Jalan cerita 18

16 2 0
                                    

Scroll sambil vote❥✿⁠ 




["Hatiku bahagia melihat kehadirannya"]


••••

HBM🤍💐

••••

Jazziel berangkat ke kantor dengan mengendarai mobilnya. Namun, ia tak sendiri. Ia bersama seorang perempuan yang tak lain adalah, Alexa.

Alexa benar-benar menginap di apartemen milik El semalam.

Jadilah sekarang Jazziel sedang mengantarkan perempuan tersebut ke apartemen milik perempuan itu.

"Makasih, Kak." Ucap Alexa dengan tulus. Lalu turun dari mobil milik Jazziel. Namun, tak ada senyum di bibir wanita tersebut.

Jazziel juga hanya membalas dengan anggukan. Tak keluar satu patah kata pun.

Lelaki tersebut menjalankan kembali mobilnya menunju kantor tempatnya bekerja.

••••

Ketukan pintu menghentikan kegiatan seorang perempuan yang tengah sarapan. Ia dengan semangat menuju pintu untuk membukakan pintu.

"Hai," sapa seorang lelaki dengan canggung.

Perempuan yang tak lain adalah Ceisya juga cukup salah tingkah saat mengetahui kedatangan seorang lelaki yang cukup dinantikan kehadirannya.

Ia juga hanya bisa melambaikan tangan dengan grogi pada lelaki dihadapannya, Jefran.

Sebelumnya Jefran mengatakan akan menjemput Ceisya. Supaya bisa ke cafe bersamanya.

"Bentar, Kak. Aku ambil tas," ucap Ceisya, sebelum kembali ke dalam kost.

Sebelum pergi ke cafe, Ceisya berpamitan dengan kedua sahabatnya.

"Guys, gue berangkat," pamit Ceisya pada Thara dan Alka yang masih sarapan.

"Iya, udah sana. Entar kelamaan pacar lo nungguin nya." Balas Thara dengan cengengesan.

"Apaan sih, lo. Nggak ada yang pacaran," balas  Ceisya sudah salting parah.

Alka yang sedari tadi menyimak ikut meledek. "Sekarang emang belum. Nggak tau entar malam atau besok. Siapa tau ganti status."

Ceisya melotot melihat balasan kedua sahabatnya. Namun, tak bisa dipungkiri wajahnya berseri-seri, bibirnya terangkat untuk tersenyum dengan hari yang berbunga-bunga. Tapi, demi apapun, Ceisya sudah berusaha menahannya.

"Ayo, Kak."

"Ayo."

Selama perjalanan menggunakan sepeda motor milik Jef, keduanya banyak bicara. Sekadar basa-basi ataupun bercanda.

Mereka juga sengaja datang lebih awal ke cafe, agar karyawan lain tak mengetahui, bahwa mereka datang secara bersama.

"Lo ke sini dianterin, Ce?" tanya salah satu pelayan cafe, yang merupakan teman kerja Ceisya.

"Kenapa emang?"

Ceisya yang awalnya menatap sang empu, membuang pandangan, menjadi tak fokus ke segala arah. Ia sudah ketar-ketir, takut ketahuan dirinya berangkat bersama bos mereka, Jefran.

"Nggak ada sepeda lo di depan."  Ucapnya, melirik ke arah depan cafe mencari keberadaan sepeda Ceisya.

Ceisya menghembuskan napasnya lega. "Tadi, bareng temen ke sininya," balas Ceisya.

Seorang perempuan dengan pakaian yang modis, namun patut diakui perempuan itu mempunyai paras yang sangat cantik.

Perempuan tersebut duduk sendirian dekat dengan kaca depan cafe. Sudah sekitar satu jam mungkin, ia hanya duduk diam.

"I miss you," ucapanya dalam hati. Pandangannya fokus ke arah kursi yang terletak di depannya, seperti sedang memandang seseorang. Padahal tak ada satupun orang yang duduk berhadap-hadapan dengannya saat ini.

Perempuan tersebut menundukkan kepalanya. Tanpa diminta air matanya luruh begitu saja.

Ia menarik napas, lalu membuangnya. Mencoba untuk menenangkan diri. Lalu, bangkit dari tempat duduknya meninggalkan cafe.

Tanpa perempuan tersebut sadari, Jefran sedari tadi memperhatikannya. Jefran yang sepertinya mengenali orang tersebut lantas memanggil Ceisya.

"Cece, sini."

Ceisya menghampiri Jefran. "Kenapa, Kak?"

Jefran memberikan kode dengan telunjuk jarinya, dengan sangat hati-hati, agar tak ketahuan oleh orang yang sedang di intainya.

"Itu yang kemarin, kan?" tanya Jefran.

Ceisya mengikuti arah telunjuk Jefran, yang mengarahkan kepada seorang perempuan yang berjalan ke luar cafe.

Ia mencoba mengingat. Dan ia yakin ingatannya tak salah.

"Kira-kira kenapa ya, Ce? Soalnya aku liat, tadi, dia kayak lagi sedih gitu," jelas Jefran.

Ceisya mendengarkannya, namun tak begitu peduli. Ia sekarang masih fokus melihat orang yang di tunjuk Jefran.

Jefran menepuk bahu Ceisya. "Cece, kok malah ngelamun."

Ceisya bingung untuk sesaat, lalu kesadaran nya kembali. "Ha? Oh, iya. Itu yang kemarin,"

••••

Lumayan lama gak up disini

📢 Fokus cerita sebelah dulu bentar, ya. Silahkan mampir juga ke cerita sebelah

Sebenarnya udah ada draftnya, cuma belum aku baca²lagi, takut masih ada yang harus di ubah
Jadi, belum bisa di up dulu,

Vote jangan pelit²luv🦄🤍

Hi, Bye Mantan Where stories live. Discover now