2J part 3

14 2 0
                                    

"Lu masih kesel?"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


"Lu masih kesel?"

Eren yang menaruh wajahnya dimeja menatap malas Morgan. Eren kembali berteriak, satu kelas hanya melirik tanpa minat. Bagi mereka itu tidak mengganggu, justru menjadi kegiatan biasa saja.

Sebaliknya jika Eren diam, satu kelas akan waspada.

"Er suara lu, sakit telinga gue!" Reikal menutup kupingnya.

Eren menatapnya malas.

"Ini kan sudah kesepakatan. Kita harus tau sebenci apa mereka sama Er."

Owh iya, untuk lebih mewaspadai orang-orang yang tau akan Eren. Mereka sepakat memanggil Eren/Eruz dengan Er saja. Menganggap Eren itu Eruz juga tidak masalah, tapi memang sejak awal harusnya seperti itu bukan?

"Tapi kita hampir jadi babu, kalau kalian lupa. Masa iya kita cuman mau tanya begituan aja!"

"Bener juga," gumam Reikal yang terdengar oleh mereka.

Eren memeluk Reikal dan di balas pelukan.

Oke, mereka akan mulai, pikir Jhonat.

"Hueeee padahal tuh muka orang mukanya songong banget!"

"Iya hikss... kenapa gak kita jadiin babu aja dulu ya?!!"

"Kalian mengerikan," komen Morgan.

Eren menatap Morgan tajam.

"Kita gak bestiii ya, pak yu!"

Nakula tertawa kecil dan memukul bahu Morgan yang terlihat kesal.

"Udah mau bel masuk, Rei balik gih!" kata Jhonat seraya menghela nafas

Reikal melepas paksa pelukan Eren.

"Apa gue pindah kelas aja ya?"

"Jangan gila!" Seru Jhonat dan Morgan.

Nakula membalikan badannya, dia memilih menyediakan perlengkapan menulisnya untuk belajar. Keputusan tepat Nakula, pikir Author.

"Lu anak ips, bodoh. Gimana caranya pindah ke kelas ipa!"

Reikal cemberut.

"Gak seru, lagian elu juga ngapain sih masuk ipa. Masa bentukan gini masuk ipa!"

Eren mengangkat bahunya tak tau. Kalau Eruz sih dia yakin karena Morgan, jadinya lelaki itu mengambil ipa. Dan soal bagaimana Eruz bisa masuk atau tidak, Eren sendiri juga tidak mengerti.

Yang dia tau, saudara kembarnya itu hanya tertarik pada music.

Entah bagaiman dan darimana belajarnya.

"Eh jangan salah, gue gini-gini-"

Tettttt.... Tetttt.... Tettt.... Tetttt...

Lalu ada pemberitahuan masuk kelas.

Dua EDove le storie prendono vita. Scoprilo ora