48. Pertemuan

1.3K 51 1
                                    

Season 2

Pov. Author

Sambil menunggu bus datang menjemput, Riko berselancar di dunia maya dengan gagjet baru nya. Dia sengaja tidak memakai pesawat tapi menaiki bus kota eksekutif antar provinsi. Lebih enak menikmati perjalanan pikirnya, tidak manja memakai pesawat.

Barang yang dibawanya tidak banyak, hanya 1 tas baju dan 1 tas kecil. Tidak berapa lama bus yang ditunggu tiba juga. Banyak juga penumpang ternyata yang menggunakan jasanya.

Riko segera masuk ke dalam bus kota yang memiliki kelas eksekutif itu. Nyaman juga di dalam nya. Jumlah penumpang sesuai dengan kapasitas di dalam bus kota nya. Bahkan toilet pun tersedia. Meski kecil tapi nyaman sekedar untuk buang air kecil.

Nomor kursi yang dimiliki oleh Riko adalah 07. Meski tidak disisi jendela tapi nyaman juga. Setelah duduk sambil menunggu bus berangkat setengah jam lagi, kembali Riko mengotak atik iphone miliknya, sebuah gagjet seharga 15 juta yang pas sekali di gengamannya.

Dengan headset, Riko mendengar musik dangdut kesukaannya. Tidak di duga perhatiannya tertuju pada seorang pria dewasa tegap yang baru masuk ke dalam bus nya. Dia nampak memegang tiket untuk mencari nomer tempat duduk.

Riko lalu mengamati lagi gagjet nya untuk mengganti lagu yang sedang di dengar nya. Sedang asyik memejamkan mata menikmati alunan lagu, terasa seseorang menyentuh pundak nya. Segera Riko melepas headset nya.

''Ma'af mas, nomer saya di sebelah anda. Saya mau lewat"

"O iya mas, silakan." Riko beranjak memberi jalan lelaki tegap itu berjalan melewati kursi nya.

Mereka pun duduk kembali di kursinya masing masing. Riko sesaat melihat pria itu, ganteng juga pikir nya. Tidak berapa lama bus pun mulai berangkat dari terminal. Kendaraan besar berpenumpang lebih dari 50 orang itupun melaju menuju kota tujuan yang di perkirakan akan memakan waktu 2 x 24 jam.

Mereka berangkat tepat jam 8 pagi di perkirakan pula akan sampai pagi lusa ditujuan. Sambil bus melaju, Riko tetap asyik mendengar musik di headset nya. Pikirannya kembali teringat beberapa waktu sebelumnya saat dia harus meninggalkan kekasihnya Galang karena kuliah di Jerman. 4 Tahun berada di negeri orang, sudah berapa banyak kontol yang ia rasakan. Namun meski begitu, ia tetap tidak bisa melupakan kekasihnya di Indonesia.

Lamunan Riko terusik oleh rasa haus. Dia segera mengambil sebotol air mineral dari belakang jok kursi di depannya. Saat Riko meneguk, bus mulai berbelok. Sontak dia miring ke kiri sehingga air mineral yang diminum nya tumpah sedikit dan membasahi paha pria itu.

"Ah ma..ma'af mas tidak disengaja. Ma'af ya" ujar Riko sedikit memelas.

"Oh tidak apa apa mas. Cuman sedikit
kok.."

Riko yang merasa bersalah akhirnya berkenalan. Merekapun mulai akrab.

"Ma'af mas. Boleh saya kenal ? Nama saya Edward .saya asli dari ibukota." Pria itu menyodorkan tangan kekarnya.

''Boleh, kalau saya...Riko. Saya dari
pinggiran kota."

Mereka asyik berkenalan. Riko tahu Edward sambil mengobrol, matanya selalu mencuri pandang ke arah matanya. Riko pun tidak munafik, diapun menyukai lelaki yang terlihat jauh lebih tua darinya yang ditaksir berbeda 10 tahunan.

"Mas Edward kerja di Jakarta ?, lalu sendirian saja tidak sama istrinya.?" pancing Riko.

"lya mas. Saya pemilik bartender. O iya by the way.. Saya duda udah pisah ama isteri."

Riko tersenyum mendengar nya.

"Kalau mas sendiri ? Sama kerja juga di Jakarta ?" tanya Edward

"Saya baru saja pulang dari Jerman 4 tahun kuliah di luar negeri, hari ini pengen ketemu keluarga saya''

"Oh, iya mas. Kalau boleh tahu juga, mas di Jakarta udah dapat kerjaan belom ya..?

"Saya...kebetulan juga sedang mencari lagi lowongan kalau kalau saja ada" wajah Riko nampak sendu.

"Kebetulan nih mas, saya lagi butuh karyawan baru di rumah saya. Kira kira kalau kerja ditempat saya kira kira berminat ngga mas sebagai asisten saya?"

Riko nampak ceria kembali. Dia memang ingin segera dapat kerja.

"Ditempat mas Edward? Boleh... saya benar benar berminat mas." Riko nampak bergembira sekali.

Perjalanan mun mulai terasa menyenangkan. Riko jadi dibuat akrab dengan Edward. Merekapun begitu dekat
saat makan bersama sewaktu bus mampir transit untuk istirahat.

>>>

BERSAMBUNG

RikoWhere stories live. Discover now