Part 14

309 45 20
                                        

Wayu melihat jam di tangannya yang ternyata sudah jam 12 siang, dia beranjak dari duduknya berjalan keluar dari ruangannya. Wayu ke ruangan Singto, saat dia tiba di sana dia tidak melihat keberadaan Singto di ruangannya, kemana perginya pria itu?

Wayu melangkahkan kakinya pergi ke kantin kantor, mencari keberadaan Singto, tetapi dia tak melihat Singto disana, Wayu berjalan ke taman yang berada di dekat tempat parkir kantor, biasanya banyak para karyawan kantor bersantai disana, tapi dia juga tidak melihat Singto, apa Singto pulang ke rumahnya?

Wayu duduk di sebuah kursi, dia memikirkan kenapa Singto semakin menjauhinya sekarang. Wayu pikir setelah tubuh mereka menyatu Singto akan menerima kehadirannya, setidaknya seperti itu di novel yang dia baca, tapi sepertinya dia salah, baiklah dia mengaku bodoh karna percaya novel!

"Bukankah itu tuan Wayu?" Ucap Singto saat melihat Wayu duduk tak jauh dari dia dan Fah.

Yeah, tadi saat jam istirahat Fah menemui Singto di ruangannya mengajak Singto untuk makan siang bersama, dan Singto menyetujui itu, rasanya memang sedikit aneh melihat mereka bersama sekarang, apa lagi Fah sempat tidak menyukai Singto, dan Singto juga tidak pernah peduli dengan usaha Fah yang mencoba untuk mendekati Wayu. Fah mengajak Singto makan bersama karna ingin membicarakan tentang Wayu, dan meminta saran apa saja yang harus di lakukannya untuk mendekati Wayu.

"Temui dia, sepertinya tuan Wayu sedang bingung" Ucap Singto.

"Baiklah, semoga aku berhasil" Ucap Fah dengan senyum cantiknya.

Fah beranjak dari duduknya berjalan menghampiri Wayu yang duduk tak jauh dari mereka, sedangkan Singto tetap duduk di tempatnya memperhatikan usaha Fah untuk mendekati Wayu dari kejauhan.

"Tuan" Ucap Fah sembari duduk di samping Wayu.

"Sedang apa tuan disini?" Ucap Fah.

Wayu tetap diam seakan enggan untuk menjawab pertanyaan Fah

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Wayu tetap diam seakan enggan untuk menjawab pertanyaan Fah.

"Apa tuan sudah makan siang?" Tanya Fah.

"Apa kamu melihat Singto?" Ucap Wayu yang akhirnya mengeluarkan suaranya.

"S-Singto... Dia disana" Ucap Fah sembari menatap ke arah tempat Singto duduk.

Wayu yang melihat Singto langsung beranjak dari duduknya berjalan menghampiri Singto. Namun, Singto langsung melarikan diri darinya.

"Fah bodoh! Kenapa dia mengatakan keberadaan ku pada tuan Wayu!" Gumam Singto dalam hatinya.

"Sing..." Ucap Wayu yang kini berhasil mengejar Singto.

Wayu mengukung tubuh Singto di dinding, beruntung keadaan sekitar sedang sepi karna memang Singto berjalan ke tempat yang jarang orang lewati, dia bermaksud ingin menghindari Wayu tapi ternyata Wayu malah mengejarnya.

"T-tuan..."

"Kenapa kamu menghindari ku?" Tanya Wayu.

"Aku? Tidak, aku tidak menghindari tuan" Ucap Singto.

"Ya, kamu menghindari ku, kenapa kamu tak menunggu ku atau mengajak ku makan siang bersama?" Ucap Wayu.

"Aku... Fah mengajak ku makan tadi, itu sebabnya aku langsung pergi tanpa mengajak tuan" Ucap Singto.

"Jadi kamu makan bersama Fah? Apa kamu menyukainya?"

"Tidak"

"Oh, atau mungkin dia menyukai mu!?" Ucap Wayu.

"Dia menyukai tuan." Ucap Singto.

"H-huhh..."

"Apa tuan tidak menyadari itu?" Ucap Singto.

"Dia hanya suka mengganggu ku, bukan menyukai ku. Sejak kecil, hingga sekarang" Ucap Wayu.

"Aku juga suka mengganggu phi Krist, itu artinya aku menyukai phi Krist" Ucap Singto.

"Dan aku suka mengganggu mu, itu artinya aku menyukai mu, Sing" Ucap Wayu.

"T-tuan... Tolong jangan katakan itu" Ucap Singto.

"Kenapa?"

"Aku tak pantas untuk tuan, aku masih stuck di phi Krist, aku masih sangat mencintai phi Krist" Gumam Singto.

"Aku hanya tak mau menyakiti tuan atau memberi harapan pada tuan, aku masih belum bisa melupakan phi Krist, jika aku menerima tuan aku takut tuan akan tersakiti karna sifat ku, pikiran dan hatiku masih tertuju pada phi Krist" Ucap Singto jujur.

Sejujurnya alasan Singto mengindari Wayu memang karna itu, dia tak mau membuat Wayu berharap lebih padanya dan berakhir dia akan menyakiti Wayu nanti. Singto sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia tak akan menjalin hubungan dengan orang lain sebelum dia benar-benar melupakan Krist.

Singto pernah membaca quotes di novel 'jangan memulai hubungan baru jika kamu belum selesai dengan masa lalu mu' dan dia menerapkan itu untuk dirinya sendiri.

Dulu memang benar, awal mereka bertemu Singto seperti sangat ingin berteman dengan Wayu, mungkin beberapa kali mengganggu Wayu atau bahkan menggodanya, sejujurnya Singto tidak bersungguh-sungguh dengan apa yang di lakukannya, dia hanya ingin bersenang-senang dengan membuat Wayu marah. Namun, setelah Wayu menciumnya, Singto pikir dia tidak bisa lagi bersikap seperti hari sebelumnya pada Wayu, Singto sadar Wayu menyukainya? Atau mungkin hanya sedang nafsu pengaruh novel yang di bacanya? Entahlah, tapi yang pasti Singto tak mau Wayu mendekatinya.

"Ijinkan aku menggantikan posisi Krist di hati mu" Ucap Wayu.

"Maaf, aku tak bisa." Ucap Singto.

Singto hendak pergi, tetapi Wayu menahannya, Wayu mencium bibir Singto sehingga membuat Singto terkejut, Wayu melumat bibirnya dengan rakus, sedangkan Singto berusaha untuk melepas ciuman Wayu.

"T-tuan, kita di kantor" Ucap Singto setelah dia berhasil melepas ciuman Wayu.

"Apa jika di ruangan mu boleh?" Ucap Wayu sambil menatap mata Singto.

Singto mendorong dada Wayu agar menjauh darinya kemudian melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Fah mematung melihat apa yang di lihatnya tadi, Wayu mencium Singto, setahunya Wayu tak pernah mencium Weir tapi sekarang dia bahkan mencium Singto, apa Fah benar-benar tak punya kesempatan untuk mendekati Wayu?

Fah dan Weir memang berteman dekat, Weir sering menceritakan tentang dia dan Wayu pada Fah itu sebabnya Fah tahu mereka tak pernah berciuman selama berpacaran.















Tbc.

Same But DifferentNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ