Singto langsung berjalan keluar dari ruangan Wayu tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi, sedangkan Wayu kembali duduk di kursi kebesarannya, menatap layar laptopnya melanjutkan kembali pekerjaannya.
Jam 13.30 Wayu beranjak dari duduknya, dia berjalan ke ruangam Singto.
"Ayo meeting" Ucap Wayu pada Singto.
Singto membawa tas kerjanya dan berjalan lebih dulu meninggalkan Wayu, sepertinya dia masih marah karna kotak bekal miliknya hilang oleh Wayu.
Di dalam mobil hanya ada keheningan, Singto terus diam seakan enggan mengeluarkan suaranya sedangkan Wayu juga tak begitu peduli dengan Singto yang mendiamkannya.
Tiba di sebuah kafe, keduanya keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam Kafe. Di sana sudah ada rekan bisnis Wayu yang menunggu kedatangan mereka.
"Selamat siang, tuan" Ucap Wayu sembari menjabat tangan rekan bisnisnya.
"Singto?" Ucap Tay saat melihat Singto yang datang bersama Wayu.
"Phi Tay" Ucap Singto.
Singto tak menyangka jika rekan bisnis Wayu yang mereka temui ternyata Tay.
"Kalian saling mengenal?" Tanya Wayu.
"Ya" Ucap Tay.
"Phi Tay adalah saudara phi Krist, tuan" Ucap Singto.
"Oh" Ucap Wayu sembari duduk di kursinya.
"Bagaimana kabar phi Off dan tante Rose?" Tanya Singto.
"Mereka sangat baik, bagaimana dengan kabar mu dan Tante Anna?" Ucap Tay.
"Aku dan mama juga sangat sehat, phi" Ucap Singto.
"Senang mendengar itu, Sing. Aku masih tak menyangka jika kita akan bertemu disini" Ucap Tay.
"Aku juga, jadi phi dan tuan Wayu sudah lama saling mengenal?" Ucap Singto.
"Ini kali kedua kami menjalin kerja sama" Ucap Tay.
Sejak tadi Wayu terus diam membiarkan Singto dan Tay berbicara.
"Mama mengatakan jika mama merindukan mu, kapan kamu main ke rumah?" Ucap Tay.
"Aku masih belum berani keluar kota sendirian, phi" Ucap Singto.
"Kamu menjadi sekertaris tuan Wayu kan? Dia sering ke Chiang mai. Nanti iika kalian ada perjalanan bisnis ke sana kabari aku, aku akan menjemputmu" Ucap Tay.
"Ya, phi" Ucap Singto.
"Jadi sejak kapan kamu menjadi sekertaris tuan Wayu? Kenapa aku baru bertemu kamu sekarang?" Tanya Tay, mengingat sebelumnya Wayu tak mempunyai sekertaris, setiap mereka melakukan pertemuan Wayu pasti akan datang sendiri.
"Aku baru 3 hari menjadi sekertaris tuan Wayu" Ucap Singto.
Wayu berdehem kecil sehingga membuat Tay dan Singto menatap ke arah Wayu.
"Ahh, maaf, tuan. Aku melupakan tujuan pertemuan kita" Ucap Tay.
Wayu hanya mengangguk, kini mereka memulai meeting mereka membicarakan tentang bisnis mereka tanpa menyangkut pautkan pembahasan pribadi lagi.
Hampir 2 jam mereka bicara mengenai bisnis mereka, kini meeting selesai. Wayu, Tay dan Singto memesan kopi dan cemilan untuk menemani obrolan mereka.
"Kapan phi pulang?" Tanya Singto pada Tay.
"Lusa, aku masih ada pekerjaan disini besok?" Ucap Tay.
"Ahh, ya. Apa phi mau menginap di rumah ku?" Ucap Singto.
"Apa tak merepotkan?" Ucap Tay.
"Tentu tidak, phi. Aku sendiri di rumah, mama sedang keluar kota" Ucap Singto sehingga membuat Wayu menatap ke arah Singto.
"K-kami bertetangga, bukan.. maksud ku dulu mama ku bertetangga dengan Singto, rumah mama ku tepat berada di depan rumah Singto, jadi kami memang sangat dekat" Ucap Tay yang paham dengan tatapan Wayu.
Tay menjelaskan itu karna takut Wayu akan salah paham dan berpikir dia selingkuh, apa lagi semua orang tahu Tay sudah menikah termasuk Wayu, dia tak mau Wayu salah paham padanya.
"Oh" Ucap Wayu.
"Terima kasih tawaran mu, Sing. Tapi sepertinya aku ingin tidur di rumah lama mama, aku merindukan rumah itu dan merindukan Krist" Ucap Tay sambil terkekeh kecil.
"Ayo pulang bersama nanti, phi. Aku juga rindu kamar phi Krist!" Ucap Singto.
"Ya" Ucap Tay.
Melihat Tay dan Singto yang bicara banyak membuat Wayu mengerti sedekat apa mereka dulu, terlebih Singto dan pria yang di panggilnya phi Krist itu, apa lagi saat Singto mengatakan dia merindukan kamar Krist, itu artinya Singto sering masuk ke kamar Krist. Wayu menatap Singto yang sejak tadi asik bicara dengan Tay, dia pikir Singto pria yang polos tapi sepertinya tidak.
Tbc.
JE LEEST
Same But Different
FanfictieSama tapi berbeda, Singto yang masih gagal move on karna kepergian Krist bertemu dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Krist, akankah pria itu bisa menggantikan posisi Krist di hati Singto? *Sequel Introvert! Baca introvert dulu ya baru baca...
Part 4
Start bij het begin
