Sore ini hujan turun sangat deras tak seperti hari biasanya, Singto menendang ban mobilnya yang terlihat kempis padahal tadi siang masih baik-baik saja. Bagaimana caranya dia pulang? Sekarang sudah jam 6 sore, para karyawan kantor satu persatu mulai pulang menyisakan beberapa mobil yang ada disana, mungkin mereka sedang lembur.
Wayu berjalan mendekat ke arah Singto, di lihatnya wajah pria itu tampak kesal.
"Ada apa?" Tanya Wayu sehingga membuat Singto menatap ke arah atasannya.
"Ku pikir tuan sudah pulang" Ucap Singto.
"Aku bertanya ada apa dengan mu? Kenapa wajah mu tampak kusut?" Ucap Wayu.
"Ban mobil ku kempis, tuan" Ucap Singto sehingga membuat Wayu menatap ke arah ban mobil yang di maksud.
"Mau pulang bersama?" Ucap Wayu.
Singto menatap curiga pada atasannya itu, kenapa Wayu tiba-tiba baik padanya?
"Baiklah jika tak mau" Ucap Wayu sembari membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam.
Singto langsung membuka pintu belakang mobil Wayu dan ikut masuk ke dalam sehingga membuat Wayu menatap ke belakang.
"Apa kamu pikir aku sopir pribadi mu?" Ucap Wayu.
"Jangan bersikap seakan aku sudah melupakan masalah tadi siang, tuan!" Ucap Singto.
Singto memang sangat membutuhkan tumpangan dari Wayu, tapi dia juga masih kesal mengingat tadi siang saat mereka bertengkar perihal kotak bekal miliknya yang di hilangkan oleh Wayu.
Wayu mengabaikan itu, dia menghidupkan mesin mobilnya, dan menjalankan mobilnya pergi dari sana. Kini hanya ada keheningan, Singto memilih untuk memejamkan matanya karna memang dia merasa sangat mengantuk, sedangkan Wayu fokus menyetir menatap jalan di depannya.
Wayu menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran, dia menatap ke belakang Singto masih betah terlelap.
"Sing" Ucap Wayu, tapi Singto masih asik tidur seakan tak terganggu sama sekali.
Wayu memperhatikan wajah tenang Singto, dia benar-benar mirip dengan Weir saat sedang tidur seperti itu, Wayu diam, memilih untuk membiarkan Singto tidur tanpa berniat untuk membangunkannya lagi, dia menikmati wajah damai Singto yang terlelap.
Dalam tidurnya, Singto merasa sedang di perhatikan oleh Krist, entahlah.. mungkin dia hanya berhalusinasi karna terlalu merindukan Krist? Singto membuka matanya perlahan, dia melihat Wayu yang sedang menatapnya.
"T-tuan" Ucap Singto menyadarkan Wayu dari lamunannya.
"Sudah bangun, huh?" Ucap Wayu.
"Kenapa tak membangunkan ku? Apa kita sudah sampai?" Ucap Singto.
"Belum, aku ingin makan dulu sebelum pulang" Ucap Wayu.
Singto melihat ke arah luar yang ternyata masih hujan, bagaimana caranya mereka keluar dari mobil?
"Tapi tuan.. sekarang hujan, aku tak mau basah" Ucap Singto.
"Aku sangat lapar, Sing. Di rumah ku sudah pasti tak ada makanan, itu sebabnya aku ingin makan dulu sebelum pulang" Ucap Wayu.
Wayu melepas jas yang di pakainya, kemudian dia keluar dari mobil, Wayu membukakan pintu mobil untuk Singto.
"Mau ikut makan atau tidak?" Ucap Wayu.
Singto mengangguk, dia keluar dari mobil, Wayu melindungi Singto menggunakan jas miliknya agar Singto tidak terkena air hujan, kemudian keduanya berjalan masuk ke dalam restoran.
Sebaik apapun Wayu mencoba untuk melindungi Singto tetap saja Singto basah karna hujan yang begitu deras.
Wayu memanggil pelayan, tak lama satu orang pelayan datang menghampiri mereka.
YOU ARE READING
Same But Different
FanfictionSama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto? *Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
