Singto merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya, dia merasa sesak sehingga membuat Singto membuka matanya.
Dengan sekuat tenaga Singto mendorong Wayu yang masih terlelap di atas tubuhnya, Singto mengeratkan selimut menutup tubuh polosnya, dia mengingat kejadian tadi malam, dia di perkosa oleh atasannya itu 'kan? Tapi setelahnya Singto menikmati permainan mereka sehingga membuat mereka melakukan lagi, dan lagi, hingga inilah sekarang! Singto menginap di rumah Wayu.
Singto menatap Wayu yang masih betah terlelap di sampingnya, dia tak menyangka jika ciuman pertamanya akan di ambil oleh Wayu, dan kali pertama dia melakukan seks bersama dengan Wayu, kenapa Singto merasa hidupnya sangat menyedihkan? Dia mencintai Krist, kenapa dia melakukan hal pertama dalam hidupnya bersama pria yang tidak di cintainya?
"Kenapa sudah bangun?" Ucap Wayu yang kini membuka matanya.
Wayu menatap Singto sehingga membuat Singto semakin mengeratkan selimut yang menutup tubuh polosnya.
"...."
"Baiklah, ayo ke kantor" Ucap Wayu sambil beranjak dari posisinya berjalan ke kamar mandi.
Pria itu menggunakan celana pendek, sedangkan Singto di biarkan telanjang. Singto menatap sekitar mencari pakaiannya tetapi dia tak menemukan itu.
Beberapa menit di kamar mandi, Wayu keluar dengan handuk yang menutup bagian bawahnya.
"Kenapa?" Tanya Wayu saat melihat Singto masih duduk di ranjang.
"Mana pakaian ku?" Tanya Singto.
"Pakaian mu kotor terkena sperma semalam, jadi aku membuangnya" Ucap Wayu.
"Bagaimana aku pulang nanti, tuan!!!" Ucap Singto marah.
"Kamu bisa memakai pakaian ku, Sing. Cepat mandi, setelah ini ke kantor" Ucap Wayu.
"Bukankah sudah ku katakan aku berhenti semalam!" Ucap Singto.
"Ahh, ya. Bukankah kamu sudah menandatangani kontrak? Di kontrak juga tertulis jika berhenti sebelum kontrak berakhir kamu akan membayar denda" Ucap Wayu sambil tersenyum.
"Tuan benar-benar menyebalkan!!" Ucap Singto.
"Cepat mandi sebelum ku tinggal" Ucap Wayu.
Wayu berjalan ke walk in closet, mencari pakaian kerja untuk dia dan Singto kenakan.
Setelah keduanya berpakaian rapi, Wayu dan Singto berjalan keluar dari kamar. Di ruang tamu mereka di kejutkan oleh keberadaan seorang wanita paruh baya.
"Ma, kapan mama pulang?" Ucap Wayu.
"Baru saja, siapa dia?" Tanya mama Wayu.
"Saya sekre--"
"Dia kekasih ku" potong Wayu.
Singto menatap tajam ke arah Wayu, berani sekali Wayu mengatakan dia kekasihnya.
"Kamu sudah punya calon menantu untuk mama?" Ucap mama Wayu sambil tersenyum menatap Singto.
"Perkenalkan nama tante Lisa"
"Tante aku bukan ke--"
"Ayo pergi, sayang" Ucap Wayu sambil menggandeng tangan Singto.
"Ma, aku berangkat ke kantor dulu" Ucap Wayu.
Wayu dan Singto melangkahkan kaki mereka pergi dari sana.
"Kenapa aku tak melihat mama tuan semalam!? Harusnya mama tuan melihat anaknya yang sedang memperkosa anak orang!" Ucap Singto dengan nada kesal.
"Sssttt, banyak maid disini, apa kamu ingin maid mendengar ucapan mu?" Ucap Wayu.
Wayu membukakan pintu mobil untuk Singto, kemudian dia menjalankan mobilnya pergi dari pekarangan rumahnya.
"Mama memang sangat jarang di rumah" Ucap Wayu menjawab pertanyaan Singto tadi.
"Ohh"
"Mama lebih suka traveling bersama teman-temannya ke berbagai negara. Mungkin karna mama kesepian itu sebabnya mama lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya, papa sudah lama meninggal"
"Mama ku juga sama, mama jarang di rumah, tapi bukan untuk traveling, mama bekerja yang mengharuskan mama sering keluar kota" Ucap Singto.
"Itu artinya kita sama" Ucap Wayu.
"Apa?"
"Sama-sama kesepian" Ucap Wayu sambil terkekeh kecil.
"Cih"
"Bagaimana jika kita menikah agar kita tidak kesepian lagi" Ucap Wayu sembari menatap Singto di sampingnya.
"...."
Beberapa menit kemudian mereka tiba di kantor. Singto keluar dari mobil lebih dulu dan berjalan pergi meninggalkan Wayu.
"Sing..." Ucap Fah saat melihat kedatangan Singto.
"Ya"
"Aku ingin menagih janji mu kemarin, bukankah kamu mengatakan ingin membantu ku mendekati tuan Wayu?" Ucap Fah sambil tersenyum.
"Uh, ya... T-tapi nanti. Aku belum memikirkan caranya" Ucap Singto.
Bagaimana jika Fah tahu tadi malam dia menginap di rumah Wayu bahkan menghabiskan malam yang panjang dengan Wayu? Rasanya Singto merasa bersalah pada wanita itu.
"Sing" Ucap Wayu yang kini datang menghampiri mereka.
Singto berjalan pergi dari sana dengan di susul oleh Wayu dari belakang. Fah menatap kepergian keduanya, apa dia bisa mendekati Wayu sedangkan Wayu terlihat jelas menyukai Singto?
Singto masuk ke ruangannya dengan diikuti oleh Wayu dari belakang.
"Kenapa tuan mengikuti ku?" Ucap Singto kesal.
"Aku hanya ingin terus bersama mu" Ucap Wayu.
"Cih, keluar sekarang!" Usir Singto.
"Bagaimana jika kamu bekerja di ruangan yang sama dengan ku? Aku akan meminta seseorang membereskan semua barang-barang mu membawanya pindah ke ruangan ku agar aku bisa mudah melihat mu kapan aku mau" Ucap Wayu.
"Tidak! Pergi sekarang, tuan!" Ucap Singto marah.
"Tapi Sing--"
"Pergi! Biarkan aku bekerja dengan tenang!" Ucap Singto.
"Baiklah" Ucap Wayu.
Wayu berjalan keluar dari ruangan Singto, sedangkan Singto duduk di kursinya sekarang, dia menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya kasar berusaha untuk meredam emosinya. Kenapa dia masih masuk bekerja, bukankah dia mengatakan ingin berhenti kemarin?
Tbc.
YOU ARE READING
Same But Different
FanfictionSama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto? *Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
