SIK:Chapter03

586 43 0
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّدٍ

"Jangan lupa Sholawat!"

"Orang yang menyebarkan Sholawat kepada Manusia." (Mengingatkan orang lain untuk betshalawat kepada Rasulullah) Dia akan menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah.

"Barang siapa yang mengucapkan sholawat kepada ku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali dan di gugurkan sepuluh kesalahan (dosa) nya, serta ditinggikan sepuluh drajat kelak di surga."

(HR. An-nasa'i no. 1297)


****

Ustadz Agam said :

"Langit itu pandanglah sebagai langit, jangan pernah kamu pengen memeluknya. Kalau kamu rasa gak sanggup memilikinya, jangan."

Aku sadar, bahwa langit memanglah hanya untuk di pandang, bukan untuk dimiliki. Dia adalah bintang yang paling terang di langit, sedangkan aku hanyalah serpihan komet yang telah hancur berkeping-keping karna tidak mampu menembus atmosfer bumi

_Aulia Az-Zahra Khuluky.

****

Lia ikhlaskan, dan terimalah saya sebagai kakak iparmu.

Setelah mengobati luka Zaza dan mengganti dress nya dengan abaya Aulia kembali ke halaman Rumah dengan menggendong Zaza. Acara masih berlangsung karna tamu tak kunjung habis, setiap jam bahkan menit tamu selalu berdatangan. Aulia tersenyum getir pelihat pasutri baru di pajang di atas pelaminan berjam-jam, setiap kali mereka ingin duduk istirahat namun sedetik kemudian mereka harus bangkit lagi menyambut dan menyalimi tamu yang memberi ucapan doa dan selamat, terus saja seperti itu, melelahkan bukan?

Aulia memilih tempat duduk lumayan jauh dari letak pelaminan. Tidak bisa dipungkiri hatinya masih bergejolak sakit untuk menerima ini semua. Dia tidak menyangka akan mengalami hal ini, mengikhlaskan orang yang sudah lama ia cintai secara diam-diam untuk Menikah bersama orang lain, ouh ralat kakak nya sendiri.

Aulia mengelus-ngelus bulu lembut nan tebal milik Zaza, sedangkan matanya terus mengitari halaman Rumah nya yang masih ramai tamu. Zaza, kucing kesayangan nya itu sangat anteng dipelukan majikanya, apalagi mungkin elusan Aulia membuatnya nyaman dan merasa mengantuk.

"Lia!" panggilan Fara itu sukses membuat Aulia terlonjak kaget.

"Ning Fara?"

"Saya boleh duduk disini?" tanya Fara.

Aulia menelan ludah nya kasar, ya dia masih merasa malu dan tidak enak dengan kejadian beberapa jam yang lalu.

"Lia?"

"Eh, iya iya Ning. Silahkan duduk!"

Fara tersenyum lalu duduk di samping Aulia. "Sayang banget ya sama kucingnya?" tanya Fara mencoba mengelus bulu tebal milik Zaza.

"Eh, iya. Saya sudah rawat dia dari kecil." jawab Aulia canggung. Jujur saja, siapa sih yang tidak canggung berbicara dengan anak Kiai? Di tambah kejadian di belakang rumah tadi!

Sempurna itu "Kita"Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ