Tamat.

48 3 4
                                    

Kelani dan Brama hanya bisa memandang vidio lomba Alya lewat ponsel. Hati mereka semakin sakit melihat kebahagiaan Alya tanpa mereka selama ini.

Setelah kejadian di sekolah waktu itu, Kelani mendapat kabar kalau ada ssorang yang memang sengaja mendorong Alya saat berjalan di pinggir jalan.

Orang itu memberikan ancaman kepada Brama untuk berhenti menyiarkan kasusnya dalam berita. Sementara itu selama beritanya masih dibawakan oleh Brama, kejadian Alya akan terulang lagi, atau bahkan melebihi waktu itu.

Kelani syok waktu, berusaha memperbiki sifatnya dengan meminta maaf kepada Alya, tapi keluarga Asta menghalang lebih dulu.

Akibatnya sekarang Alya tidak bisa lagi ditemui dengan mudah. Kalapun rindu mereka hanya bisa menatap dari jauh.

"Alya lebih cantik ya sekarang," puji Brama dengan perasaan menyesal yang berkecamuk di dalam dadanya.

Kelani yang juga tidak mengelak dengan perubahan putrinya sekarang ikut mengganguk dengan wajah sendu.

"Andai waktu bisa diputar, ya. Mungkin kita tidak akan pernah kehilngan Alya seperti sekarang," ujar Kelani yang terus menyalahkan diri sendiri.

"Kita sama-sama pernah salah, dan mungkin Alya sudah bahagia sekarang dengan pilihannya," sahut Brama yang tidak mungkin hanya menyalahkan istrinya saja.

Kelani telah banyak berubah sekarang, ia rela keluar dari dunia model demi memgurus anak-anaknya. Jadi Brama tidak punya alasan untuk menyalahkan Kelani saja.

Di saat mereka berpelukan untuk saling menguatkan, pintu utama tiba-tiba diketuk menyebabkan Kelani langsung melepas pelukan suaminya.

Brama dan Kelani saling pandang sebentar sebelum mereka sama-sama menuju pintu utama untuk melihat siapa yang datang.

Brama yang membuka pintu sementara Kelani hanya menunggu untuk melihat orang yang berada di balik pintu.

"Alya?" kaget mereka berdua.

***
"Kamu pulang, Nak?" tanya Kelani yang masih tidak percaya kalau putri mereka akhirnya kembali.

Sementara itu Alya yang hanya ingin menyelesaikan masalah yang sudah lama, supaya tidak berlarut-larut sampai sekarang tersenyum kecil.

Wajah Alya yang sekarang jauh lebih tirus mengangguk dan tersenyum kecil sebagai jawaban.

"Kamu akan kembali tinggal dengan kami?" tanya Brama penuh harap.

"Untuk itu Alya sudah janji akan tetap tinggal dengan keluarga Asta. Mereka telah banyak membantu Alya sampai hidup Alya seperti sekarang. Dan ... untuk membalas budi, Alya sudah janji untuk memberikan apapun yang bisa alya kasih." Alya menjelaskan dengan penuh pertimbangan.

Ia telah berjanji, dan janji itu akan terus ditepati.

Namun, melihat kedua orang tuanya sedih, Alya berusaha menghibur sedikit. "Tapi setelah ini Alya akan lebih sering berkunjung, Alya akan selalu ada kalau kalian menelepon Alya," ucap Alya yang memang tidak bohong.

"Apa boleh?" Kelani lebih dulu mengajukan pertanyaan.

Karena takut nanti setelah kembali ke rumahnya, Alya akan kembali dilarang bertemu mereka seperti dulu.

Tapi Alya kembali meyakinkan dengan kalimat penenang.

"Kalian juga keluarga Alya, jadi tidak akan ada yang bisa melarang."

TAMAT

.
.
.
.
.
Terima kasih telah menemani Alya sampai sini, author merasa sangat senang kalian mau mampir dan membaca cerita yang jauh dari kata sempurna ini. Semoga kalian puas dan bisa mengambil pesan cerita yang terselip di dalamnya 🙃🙃

In Love (END)Where stories live. Discover now