15. Penyelidikan (2)

6.5K 282 12
                                    

Pov. AJI

Setelah Riko pergi gua mengamati lukisan adik gua. Apa istimewa nya sih ini lukisan. Gue terus memandangi itu lukisan, entah mengapa gua kayak pernah lihat gunung itu tapi dimana ya. Gua sampai sekarang belum menemukan makna dibalik lukisan itu.

Lukisan ini nampak kotor, gue perlu membersihkannya. Gumamku.

Kemudian gua angkat tuh lukisan, namun tiba tiba terdengar sebuah benda jatuh dari atas lukisan.

Prank

Ternyata sebuah kunci. Kunci apa ini? kayak kunci ruangan, tapi disini gak ada ruangan apa pun selain gudang. Astaga. Gua kaget ternyata di belakang lukisan ini terdapat sebuah ruangan.

Tanpa pikir panjang, gua masukin tuh kunci dan terbuka ruangan itu. Aneh kok gua baru tau ya ada ruangan misteri di rumah gua sendiri.

Gua masuk kedalam ruangan ini ternyata sempit hanya seluas gudang. Namun tiba tiba gua menginjak tulang belulang tengkorak. Astaga, tengkorak siapa ini?. Entah mengapa bulu kudukku merinding. Gua berjalan pelan, dan menghampiri sebuah lemari bekas.

Gua buka lemari itu, dan gua melihat banyak album foto. Disana tertulis tahun 2006. Berarti gua baru lahir. Disana nampak sebuah foto seorang remaja sedang lulus SMA juga ada foto ayah dan mama. Hah, berarti dia kakak gua. Kok gua baru tau ada punya kakak. Gua buka kembali lembaran album foto, disana ada foto gua sejak kecil.  Gua memicingkan mata ketika melihat foto kakak gua mencium seorang cowok. Astaga, berarti kakak gua seorang gay. Suatu fakta yang gua temukan dalam rumah ini.

Kakak gua sangat ganteng di foto nya, pacarnya juga ganteng. Tapi sayang yah ganteng ganteng kok jadi gay, he he he jadi nyindir diri gua sendiri. Disana gua juga menemukan sebuah diary kecil. Gua buka dan baca diary nya.

===============================================

1 Juni 2006

Gue senang hari ini bisa lulus SMA. Ayah dan mama datang mengucapkan selamat buat gue. Disana juga datang mas Bagas Kurniawan orang yang sudah menjalin cinta terlarang denganku selama 3 tahun ini. Usia kami hanya terpaut 8 tahun. Gua 17 tahun dia 25 tahun.

Kebahagiaan tetap kami rasakan selama itu, kami saling menumpahkan rindu hingga melakukan hubungan badan dengan Mas Bagas di ruangan ini setiap ayah dan mama tidak ada di rumah. Namun kebahagiaan kami telah sirna, ketika ayah memergoki kami sedang bercinta.

Ayah sangat murka dan memukul kami berdua. Gua dikurung di ruangan ini dan disekap. Setiap hari gua dihukum ayah, mulai dari di cambuk hingga di pukulin. Ayah menyuruh gua untuk memutuskan hubungan dan kembali hidup normal. Namun gua menolak dan lebih memilih mati ketimbang dipisahkan.

Hari hari yang kami lalui sangat suram. Ayah tidak pernah memberi kami makan. Hanya mama yang memberi kami makan. Mama sebenarnya pengen melepaskan gua tapi tak punya kuasa takut ayah murka. Dari mama gua dengar kabar bahwa Orang Tua Mas Bagas sangat murka mendengar kabar anaknya menjalin hubungan cinta terlarang. Begitu pun isterinya langsung meminta cerai karena malu suaminya seorang Gay.

Cibiran cibiran dari tetangga terus berdatangan, karena tidak tahan Ayahnya Mas Bagas mengasingkan anaknya ke sebuah tempat yang jauh dari pemukiman dekat sebuah kaki gunung. Ayahnya mas Bagas meminta bantuan temannya untuk merawat mas Bagas disana.

================================================

1 Desember 2006

Bulan demi bulan berlalu, gua merasa kesepian diruangan ini, hingga akhirnya, mama datang membawa adik bayi. Ganteng sekali. Kata ibu namanya Aji Sakha.

Gua hanya berharap semoga adek gua jadi orang yang bisa membanggakan ayah dan mama, dan menjadi orang normal. Gua tidak ingin adik gua menjadi gua yang Gay, berada di dunia pelangi ini sangat sakit. Orang tidak merasakan apa yang sedang kita rasakan.

===============================================

27 November 2008

Tahun demi tahun berlalu. Mama melahirkan lagi adik laki laki. Gua merasa senang karena adik adik ku dua dua nya ganteng.

================================================

15 Juni 2010

Hari hari yang gua lalui sungguh menyakitkan karena ayah tidak pernah datang lagi menjenguk gua untuk kasih hukuman. Padahal gua hanya ingin melihat wajah ayah meskipun dia datang membawa penderitaan. Hanya mama saja yang datang buat kasih makanan.

================================================

1 Februari 2018

Tahun demi tahun berlalu, gua dengar dari mama, adek adek ku sudah besar. Gua pengen sekali bertemu dengannya. Dan meminta mama untuk mempertemukannya dengan gua. Tapi mama tidak mau mempertemukanku karena takut Ayah.

================================================

23 Maret 2018

Suatu keajaiban terjadi di umur gua yang ke 29 tahun hampir 12 tahun rasanya hidup berada di ruangan ini. Seorang anak kecil berusia 10 tahun membuka pintu ruangan ini. Gua lihat wajahnya mirip sekali dengan gua. Dia terlihat menangis dan memeluk gua.

"Ka..kak" ucapnya

Ternyata dia tau semua nya karena mendengar mama dan ayah bertengkar. Mama ingin sekali membebaskanku tapi ayah menolak. Akhirnya gua pun menceritakan kejadian ini sebenarnya pada adik gua yang ganteng Ari Sakha.

Setelah gua menceritakan kejadian itu pada Ari. Semangatnya menggebu gebu ingin menemukan mas Bagas kekasihku dan ingin mempersatukan kami. Entah mengapa gua merasa terharu mendengarnya.

===============================================

1 Juni 2021

Tepat di hari ulang tahun gua yang ke 32 tahun. Disaat itu adik gua Ari Sakha memberitahukan gua sebuah kabar bahwa dia bertemu dengan anak seumuran dengannnya. Ternyata anak itu anak mas Bagas. Dia juga lagi mencari keberadaan ayahnya.

Ari menyerahkanku sebuah lukisan yang di lukis kayak gambaran anak TK, yaitu gambar pemandangan gunung berbukit di atasnya terdapat awan mendung dan hujan tidak terdapat sinar matahari. Terdapat sebuah rumah di dekat kaki gunung yang menyendiri, juga gambar anak kecil berada di dalam rumah tersebut dengan ekspresi ketakutan. Terdapat juga lukisan anjing namun kepalanya manusia sedang di cambuk majikannya.

Gua tanya Ari darimana dia dapat lukisan ini. Ari pun menjawab dari anak mas Bagas. Dia tau keberadaan ayahnya namun karena bisu, akhirnya dia hanya mampu melukisnya saja. Gua mengepalkan tangan, gua lihat Ari menatap heran padaku. Tidak mungkin gua cerita pada Ari masalah ini.

Oh mas Bagas ternyata hidupmu lebih suram dibanding nasibku. Kau dijadikan budak seks di rumah itu bagaikan seekor anjing. Gua pun hanya bisa meneteskan air mata.

===================================================

1 Januari 2022

Sudah seminggu lamanya gua tidak ada yang mengantarkan makanan kesini. Ayah, mama, adik entah dimana mereka, apa mereka sudah benci melihatku. Gua terus menahan lapar, hingga gua tidak sanggup lagi menulis diary ini. Siapapun nanti orangnya yang menemukan jasad gue mohon kuburkan bersamaan dengan jasad mas Bagas.

ADI SAKHA

===============================================

Gua menangis mendengarnya, ternyata adik gua udah pernah bertemu dengan kakak gua. Ternyata lukisan itu sebuah petunjuk. Gua pun akhirnya membungkus tulang belulang itu dan menguburkannya dekat makam ayah, mama, dan adek.

Gua berjanji kak, gua akan bantu cari keberadaan mas Bagas.

Bersambung

JANGAN LUPA BANTU VOTE DAN KOMEN YA !!!

RikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang