6. Teror (2)

9.6K 342 10
                                    

Pov. Riko

Hari ini kebetulan hari Minggu. Abis main sama Om Hendra semalem itu, aku langsung tepar. Sekarang udah jam 11. Aku baru bangun. Om Hendra lagi duduk mainin hp didekatku.

"Nyenyak banget kamu tidurnya..", kata Om Hendra liat aku terbangun.

Aku tersenyum manja dan beranjak mendekati dia.

"Om bangun jam berapa?", tanyaku.

Om Hendra mengecup pipiku.

"Tadi jam 7an kayaknya. Sange tapi kasian mau bangunin kamu.", jawab Om Hendra.

"Sekarang masih?", tanyaku menggoda sambil tanganku menggerilya di sela-sela celananya.

"Keasikan main hp jadi lupa sih.", katanya.

"Yaudah lanjutin aja main hp nya. Aku mainin ini aja.", kataku sambil meremas kontol Om Hendra yang masih lemes.

Om Hendra tersenyum ke arahku dan mencium bibirku dan melanjutkan main hp nya. Aku keluarin kontol Om Hendra dan melahapnya. Aku mainin lidahku pada batang kontol Om Hendra. Perlahan kontol Om Hendra mulai membesar dan mengeras.

Aku makin lahap dan terus menyedot kontolnya selagi aku isep.

"Ssshh..", desah Om Hendra.

"Gak pernah kecewa sama isepan kamu..", lanjutnya.

Om Hendra merubah posisi duduknya yang tadinya bersila menjadi membuka lebar kakinya. Hp nya dia matikan dan badannya dicondongkan ke belakang bertumpu pada tangannya. Sekarang lidah ku bermain di kepala kontolnya.

Om Hendra menggelinjang. Om Hendra sangat sensitif di bagian ini. Aku sapu perlahan lubang kencingnya. Aku putar lidahku mengelilingi kepala kontolnya dan langsung aku lahap kontolnya.

"Fuuuccccckk.. Enak bangett gitu, sayang.. Aaahh.. Shit..", racau Om Hendra.

"Mmmhh.." aku terus mengulum kontolnya dengan cepat.

Om Hendra memegang kepalaku dan menyodokkan ke kontolnya agar mempercepat isepanku. Makin cepat dan aku sedot kontolnya.

"Terus sayang.. Bentar lagi.. Ahhh..", desah Om Hendra.

Tangan ku memainkan puting Om Hendra dari luar kaosnya.

"Yeesss.. Baby.. Mau keluaaaahhhhhrrrr...", racau Om Hendra sambil menekan kepalaku.

Crooooottt croooottt croooottt

Pejuhnya tumpah langsung ke tenggorokanku. Aku tahan supaya pejuhnya gak ada yang keluar dari mulutku. Pas kontolnya berhenti berkedut aku telen semua pejuhnya. Kontol Om Hendra berkilat oleh basah pejuh dan ludahku. Batang nya aku sapu sampe bersih dari sisa-sisa peju yang masih menempel.

"You're hot, Baby..", puji Om Hendra.

"Manis ya pejuh Om?" tanya Om Hendra.

"Iya enak.. Kentel lagi..", jawabku.

Om Hendra tersenyum padaku.

"Punya kamu masih tegang gitu, mau dikekuarin gak?..", kata Om Hendra yang melihat kontolku masih tegang.

"Gak usah Om nanti lemes sendiri..", jawabku sambil nyengir.

"Ya sudah, om pamit pulang ya, nanti kalau Om kangen, Om datang kesini lagi he he he"

"Iya Om"

"Oh ya bagi nomor WA kamu dong"

"Oh boleh Om, 0877********"

"Ok udah Om save, nanti kalau Om kangen, Om WA kamu. Itu ada nasi bungkus tolong dihabiskan, tadi Om beli"

"Iya om, makasih"

RikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang