbuka, Singto langsung berlari menuju ruangannya, di depan ruangannya, Singto melihat Wayu berdiri sambil menatap tajam padanya.
"M-maaf, tuan. Aku terlambat" Lirih Singto.
"Bagus, kamu bahkan terlambat 1 jam!" Ucap Wayu.
Singto menundukkan pandangannya saat mendengar itu, dia tahu dia salah.
"Maafkan aku" Ucap Singto setelah lama terdiam.
Wayu menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya kasar berusaha untuk membuang amarahnya.
"Baiklah" Ucap Wayu.
Beruntung hari ini tak ada meeting penting atau apapun, jadi Wayu bisa memaafkan Singto.
Wayu masuk ke dalam ruangan Singto dengan diikuti oleh Singto dari belakang.
"Apa kamu mempunyai laptop sendiri?" Tanya Wayu.
"Ya, aku sudah membawanya" Ucap Singto sembari memperlihatkan tas yang di bawanya.
"Baiklah, pindahkan file-file disini ke laptop mu" Ucap Wayu sambil menghidupkan komputer yang ada di atas meja kerja Singto.
"Apa passwordnya?" Tanya Singto.
"280794" Ucap Wayu.
"Itu tanggal lahir ku" Ucap Singto sambil terkekeh kecil.
"Itu tanggal lahir kekasih ku" Ucap Wayu.
"O-oh... Wajahnya mirip dengan ku, bahkan dia lahir di tanggal, dan tahun yang sama dengan ku. Tapi kata mama aku tak punya kembaran" Ucap Singto.
"Dia lahir di jepang" Ucap Wayu.
"Oh, aku lahir di Thailand" Ucap Singto sambil menyengir lebar.
Wayu menatap Singto yang tersenyum padanya, dia persis seperti Weir. Melihat Wayu yang membalas tatapannya Singto langsung mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.
Singto memainkan komputernya, melihat data-data yang ada disana mencoba untuk membuang rasa canggung.
"Siapa pemilik ruangan ini sebelum aku?" Tanya Singto sambil menatap Wayu.
"Weir" Ucap Krist.
Sebenarnya ini memang kali pertama Wayu mencari sekertaris baru setelah kematian kekasihnya, weir meninggal 3 tahun yang lalu, dan selama 3 tahun Wayu bekerja tanpa sekertaris, itu sebabnya password komputer di ruangan itu masih tetap menggunakan tanggal lahir weir karna memang Wayu tak pernah merubahnya.
"Apa tuan masih ingin disini?" Tanya Singto saat melihat Wayu masih betah berdiri di sampingnya.
"Kamu mengusir ku?" Tanya Wayu.
"Aku sudah paham semuanya, tuan. Biarkan aku bekerja dengan tenang tanpa di awasi" Ucap Singto.
"Aku hanya ingin memastikan kinerja mu bagus" Ucap Wayu.
"Tapi menurut novel yang ku baca, jika terlalu lama berduaan di dalam ruangan bisa saja akan ada hal aneh yang akan di lakukan" Ucap Singto.
"Apa menurut novel yang kamu baca seperti ini?" Ucap Wayu sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Singto sehingga membuat Singto langsung menjauhkan wajahnya.
"Ya" Ucap Singto cepat, dia juga terlihat sangat gugup.
"Aku bahkan tak pernah mencium kekasih ku, jangan pernah berpikir jika aku mau mencium mu, apa lagi melakukan apa yang di lakukan seperti di novel yang kamu baca itu" Ucap Wayu dengan nada sinis, kemudian dia berjalan keluar dari ruangan Singto.
Tbc.
DU LIEST GERADE
Same But Different
FanfictionSama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto? *Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
