PART 38 (end)

288 6 2
                                    

Kisah selesai, rasa sakitpun hilang untuk selamanya!

________


Safani menuruni tangga dengan langkah lemah, matanya terlihat bengkak karena semalam ia tidak bisa tidur lagi karena Fathan yang mengganggunya di jam 1 malam.

Safani bisa melihat Bimo yang mencoba menenangkan Ratih yang terisak pelan.

"Kenapa Pah?"Safani duduk tepat di depan Ratih, makanan sudah tersaji tapi belum ada yang menyentuhnya sama sekali.

Bimo menggelengkan kepalanya pelan, Safani hanya mengangguk saja tidak terlalu perduli.

Safani mengalihkan pandangannya pada Fathan yang masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru lalu masuk kedalam kamarnya, sampai tidak melihat Safani yang duduk di meja makan. Bahkan bisa Safani lihat Fathan tidak menggunakan seragam sekolahnya, malah memakai pakaian serba hitam?

"Loh anak itu balik lagi?"Ratih terlihat bergumam lirih tapi Safani mencoba untuk tidak terlalu ingin tahu.

Safani berdehem sekilas untuk melegakan tenggorokannya"Dia ga sekolah?"

Entah Safani bertanya pada siapa, tapi sebelum sempat terjawab Fathan datang lebih dulu dan menarik tangannya dengan paksa.

"Ikut gue"

"Apaan sih lepas!"Safani menyentak tangan Fathan dengan kasar.

Nafas Fathan berburu cepat, ia menatap Safani dengan tajam"Gue bilang ikut gue"

"Bang jangan kasar-kasar, kalo mau ngajak Fani ngelayat pelan-pelan aja ngajak nya"

Safani berhenti memberontak saat mendengar kata-kata Ratih. Lalu matanya menatap Fathan meminta kejelasan.

"Mau kaya gini aja, apa mau ganti baju dulu, kalo iya tar gue tungguin"Fathan berucap dengan pelan, ia tidak mau membuat Safani ketakutan dan berakhir menolak ajakannya.

Safani ingin berbicara tapi entah kenapa suaranya tercekat, tenggorokannya sakit tapi hatinya juga ikut sakit.

Tanpa banyak bicara ia hanya menatap Fathan dalam, seolah mengerti Fathan juga menatap Safani lalu mencoba menenangkannya.

Fathan mengangguk lalu menarik tangan Safani dengan pelan"Apapun yang terjadi di sana, Lo harus tetep inget ada gue di sini"Fathan menghentikan langkahnya.

"Dan kapanpun lo butuh penjelasan, gue siap nyeritain apapun sama lo"Entah kenapa Safani malah menjatuhkan air matanya tanpa sebab, hatinya sakit ada apa ini.

Safani hanya diam saat Fathan menjalankan motornya entah kemana. Safani tidak berani bertanya lebih jauh ia takut.

Cuaca yang sedikit mendung menambah perasaan tidak tenang pada hatinya, entah kenapa Safani merasa ada yang mengganjal di hatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cuaca yang sedikit mendung menambah perasaan tidak tenang pada hatinya, entah kenapa Safani merasa ada yang mengganjal di hatinya. Air matanya ingin turun tapi sebisa mungkin ia cegah, Safani tidak mau terlihat cengeng apalagi jika di depan Fathan. Bisa-bisa hancur imejnya selama ini.

ABYANDRA'AS (END)Where stories live. Discover now