23

11 1 0
                                    

Semakin banyak barang bukti, maka pelaku akan semakin menyempit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semakin banyak barang bukti, maka pelaku akan semakin menyempit. Itu kalau barang buktinya dicari dan mereka mendapatkan jawaban seiring waktu. Tapi semakin hari bukannya dapat barang bukti malah semakin mendekatkan mereka semua sebagai tersangka-kecuali Eren... mungkin?

Sebentar, mari sejenak kita jabarkan.

Pertama mereka semakin hari-semakin banyak anggota, totalnya sekarang ada 7 orang yang menjadi detektiv dadakan. 4 diantaranya memiliki masalah pribadi, 2 orang teman dekat dan satu orang saudara kembar.

Walau saudara mereka tidak menutup kemungkinan juga, jadi mereka sepakat membawa Eren. Sebenarnya semakin dekat, maka semakin besar juga peluangnya bukan.

"Saya sudah menelusuri alamat Nomornya Tuan," ucap orang berbaju hitam formal itu.

Zio bilang salah satu bawahan ayahnya yang memang bertugas menjaga Zio.

Zio menerima berkas itu dan mengucapkan terimakasih, "Terimakasih paman, owh iya minta koki buatkan masakan lagi ya!"

Mata Eren dan Reikal berbinar mendengar itu.

"Paman, untuk CCTV bagaimana?" tanyanya di sela-sela baca.

"Untuk itu sedang di coba Tuan, virus selalu menyerang, sudah 5 kali kita berganti computer dan semuanya berakhir rusak."

[okey ini fiksi, aku ingatkan ini fiksi!]

"Hah, terus berapa lama kira-kira waktunya?"

Zio menatap Pelayannya.

"Entahlah, itu benar-benar membutuhkan waktu Tuan."

Hening, Zio hanya menghela nafas.

"Ya sudah, kembalilah jika ada kabar lagi."

Lalu dia menunduk sopan dan pergi dari sana.

Setelah itu, Zio kembali membaca. Dia bahkan membacanya dengan keras-keras agak yang lainnya dengar. Mereka mendengarkan, tapi dua orang diantaranya melotot mendengar rentetan kata tidak asing.

Berikutnya yang lain ikut mengerukan dahi, sepertinya mereka kenal alamat yang Zio bacakan barusan.

"Gak mungkin, sialan!"

"Alamat rumah Jhonat," kata Morgan membuat yang lainnya langsung menatap Jhonat.

Eren disampingnya bahkan menyentuh bahu lelaki itu.

"Jho?" Eren mencoba menyadarkan Jhonat.

Jhonat menggeleng.

"Gu-gue bener-bener kehilangan ponsel gue, kalian percayakan??"

Hening.

Nyatanya siapa yang percaya siapa sekarang?

Morgan? Bagaimana dengan Note-note aneh itu?

Dua EWhere stories live. Discover now