PART 34

247 7 0
                                    

Salah satu yang menghancurkan mu adalah dirimu sendiri, tergantung bagaimana kamu berucap dengan mulutmu!

____________


"Lo butuh duit berapa?"

Aby diam tidak menghiraukan pertanyaan Fathan, matanya masih menatap Gama tajam.

"Kasih gue waktu"

Gama menimang tawaran itu sejenak"Oke gue kasih lo waktu tiga hari, kalo lo ga kasih aja itu duit. Gue ga segan-segan jeblosin lo ke penjara!"

"Ayah!"Janeeta berteriak marah, apa tidak cukup uang yang selalu Aby kirimkan untuk menebus kesalahannya itu.

"Apa hah? lo ga mikir kalo nyawa juga harus di bayar dengan nyawa?"

"Maksudnya apa?"

Gama menatap orang yang barusan bertanya, Gama tidak mengenalnya tapi sepertinya teman dari Aby.

Gama tersenyum miring ke arah Aby, lalu menatap Fathan kembali"Temen lo udah bunuh istri gue, dan imbalan supaya dia ga masuk penjara ya harus ngasih gue uang"

Fathan terdiam, ia masih mencerna situasinya. Benarkah Aby melakukan itu. Gama pergi begitu saja setelahnya meninggalkan orang-orang yang masih terdiam oleh pikirannya masing-masing, bahkan Janeeta masih di sana.

"Kali ini apa lagi Zar?"Fathan terkekeh sinis"Apa lagi yang gue ga tau? apa lagi yang lo sembunyiin dari gue"Fathan menatap Aby kecewa.

"Gue duluan, gue harus nganterin Janeeta sekolah"Setelah mengatakan itu satu pukulan mendarat di wajahnya.

"Sialan lo! lo nganterin cewek ini, sedangkan Safani aja lo suruh pergi sendiri?"Fathan tertawa tidak menyangka, temannya sebrengsek ini ternyata.

Sedangkan Janeeta langsung membantu Aby yang sempat tersungkur karna pukulan itu.

Aby bangkit dan mengelap sudut bibirnya yang terluka"Gue emang brengsek, gue bahkan lari dari tanggung jawab, sebutan itu emang pantes buat gue kan?"

Bugh!

Satu pukulan lagi mendarat tempat di perut Aby, kali ini Aby meringis perutnya yang di pukul tapi kenapa dadanya yang terasa ngilu.

"Pembunuh kaya lo emang pantes mati!"

Fathan pergi setelah mengatakan itu, sedangkan Aby hanya terkekeh kecil"Iya gue emang pantes mati, mungkin sebentar lagi"

"Zar lo gapapa kan?"Aby menggelengkan kepalanya kecil, lalu berjalan ke arah motornya.

"Ayo gue anterin, masih belum terlambat kan?"Janeeta menggelengkan kepalanya, lalu naik keatas motor itu.

"Lo ga sekolah?"

"Ngga, gue mau langsung ke tempat gue kerja. Biar cepet dapet duitnya"Mendengar itu rasa bersalah kembali muncul di hati Janeeta.

"Berhenti dulu ya, gue mau beli sesuatu di sana"Aby menurut lalu menghentikan motornya, tapi matanya malah tidak sengaja melihat Safani yang ternyata sedang menatapnya juga.

Aby bergeming di tempatnya. Tatapan itu tatapan kekecewaan yang paling Aby benci, lagi-lagi Safani menatapnya seperti itu. Kali ini apa lagi, kesialan apa lagi yang Aby dapatkan.

Aby melihat Safani yang melangkah pelan ke arahnya.

"Zar menurut lo bagus yang mana"Janeeta mengangkat dua buku di tangannya. Sepertinya ia masih belum menyadari sesuatu.

Plak!

Suara tamparan keras cukup menggema di ruangan ini. Janeeta sendiri masih terlihat syok.

ABYANDRA'AS (END)Where stories live. Discover now