Part 4

396 49 14
                                        

Terdengar suara pintu ruangannya di ketuk sehingga membuat Singto mengalihkan tatapannya dari novel yang sedang di bacanya. Pintu ruangan terbuka, Wayu berjalan masuk ke dalam ruangan Singto.

"Ada apa, tuan?" Tanya Singto.

"Apa kamu membawa map coklat yang tadi ku bawa ke ruang meeting?" Ucap Wayu.

"Ahh, ya. Disini" Ucap Singto sambil memberikan map tersebut.

"Terima kasih" Ucap Wayu.

"Apa tuan sudah makan siang?" Tanya Singto, sekarang memang jam istirahat itu sebabnya Singto membaca novel di ruangannya, di hadapannya ada bekal makan siang yang di bawanya dari rumah, tapi belum juga di makannya karna novel di tangannya lebih menarik di banding semua makanan itu.

"Belum, ada sedikit pekerjaan yang harus ku selesaikan" Ucap Wayu.

"Mau memakan bekal ku?" Tanya Singto sambil memperlihatkan kotak bekal miliknya.

"Kamu tak makan?"

"Aku masih ingin membaca ini" Ucap Singto sambil memperlihatkan novel yang di pegangnya.

Wayu menggelengkan kepalanya saat melihat itu, dia melangkahkan kakinya pergi dari ruangan Singto.

"Tuan, makanannya?" Ucap Singto.

"Antar ke sini" Ucap Wayu.

Singto beranjak dari duduknya dengan membawa kotak bekal miliknya dan memberikannya pada Wayu.

"Ini bukan sogokan agar aku menaikan gaji mu 'kan?" Ucap Wayu sambil menatap curiga pada Singto.

"Tentu bukan, jangan khawatir" Ucap Singto.

"Terima kasih" Ucap Wayu, kemudian dia berjalan pergi dari ruangan Singto.

Tak terasa waktu 1 jam istirahat Singto di habiskannya dengan membaca novel, sekarang sudah masuk jam kerja, Singto melihat perkerjaannya, jam 2 nanti mereka ada meeting di luar, Singto beranjak dari duduknya berjalan ke ruangan Wayu untuk mengatakan itu.

"Jam 2 kita ada meeting di luar, tuan" Ucap Singto.

"Hmm" Ucap Wayu singkat.

"Mana kotak bekal ku?" Tanya Singto.

"Huh, hmm, mungkin disana, aku tak ingat jelas" Ucap Wayu.

Singto berjalan ke tempat yang di maksud Wayu, namun dia tak menemukan apapun disana.

"Tadi tuan meletakkannya dimana?" Tanya Singto.

Wayu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangannya, dia juga lupa meletakkan kotak bekal dari Singto dimana tadi, dengan perasaan kesal Wayu beranjak dari duduknya dan berjalan mencari kotak bekal makanan milik Singto, hampir 10 menit keduanya memeriksa setiap tempat, tapi tak membuahkan hasil.

"Ckk, mungkin sudah ku buang" Ucap Wayu.

"Bukankah itu milik ku! Aku hanya memberi tuan makanannya! Bukan kotak bekalnya juga!" Ucap Singto marah.

"Hanya kotak bekal kan? Aku akan menggantinya nanti" Ucap Wayu.

"Tak semua bisa di ganti dengan uang, tuan!" Ucap Singto dengan mata yang memerah.

"Kenapa? Itu hanya kotak bekal biasa Sing! Jangan terlalu dramatis seperti ini, aku akan menggantinya berkali-kali lipat nanti! Sebaiknya kamu kembali keruangan mu sekarang!" Ucap Wayu.

"Tapi itu kotak bekal makanan yang sering ku bawa untuk membawakan phi krist makanan" Lirih Singto sedih.

"Aku akan mencarinya nanti!" Ucap Wayu kesal. Singto benar-benar cerewet, apa dia lupa jika mereka mempunyai banyak pekerjaan? Bagi Wayu pekerjaan mereka lebih penting di banding kotak bekal milik Singto yang harganya tidak seberapa itu.

Same But DifferentWhere stories live. Discover now