10. Sakit

10.9K 337 20
                                    

Pov. Riko

Aku berusaha bangkit dan memakaikan kembali pakaianku. Derasnya hujan tidak membuatku untuk bangkit pulang ke rumah. Malam semakin larut, dengan jalan ngangkang aku mencoba mendekati motorku dan mengendarai motorku untuk sampai ke rumah.

Entah kenapa aku merasa agak pusing ditengah perjalanan hingga akhirnya...

Brakkk

Seketika aku tidak ingat siapa siapa lagi.

================================

Aku mencoba membuka mataku, kulihat aku sudah berbaring di sebuah kamar. Aku melihat sekeliling, ternyata ini bukan rumahku. Tiba tiba terdengar suara seseorang...

"Udah bangun" tanya seseorang.

Aku mencoba melihat siapa orang yang memanggilku.

Deg

"Kak putra" kataku.

Kak Putra adalah kakak tiriku. Dia adalah anak tiri mama. Dia sangat membenciku, gara gara dia aku tidak bisa tinggal serumah dengan mama. Aku mencoba untuk bangkit, aku tidak bisa lebih lama tinggal disini.

"Mau kemana, lu masih sakit" tanyanya.

"Aku mau pulang" jawabku

"Lu gak boleh pulang sebelum lu benar benar sembuh"

"Maksud kakak apaan sih, dulu kakak yang tidak mengizinkan aku tinggal di rumah ini, terus kenapa sekarang aku mau pergi kakak larang" tanyaku marah.

Tapi kak Putra tidak mendengarkan ucapanku, malah dia mendekatiku.

"Udah marahnya, sekarang lu harus makan, buka mulutnya"

Aku tetap tidak mau membuka mulutku.

"Huh, dasar keras kepala" ujarnya membuatku tersinggung.

"Mau kakak apa sih sebenarnya, mau aku mati kek apa urusannya sama kakak" tukasku.

"Lu walau bagaimanapun tetaplah adek gua walaupun gua benci ama lu, karena mama lu sudah merebut kebahagiaan mama gue" ujarnya.

"Terus mau kakak apa, aku sekarang lagi sakit, tidak berdaya, kakak mau bunuh aku pun aku tidak akan melawan. Dengar ya kak, rasa sakit yang kakak rasakan tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku rasa. Kakak masih punya ayah di dekat kakak. Lah aku tidak punya siapa siapa kak di dekatku hiks hiks"

Aku tidak tahan akhirnya aku menangis. Kak Putra mendekapku terus memelukku.

"Maafkan kakak, kakak janji akan selalu ada buat kamu" kata kak Putra menenangkanku.

Aku hanya diam dan merasakan hangatnya pelukan Kak Putra.

"Makan dulu ya, terus mandi" kata Kak Putra.

Aku pun mengangguk. Kulihat kak Putra menyuapi ku bubur. Setelah selesai makan, aku mandi. Setelah selesai mandi, aku berpakaian dan melihat Kak Putra duduk di pinggiran kasur.

"Dek, kakak mau ngomong sesuatu" tanyanya.

Aku deg deg an takut kak Putra mengetahui aku gay.

"Ada apa kak" tanyaku.

"Kamu, kakak temukan malam tadi tergeletak dijalan dengan kondisi tubuh yang memprihatinkan. Boleh kakak tanya, kamu jawab dengan jujur, apa kamu malam tadi habis di perkosa" kata Kak Putra.

Aku meneguk ludahku. Aku tak mampu menjawab. Hanya air mata yang keluar membasahi pipi.

"Jawab dek" tanyanya lagi.

Aku hanya mengangguk.

"Kurang ajar. Siapa yang sudah lakuin ini, biar kakak seret dia ke penjara sampai membusuk" tanyanya.

RikoWhere stories live. Discover now