SIK:Chapter22

658 46 24
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّدٍ

"Jangan lupa Sholawat!"

"Barang siapa yang mengucapkan sholawat kepada ku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali dan di gugurkan sepuluh kesalahan (dosa) nya, serta ditinggikan sepuluh drajat kelak di surga."

(HR. An-nasa'i no. 1297)

***

"Aku tahu yang kau cintai bukan aku. Tapi meski terluka, bolehkah aku tetap mencintaimu?"

_ Aulia Az-Zahra Khuluky.

Setelah kepergian Farzan, Aulia pamit untuk kembali ke Rumah dengan beralasan akan mencuci baju yang menumpuk, padahal alasanya bukan itu. Mendengar penuturan Farzan tadi, membuat hatinya kembali berdenyut sakit setelah sakit mendengar fakta yang ditutupi sahabatnya. Ia tidak pernah berpikir, Farzan akan sekejam itu. Memperlakukanya seolah dia mencintainya, padahal itu hanya sebatas melakukan kewajiban suami.

Setelah melakukan shalat dua rakaat, barulah ia menumpahkan semua air matanya. Ia menutup seluruh wajahnya dengan keduan tanganya, tubuhnya kian bergetar, isak tangis mulai terdengar.

"Ampuni hamba ya Allah, ampuni hamba. Kuatkanlah hamba ya Allah, kuatkanlah."

"Setelah melihat orang yang hamba kagumi menikah dengan kakak hamba, setelah perjodohan yang dibatalkan karna penyakit hamba, lalu dia bertunangan dengan sahabat hamba, sahabat hamba merahasiakanya, lalu ditinggal pergi oleh sahabat. Dari semua rasa sakit itu, ini yang paling sakit ya Allah. Ketika hamba mendengar langsung, bahwa di dalam hati suami hamba tidak ada hamba, melaikan gadis lain. Gadis yang bahkan sudah mustahil ia dapatkan."

Aulia menangis sesegukan, disini tiada siapapun jadi ia bebas meluapkan semua tangisanya.

"Aku tahu ya Allah, Mas Farzan memang sudah lebih dulu mencintai Syahla sebelum kita menikah. Tapi setelah apa yang sudah aku beri, yang selama ini aku jaga sudah kuserahkan semuanya, aku juga sudah berusaha menjadi isri yang baik untuknya, ternyata itu tidak cukup untuk membuatnya jatuh cinta. Apa yang harus aku lakukan ya Allah? Meskipun Syahla sudah tidak ada, tapi ternyata dia masih tinggal di hati suamiku. Aku harus bagaimana ya Allah?"

Aulia menangis pilu, ia bersujud terus memohon ampun dan petunjuk kepada Allah. Aulia terus menangis, hingga tertidur di atas sajadah.

Di Rumah sakit Farzan sedang duduk santai di dalam ruangannya. Setelah shalat dzuhur Farzan tidak langsung makan siang, selera makanya hilang saat mengingat perdebatanya tadi dengan Fara.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanya.

Tok. Tok. Tok.

"Siapa?" tanya Farzan tanpa berniat membukakan pintu.

"Saya Karina, Mas. Boleh saya masuk?"

Farzan terdiam sejenak. "Silahkan."

Wanita yang bernama Karina itu langsung masuk setelah di persilahkan, ia mengucapkan salam lalu Farzan menjawabnya.

"Jangan tutup pintunya."

Karina menganguk, ia membiarkan pintunya terbuka. Ia tahu, Farzan melarangnya menutup pintu agar tidak ada fitnah di antaranya, karna disini hanya ada ia dan Farzan.

"Ada apa, Dokter Karin?"

Karina Nimra Syafiyya. Dia adalah kakak dari Syahla, wajah dan perawakanya sangat mirip dengan Syahla, bahkan bisa di katakan kembar. Perbedaanya hanya dari pakaian, jika Syahla selalu memakai pakaian sederhana yang syar'i, berbeda dengan Karina yang lebih sering memakai terusan celana kulot, rok span dan kerudung pasmina menjadi ciri khasnya. Ia lama tinggal di Negara Amsterdam, namun kemarin suaminya telah meninggal jadi Karina memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Sempurna itu "Kita"Kde žijí příběhy. Začni objevovat