10 Makan malam

93 83 2
                                    

~Kuharap, malam ini menjadi saksi bahwa diriku menyukai dirimu~ Syandana Samana Arnawama

°

°
°

Hari semakin larut, namun gadis bernama lavanya itu masih sibuk di dapur. Sian pun ikut membantunya dalam membereskan bahan-bahan makanan apa saja yang akan disimpan atau akan dimasak malam ini.

Rencananya ia akan memasak nasi, capcay, mie baso, ikan bakar dan telur goreng.

Walaupun tak bisa memakan telur karena alergi, ia tetap saja memasakannya.

Mengharapkan jika ada orang lain yang ingin memakan makanan yang ia masak.

Sian mendekat kearah sang gadis yang tengah mengeluarkan beberapa bahan-bahan dari kulkas yang berpintu dua tersebut.

" Gua bantuin masak ya ". Sian menawarkan bantuan.

" Emang lo bisa masak?? ". Tanya lava ragu-ragu akan lelaki di sampingnya.

" Bisa lah, lo mau gua bantuin masak apa? ". Tanya sian kepada sang gadis.

" Udang bakar ". Celetuk lavanya menjawab.

" Enggak-enggak gue alergi udang ". Tolak sian mentah-mentah akan ucapan terlontar dari bibir mungil gadisnya.

" Gini, lo jadinya bakar ikan, sama masak nasi aja ". Ucap lavanya terkekeh pelan.

" Ck, iya-iya ". Ucap sian yang lalu dirinya pergi mengambil ikan yang berada di freezer.

Menaruhnya di wastafel untuk dibersihkan terlebih dahulu. Setelah membersihkan sisik-sisik ikan dan jeroannya. Serta tak lupa mencuci bersih beras yang akan dimasak.

Ia baru mengingat jika tak punya alat untuk bakar-bakar. Sebuah ide pun terlintas dibenaknya. Ia akan menggoreng ikan itu dengan bumbu sambal mentah sebagai pelengkapnya.

Kami berdua sibuk masing-masing dengan kegiatannya. Aku yang memasak capcay, mie baso dan telur goreng. Sedangkan, sian memasak nasi dan ikan yang malah digoreng tak dibakar.

30 menit telah berlalu, jam di dinding sudah menunjukkan jarum panjangnya ke angka 8 dan jarum pendeknya ke angka 6.

Semua masakan pun telah siap dimasak. Segera disajikan di meja makan yang berada di ruangan yang berbeda.

" Kenapa ikannya malah di goreng? ". Tanya lavanya pada sian yang hendak melenggang ke meja makan sembari membawa nasi dan ikan goreng.

" Gak ada alat buat bakar ". Cetus sian yang lalu berjalan pergi.

Aku segera menghampiri dirinya yang sudah berada di meja makan. Sembari membawa mie baso, capcay, telur goreng.

***

Sesampainya di meja makan. Aku melihat mereka semua sudah duduk manis, menunggu makanan untuk makan malam disaji. Mereka pikir kami berdua pelayannya apa???.

Aku melihat sian menaruh nasi dan ikan goreng itu ke tengah meja makan.

" Ini pesanannya mas, mba ". Lavanya tersenyum ramah dan menaruh makanan itu ke atas meja, berlagak seperti pelayan.

DEAR SWhere stories live. Discover now