SIK:Chapter18

655 49 5
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّدٍ

"Jangan lupa Sholawat!"

"Barang siapa yang mengucapkan sholawat kepada ku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali dan di gugurkan sepuluh kesalahan (dosa) nya, serta ditinggikan sepuluh drajat kelak di surga."

(HR. An-nasa'i no. 1297)

****

"Kamu cantik, sangat cantik. Wallahi, saya tidak ridho kecantikan kamu di nikmati lelaki lain. Cukup saya yang melihat dan menikmatinya."

_ M. Farzan Athalla Al-Habsyi.

***

Hubungan pernikahan itu di jalani oleh dua orang, tidak ada campur tangan dengan mertua ataupun sodara lainya. Untuk itu dari jauh-jauh hari Farzan sudah mempunyai Rumah yang masih ada di lingkungan Pesantren, karna Farzan tahu tidak akan pernah bisa dua Ratu di persatukan di Rumah yang sama, mereka harus mempunyai Rumah masing-masing agar lebih leluasa melakukan apapun, terurama pengantin baru sebaik apapun sang mertua tetap saja ia menginginkan Rumah pribadi dan privasi.

Sebenarnya Rumah itu bukanlah kemauan Farzan sendiri, tapi itu kemauan abi Ziad. Bukan hanya Farzan, Fara juga dibuatkan Rumah yang mana Rumahnya itu di tempati Zayyan setelah Fara tinggal di Rumah Luthfy, tapi setelah Zayyan menikah dia tinggal di Rumah barunya Rumah itu menjadi kosong dan rencananya akan di pakai untuk Rumah para Ustadz yang mengajar di Musthafawiyah. Bukan tanpa alasan abi Ziad membuatkan Rumah untuk kedua anaknya itu, ia ingin setelah menikah nanti anak-anaknya bisa mandiri karna kalau satu Rumah dengan mertua, ya tahulah akan bagaiamana jadinya.

Dan hari ini Farzan memutuskan untuk langsung membawa Aulia pulang ke Rumahnya. Farzan hanya cuti kemarin satu hari saja, dan siang ini ia harus ke Rumah sakit bertugas seperti biasanya.

Aulia menatap pantulan dirinya di cermin. Dia memakai abaya hijau army dengan hijab pasmina, wajah yang hanya di beri bedak tabur dan sedikit liptint agar bibirnya tidak terlihat pucat. Jika hari-hari biasa Aulia memang tidak suka berdandan, tapi jika ada acara dia akan berdadan natural persi dirinya.

"Sudah siap?"

Aulia terperanjat. Dia menoleh ke samping dimana Farzan sedang berdiri bersandar di pingir pintu kamar yang terbuka.

"Eh, Gus. Iya udah, ko." Aulia mengambil tas kecilnya lalu memakainya.

"Kopernya sudah di bawa kebawah?" tanya Aulia saat sudah berada di hadapan Farzan.

Aulia mengerutkan keningnya saat Farzan tidak menjawab pertanyaannya, dia hanya diam menatapnya intens.

"Gus kenapa?"

"Lia, maaf kalau saya terkesan mengatur. Tapi sungguh saya tidak ridho, Lia."

Deg.

Belum juga 24 jam nikah udah gak di kasih ridho sama suami? Emang istri durhaka lo. Tapi ... salah gue apa?!

Aulia menggigit bibir bawahnya dia bingung harus menjawab apa. "Maaf, Gus. Saya punya salah ya sampai Gus gak rindho?" Aulia menundukan kepalanya.

"Iya, dan itu kesalahan besar."

Aulia menelan ludahnya susah payah. "Salah saya apa Gus?"

Bukanya menjawab Farzan lagi-lagi malah meminta Maaf. "Maafkan saya jika saya terkesan mengatur, Lia. Tapi bolehkan saya melarang kamu untuk menampakan wajah cantik kamu di khalayak umum? Bisakan kecantikan wajahmu itu hanya untuk suamimu seorang?"

Sempurna itu "Kita"Where stories live. Discover now