Jalan cerita 29

18 2 0
                                    

Vote dan komen ya, nggak bikin kalian rugi kok




["Rancang masa depan kita, untuk kebahagiaan bersama"]


••••

HBM🤍💐

••••

Perempuan tersebut tampak mengalihkan pandangannya ke segala arah. "Apa-apaan sih kamu!" balas Ceisya.

Ia berjalan menuju kasir dan meninggalkan El.

Sedangkan Jazziel dengan cepat memilih roti dengan asal, lalu mengikuti langkah Ceisya. Ia berjalan menuju kasir mengikuti wanita tersebut.

"Kamu yang punya, Ce?" tanya El melihat Ceisya berada di meja kasir.

Melihat perempuan tersebut tak memakai pakaian seragam seperti karyawan lain, Jazziel menduga Ceisya lah pemilik toko roti.

"Kamu tolong cek roti bagian depan ya! Tadi kaya agak kosong soalnya," perintah Ceisya pada karyawan yang tadi bersamanya.

Selanjutnya Ceisya mengalihkan fokusnya pada El. "Sudah selesai pilih? Biar saya pindai dulu." Ucap Ceisya, seolah tak mendengarkan pertanyaan lelaki itu.

Ketika Ceisya sedang menyiapkan roti yang dipilih oleh El. Smartphone milik lelaki itu terdengar berbunyi panggilan telepon.

"Hallo," ucap El.

Melihat gerak-gerik dari El yang mengangguk sepertinya penelepon sedang menjelaskan sesuatu.

"Oke, saya paham. Langsung jadwalkan ulang untuk meeting berikutnya!" perintah Jazziel. Lalu mengakhiri panggilannya. Ia pun kembali ke arah kasir, untuk menyelesaikan pembayaran.

Ceisya yang sudah selesai langsung menyerahkan roti pesanan Jazziel dengan sopan, sebagai seorang pemilik toko kepada pelanggannya. Ia juga tersenyum kepada Jazziel. "Ini rotinya, total nya seratus tujuh puluh lima ribu, ya,"

Jazziel memberikan uang cash nya kepada Ceisya. Ia juga tak bisa berhenti menatap perempuan dihadapannya saat ini. Wajah menggemaskan dan cantik dari Ceisya ini bagaikan penghilang stres terbaik bagi Jazziel.

Ceisya menerima uang tersebut, lalu memberikan roti yang telah dibeli oleh Jazziel. Bukannya menerimanya, Jazziel justru melamun. "Ini rotinya, Mas," beritahu Ceisya berkali-kali, tapi lelaki dihadapannya seakan tak mendengarkan.

Ceisya yang merasa risih meninggikan suaranya. "Ini rotinya, Mas!"

Jazziel yang sedari memang melamun memandangi wajah Ceisya, seketika mendapatkan kesadarannya kembali mendengar suara yang cukup keras dari Ceisya.

••••

Jazziel kembali ke hotel dengan raut wajah yang paling jarang ia tunjukkan. Raut wajahnya, bagaikan pelangi yang lama tak muncul dan kini ia kembali menampakkan dirinya.

Lelaki itu juga tak henti-hentinya tersenyum membayangkan bagaimana ia akan bertemu Ceisya kembali. Belum lagi saat Ceisya mengatakan belum memiliki kekasih. Hatinya seakan di tumbuhi oleh bunga-bunga sepuluh hektar.

Jazziel juga tadi berniat mengajak Ceisya untuk makan siang bersama, mengingat meeting nya dibatalkan dan akan dijadwalkan ulang besok. Tapi, El merasa terlalu cepat. Apalagi mereka bertemu, tanpa di duga seperti ini.

"Aku beruntung," ucap pelan El, dengan laptop dihadapannya dan menampilkan foto Ceisya saat perempuan itu masih seperti remaja yang baru merasakan jatuh cinta. Seragam putih abu-abu dikenakan perempuan tersebut, dengan rambut yang tergerai panjang dan cantik.

Itu adalah foto Ceisya saat ia masih dekat dengan Jazziel. Saat di mana mereka bertemu dulu dan merasakan indahnya cinta, tanpa memikirkan bahwa salah satu dari mereka akan pergi.

"Tuhan mempertemukan kita lagi. Apa artinya aku masih punya kesempatan untuk jadi orang yang paling beruntung, karena punya kamu?"

"Setalah lima tahun kita pisah, aku masih nggak tau kalau bukan kamu orangnya, siapa yang akan bikin aku jatuh cinta, bahagia, dan merasa kalau aku punya rumah?"

Lelaki itu seperti merasa cinta nya telah habis pada perempuan bernama lengkap Ceisya Azaleana. Baginya Ceisya seperti rumah dan obat bagi segala gundah gulana nya.

Wajahnya yang selalu ceria dan tampak semangat juga menjadi penyemangat tersendiri bagi El.

Beberapa tahun yang lalu, disaat ia bersama Ceisya, kehidupannya seakan memiliki rancangan untuk masa depannya.

Namun, setalah ia tak bersama perempuan tersebut, ia seperti hanya mengikuti arus saja, tak berani menantang arus itu. Ia juga seakan mengikuti setir dari mamanya. Tanpa ia tau apa yang di inginkan oleh Jazziel sendiri.

"Hi mantan?" ucap Jazziel pelan, dengan senyum. Ia terkekeh sendiri medengarnya.

••••

Gimana part ini?

Akan makin banyak part El dan Cece nanti, so tunggu, ya!

Follow akunku dan masukin cerita ini ke perpus kalian, biar nggak ketinggalan

Terima kasih yang udah baca sampai akhir dan nyempetin vote/komen

Cinta kalian banyak-banyak...🎀💟🌷

Hi, Bye MantanWhere stories live. Discover now