56. Mencari

949 34 3
                                    

Pov. Author

Pagi itu di hari minggu yang cerah Galang bersiap untuk pergi menemui kekasihnya Riko. Tujuan yang akan Galang datangi cukup jauh juga, karena itu dia membawa bekal secukupnya. Hanya tas travelling kecil yang berisi Hp dan satu tumbler air minum untuk darurat yang bisa di simpan di depan jok motor matic nya.

Motor matic biru itu pun melaju meninggalkan tempat. Di perjalanan Galang masih memikirkan Dinda kekasih nya itu. Hari ini seharusnya sang gadis sudah bisa diperkenalkan dengan Riko. Namun karena Riko tidak ada kabar, akhirnya dia pun mengcancel janjinya sama Dinda.

Motor yang dipakai oleh Galang melaju di keramaian kota. Sudah jam 9 jalanan tidak semacet jam 7, karena orang orang sudah berangkat kerja serta tentu saja anak anak yang akan berangkat sekolah.

Jarak menuju rumah elit tempat kerja Riko diperkirakan sekitar 2 jam perjalanan bila lancar namun nyatanya awal berangkat jadi alami macet juga. Di perempatan lampu merah Galang sambil menunggu lampu hijau karena lampu merah itu terkenal lamanya, dia merenung sesaat.

Di perhatikannya matic biru yang sedang ditumpangi. Pikir pikir dahulu Riko tidak disangka punya tabungan lumayan hingga bisa membelikan dia motor meski second. Padahal Riko sendiri baru saja kerja disana, gak mungkin gaji besar kan. Lalu dari mana dia bisa dapat uang banyak? apa...dia punya bisnis sampingan ? ah peduli amat pikir Galang.

Meski demikian pikiran Galang selalu terbersit akan hal itu namun selalu bisa ditepisnya. Kalau dulu Riko punya usaha sampingan atau bisnis lain, apa? toh dia masih nyari kerja juga. Motorpun kembali melaju karena lampu sudah hijau.

Karena haus, Galan lalu menepi dan mampir pada sebuah kios pedagang ketupat. Kebetulan tadi berangkat belum sarapan sekalian Galang makan pagi dahulu.

"Bang, ketupat sayur 1 porsi,"

Pdagang itu mengangguk lalu mengolah pesenan Galang. pesenan sudah tersaji. sambil makan Galang teringat lagi dengan sang kekasih Dinda yang saat ini tentu saja sedang bekerja di Indomaret.

Galang sudah benar benar mencintai gadis dari desa itu, namun hatinya dilema. Kekasihnya, Riko sudah lebih dulu mengenal dirinya bahkan mereka berdua sudah terbuai hasrat birahi yang membara. Sejenak Galang menghela nafas dan membuangnya perlahan.

Porsi ketupat pun sudah habis. Saat setelah membayar, Hp didalam tas terdengar ada seseorang yang menelponnya. Mata Galang membulat melihat nama si penelponnya.

"Hallo mas, lagi dimana?" tanya si penelpon karena ini hari minggu.

"Hallo rid, aku sedang di perjalanan. Ada sedikit keperluan. Ada apa rid?" Galang mengangkat wajahnya sambil memperhatikan sawah yang menjadi latar belakang kios itu.

"Mas, aku kangen sama kamu. Aku ingin bertemu." ujar Farid manja. Galang hanya tersenyum tidak membalasnya.

"Kak Dinda sudah ke rumah kakak belum? suara Farid mulai serius.

"Belum, aku lagi ada urusan mendadak nih ke luar kota". Ucap Galang.

"Mas sudah tahu kak Dinda akan pulang dulu besok kekampung, untuk mengambil berkas berkas penting dari sekolahnya?"

"Tentu saja, aku juga minta maaf rid, tidak bisa mengantar dia kesana."

"Tidak apa apa mas, kakak sudah biasa kok naik bus sendirian". ucap Farid.

"Mas?"

"Iya rid?" ujar Galang tersenyum mendengar ucapan yang mendayu itu.

"Malam ini bisa datang ke rumah ku?". Galang mengkerutkan kening nya. Dia teringat malam ini sudah janji dengan Fahru yang ingin ditemani. Sejenak Galang berpikir.

RikoWhere stories live. Discover now