62. Sang Penyelamat

940 60 4
                                    

Pov. Author

Kedua anak buah Kevin hanya tersenyum melihat tingkah laku bos nya sedang menyakiti seorang anak kecil yang tidak berdaya. Keduanya bertolak pinggang. Saat talapak tangan Kevin hendak mendarat di wajah Randi.

Braakk......

Pintu dari kayu itu terbuka didobrak paksa dari arah luar. Sontak mereka semua kaget luar biasa karena suara nya yang keras. Galang masuk dengan posisi kuda-kuda siap menyerang. Tanpa menunggu Galang segera menghadapi kedua anak buah Kevin yang terbilang cukup tegap.

Galang melompat kearah salah satu orang itu yang tidak sempat membela diri dengan mengambil belati di pinggangnya.

Bughhh..!

Lelaki bertampang sangar itu terjungkal ke belakang karena terkena hantaman lutut Galang yang sangat keras di wajahnya. Tubuhnya menghantam tembok hingga akhirnya pingsan dan ambruk.

Melihat rekannya ambruk sampai pingsan, si lelaki temannya itu siap menghadapi Galang. Belati sudah digengamannya. Galanh tersenyum, dia baru ingat orang didepannya inilah yang telah melukai dirinya.

"Belum kapok lu ya, gua bikin masuk rumah sakit! heaa...". Orang itu mengayunkan belatinya ke arah Galang.

Dengan cepat Galang mengambil Ruyung dari dalam bajunya. Dua batang kayu yang terhubung oleh rantai kecil itu sudah dalam genggaman pemuda tegap ini. Galang melawan serangan lelaki itu yang merangsak maju.

Taakk.!

Belati itu terlepas karena kerasnya pukulan tongkat ruyung yang memukul belatinya. Lelaki itu hanya terpana melihat senjatanya terlepas, dengan cepat pula Galang menendang dada si lelaki itu hingga diapun sama terjungkal. Begitu kerasnya tendangan hingga mengenai tembok dan sama ambruk pula tidak berdaya.

Kevin mulai naik pitam, dia beranjak dari tempat tidur lalu mengambil sebuah pistol yang akan dipakai menghadapi Galang.

Bughhh.....

"Aaaahhhgh...." teriak Kevin karena sebuah tongkat basebal menghantam tangannya yang menggengam senjata hingga terangkat keatas.

Dor.....

Pistol sempat meletus menembak plafon rumah hingga berlubang. Sebuah tendangan melayang mengenai tubuh Kevin hingga terhempas keras. Pistol pun terlepas dan jatuh ke lantai yang masih tanah merah.

Kevin meringis menahan sakit ditangannya, Matanya kini membulat melihat Mega sudah berdiri di depannya sambil memegang tongkat baseball.

"Aaaggrh....." Teriak Kevin yang tangannya diinjak oleh Mega hingga patah.

"Kini tangan mu sudah aku patahkan, sepaya tidak ada yang kau tembak lagi... ujar Mega sambil memeluk Randi anaknya.

Mega lalu memberi isyarat pada Galang untuk segera keluar dari tempat itu. Merekapun segera bergegas pergi meninggalkan lokasi. Galang lalu mengikuti Mega yang sudah masuk kedalam mobil.

"Ayo naik mas," ujar Mega yang kini siap memegang kemudi.

Galang pun masuk kedalam mobil. Tidak berapa lama mobilpun melaju meninggalkan perkebunan teh itu.

"Mbak lihai juga ya". Ucap Galang.

Mega hanya tersenyum mendengarnya.

"Kamu tidak apa apa sayang? " tanya Mega kepada Randi anaknya.

"Aku tidak apa apa mah, "jawab nya sambil menyelimuti tubuhnya dengan selimut tipis.

"Sekarang kita ke mana mbak?"

"Kita cari penginapan dulu mas Galang. Besok baru nanti ke kampung halaman. Btw sebelumnya terima kasih mas Galang. Mas hebat sekali, " puji Mega.

"Sama sama mbak, mbak juga sudah bersedia menolong saya juga. "

RikoWhere stories live. Discover now