Sama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto?
*Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
Wayu membuka pintu ruangan Singto, di lihatnya Singto tengah mengusap air matanya.
"Setidaknya bertanggung jawab dengan barang milik orang lain!" Ucap Singto di sela-sela tangisannya.
Wayu terdiam mendengarnya, dia tiba-tiba mengingat Weir saat Singto mengatakan itu.
Flashback 3 tahun yang lalu.
"Mana kotak bekal makanan ku, phi?" Ucap Weir yang baru saja masuk ke dalam ruangan Wayu.
"Aku lupa menyimpannya dimana" Ucap Wayu sambil terus fokus ke layar laptopnya.
"Ini kali ke-8 phi menghilangkan kotak bekal milik ku! Aku tak mau tahu, phi harus mencarinya nanti!!" Ucap Weir marah.
"Hanya kotak bekal 'kan? Aku akan menggantinya nanti"
"Aku mau milik ku kembali, phi!! Setidaknya belajar bertanggung jawab dengan barang milik orang lain!!" Ucap Weir dengan nada yang sedikit nyaring sehingga membuat Wayu menatap tajam ke arah Weir.
Wayu beranjak dari duduknya dengan perasaan kesal, dia berjalan ke setiap sudut ruangannya mencari dimana dia membuang kotak bekal makanan milik Weir setelah dia memakan isinya.
Wayu mengambil kotak bekal makanan itu kemudian memberikannya pada Weir.
"Lain kali jangan membawakan ku makan siang lagi, Weir! Aku tak suka kamu mengganggu ku hanya karna hal kecil seperti ini! Pekerjaan ku jauh lebih penting di banding mengingat dimana aku menyimpan kotak bekal dari mu!" Ucap Wayu tajam.
Weir menerima kotak bekal miliknya sambil menangis.
"Tak bisakah phi bersikap lembut pada ku? Aku hanya bertanya dimana kotak bekal ku, kenapa phi seakan ingin mengajak ku bertengkar!"
"Keluar sekarang! Bukankah pekerjaan mu masih banyak!! Jangan ganggu aku!" Ucap Wayu.
Weir langsung melangkahkan kakinya pergi darinya sana.
Flashback end.
Bukankah Singto dan Weir sama-sama cerewet? Rasanya baru 3 tahun yang lalu Wayu di pusingkan dengan celotehan Weir tentang kotak bekal makanannya, dan sekarang dia kembali di pusingkan oleh Singto karna masalah yang sama.
"Aku akan mencarinya nanti, Sing" Ucap Wayu setelah dia lama terdiam.
"Hmm, aku tak mau bicara dengan tuan sebelum tuan menemukan itu!" Ucap Singto sambil cemberut.
"Cih, memangnya siapa kamu sehingga membuat ku harus memaksa mu untuk bicara dengan ku!" Ucap Wayu sinis.
Wayu berjalan ke ruangannya, dia mencari di setiap sudut ruangan berharap segera menemukan itu agar dia bisa memarahi Singto sepuas hatinya setelah dia berhasil mendapatkan kotak bekal makanannya.
Wayu menunduk, melihat ke bawah meja, ternyata kotak bekal makanan dari Singto terjatuh ke bawah, dia mengambil itu dan keluar dari ruangannya, berjalan ke ruangan Singto.
Belum sempat Wayu mengeluarkan suaranya, Singto lebih dulu datang menghampiri dia dan mengambil kotak bekal makanan yang di bawa Wayu.
"Terima kasih" Ucap Singto bahagia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"H-huh.. ya" Ucap Wayu saat melihat senyum manis Singto.
Padahal tadi Wayu sudah menyiapkan kata-kata yang tajam untuk memarahi Singto perihal kotak bekal makanannya itu, tapi mulutnya mendadak kelu, otaknya tak bisa berpikir jernih, entah kemana hilangnya umpatan kasar yang sudah di persiapkannya tadi.
"Lain kali aku tak akan mau memberikan bekal makan siang ku untuk tuan lagi" Ucap Singto sinis kemudian dia kembali duduk di kursinya.
Sekarang Wayu bisa melihat perbedaan di antara Singto dan Weir.
Dulu Weir, meskipun Wayu berulang kali menghilangkan kotak bekal makanan miliknya, Weir masih terus membawakannya makan siang, sedangkan Singto, baru sekali dia menghilangkan kotak bekal milik Singto tapi dia sudah berani mengatakan tak mau memberikan makanan lagi untuknya, meskipun Wayu tak berharap mendapatkan bekal makan siang dari Singto, tapi itu terdengar menyebalkan di telinga Wayu.
"Aku juga tak mau memakan masakan mu lagi" Ucap Wayu sinis.