musuh dalam selimut?

3.8K 334 17
                                    

vote dulu sebelum membaca!!!
-
-
-

Happy reading
-
-
-

Anesla mengepalkan tangannya di samping tubuh, kepalanya menunduk dalam saat di depan sana, Erlando memarahinya.

Ia pulang dalam keadaan tangan kosong, sial! Pergerakan duke sialan itu sungguh cepat dan gesit. Anesla bahkan tidak bisa menemukan jejak mereka.

Anesla yakin, setelah ini Erlando pasti akan menghukumnya.

"Kau tahu Anesla, kau itu tidak berkompeten dalam pekerjaan mu!" Hardik Erlando.

Akibat perkataan menusuk itu, tangan Anesla mengepal semakin kuat. Harga dirinya benar benar jatuh saat Erlando mengatakan bahwa ia tidak berkompeten.

"Maafkan hamba, yang mulia." Ucap Anesla seraya menunduk semakin dalam.

"Karena kau tidak becus dan kau mengecewakan ku hari ini, maka kau harus menerima hukuman!"

Setelah perkataannya selesai, Erlando pergi dari sana meninggalkan Anesla seorang diri. Anesla berbalik, tatapannya menghunus tajam.

"Kau menang, karena kau adalah penguasa di sini, Erlando. Tapi mari kita lihat, apakah kedepannya kau masih bisa bertindak demikian?" Senyum miring tercetak jelas di wajah Anesla 

-

Arviant meletakkan tubuh Selena dengan hati hati di atas ranjang, tabib yang sedari tadi berdiri di belakang dengan cekatan memeriksa Selena.

Alis tabib itu sesekali berkerut saat memeriksa Selena, "Duke, Duchess mengalami demam karena luka di punggungnya yang tidak di obati secara tepat, akibatnya luka itu menjadi infeksi."

Mata Arviant membulat, tatapan nya terpaku pada wajah Selena yang kian memucat. "Lakukan yang terbaik untuknya."

Tabib itu mengangguk tanpa ragu. "Saya akan mengobati luka Duchess terlebih dahulu. dan maaf, gaun bagian atas Duchess akan saya gunting. Apakah anda keberatan?" Tabib itu merasa perlu meminta izin kepada Arviant.

Gaun itu sudah koyak di bagian punggung, jadi tabib itu berniat merobek bagian gaun atas Selena, dan menggantinya dengan pakaian ringan.

Alis Arviant berkerut, tak ayal ia mengangguk memberi izin, untungnya di depannya ini bukanlah tabib pria melainkan perempuan. Jadi Arviant tidak perlu merasa takut jikalau wanita itu menyentuh kulit Selena, toh, mereka sama sama perempuan.

Tanpa membuang buang waktu, gaun  bagian atas Selena di robek oleh tabib itu, menyisakan pakaian dalam yang menutupi bagian inti Selena.

Arviant menahan nafas, wajahnya memerah seperti udang rebus. Ia berdeham menetralkan detak jantung nya yang berdetak tidak karuan. "Aku akan keluar, lakukan yang terbaik untuk istriku."

Tabib itu mengangguk tanpa menoleh, karena ia sedang fokus pada luka di punggung Selena.

Ngomong ngomong, tubuh Selena dalam posisi telungkup saat ini. Luka yang Selena dapatkan di punggungnya sungguh mengerikan, entah berapa cambukan yang orang jahat itu berikan kepada Selena, tabib itu sungguh sedih melihat kondisi Selena saat ini.

Selena's Second LifeWhere stories live. Discover now