bimbang

10.1K 777 26
                                    

Vote dulu baru bacaa!!
-
-
-
Happy reading sayangku
-
-
-

"Kau sudah seperti mayat hidup."

Senan duduk di kursi yang terletak di gazebo taman. Dia memasukkan beberapa kudapan kedalam mulutnya sambil memperhatikan wajah Arviant yang sedari tadi terlihat tegang dan sedikit pucat.

Saat ini mereka berdua berada di belakang Kerajaan, tempat yang selalu di gunakan bersantai oleh keluarga kerajaan.

"Kau sudah makan?"

Tak ada jawaban, Senan memaklumi. Lagipula sepupunya ini sangat irit bicara jadi ia harus ekstra sabar mengajak Arviant berbicara.

"keadaan kak Selena sekarang bagaimana?"

Arviant menautkan alisnya, "kak?"

"Apa? Ada yang salah? Bukankah Selena jauh lebih tua dariku, wajar saja jika aku memanggilnya kak."

"Tapi kau tak pernah memanggilku demikian, sungguh tidak sopan." Dengus Arviant.

Senan menyengir, membuat Arviant memutar bola matanya malas, "jawab dulu pertanyaan ku, keadaan kak Selena sekarang bagaimana?"

"Belum ada perkembangan."

Senan mengangguk, "aku sungguh terkejut saat mengetahui bahwa Kak Selena keracunan, saat pertengahan acara ayahanda menyuruhku pulang segera, jadi aku tak bisa melihat kekacauan yang terjadi."

Arviant mengangguk mengerti.

Senan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, "Sebenarnya, apa yang membuatmu datang kemari?"

Arviant menatap dalam bola mata Senan, Senan yang di tatap demikian menjadi gugup, sialan memang duke satu itu.

"Berhenti menatapku seperti itu!" Senan mendorong wajah Arviant, dan langsung di tepis oleh pria itu, Senan sendiri tak mempermasalahkan ketidak sopanan Arviant, sebab jika mereka hanya berdua mereka akan bersikap lebih santai tanpa memandang status satu sama lain.

"Aku membutuhkan saranmu."

Senan tersedak air liurnya. Selama ia mengenal Arviant, tak pernah sekalipun Arviant meminta saran darinya. Arviant selalu melakukan semuanya atas kehendaknya sendiri, lalu sekarang mendengar Arviant mengatakan bahwa dia membutuhkan saran darinya rasa rasanya Senan hampir tak percaya.

"Saran apa?"

Oke, kali ini Senan akan mencoba memahami Arviant.

"Sejujurnya aku sangat malas menceritakan hal ini kepadamu, tapi karena-"

"Langsung ke intinya saja!" Kesal Senan.

"Baiklah."

Senan menegakkan tubuhnya, saat Arviant mulai menceritakan kejadian yang terjadi, mulai dari seorang pelayan yang menawari Cleo dan Selena minuman, yang ternyata di dalam salah satu minuman itu mengandung racun.

Lalu saat pelayan itu memberi kesaksian bahwa Inara adalah orang yang menyuruh pelayan itu untuk mencampurkan racun kedalam minuman Selena.

Dan terakhir, tentang ibu Inara. Arviant sendiri merasa aneh, sebab yang ia ketahui ibu Inara adalah seorang wanita lemah lembut dan baik hati.

Arviant mengetahuinya, karena ia pernah bertemu langsung dengan ibu Inara.

Tapi ia mulai meragu saat pelayan itu mengatakan bahwa Inara dan ibunya bersekongkol untuk meracuni Selena.

Sebenarnya, apa yang keduanya incar dari sosok Selena hingga berniat menewaskan nyawa Selena.

Senan mengetuk ngetuk dagunya, mencoba berfikir. "Kasus ini cukup rumit," Arviant mengangguk membalas.

Selena's Second LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora