SIK:Chapter06

592 39 0
                                    

Sblm baca usahakan like dan fllw ya!

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّدٍ

"Jangan lupa Sholawat!"

"Orang yang menyebarkan Sholawat kepada Manusia." (Mengingatkan orang lain untuk betshalawat kepada Rasulullah) Dia akan menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah.

"Barang siapa yang mengucapkan sholawat kepada ku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali dan di gugurkan sepuluh kesalahan (dosa) nya, serta ditinggikan sepuluh drajat kelak di surga."

(HR. An-nasa'i no. 1297)


****

Drt. Drt.

Aulia menaikan satu alisnya. Hari jum'at itu hari yang sangat dinantikan. Mengapa? Karna itu adalah hari libur, ya meskipun hanya dari pagi sampai sore tapi lumayanlah buat mendinginkan otak yang hampir meledak karna Hafalan. Niatnya seharian ini Aulia akan menghabiskan waktunya dengan tidur mumpung lagi haid juga. Namun semesta tidak mendukung itu, bundanya tiba-tiba menelepon. Dan harus kalian tahu bunda Zhila jika meneleponya akan menghabiskan waktu sampai 1/2jam, tentunya membahas yang tdk terlalu penting.

Aulia menerima panggilan dari bundanya dengan perasaan malas.

"Assalamu'alaikum, sayang,"

"Wa'alaikumussalam,"

"Kamu lagi apa? Sudah makan belum?"

"Rebahan aja. Belum nda,"

"Loh, kok belum? Makan dulu gih. Nanti kamu sakit, malah bikin repot Kayla sama Syahla lagi!"

Bunda sangat faham ketika Aulia sakit dia akan bertingkah manja 10×lipat lagi. Tidak melihat tempat dan tidak melihat siapa dia akan bermanja, tidak mau ditinggal, tidur mau ditemani dan yang paling merepotkan ketika ia menangis seharian dan menginginkan makan-makanan aneh tampak seperti bumil ngidam.

"Nanti bun, Syahla lagi ambil ke dapur. Aku malas soalnya,"

"Kebiasaan kamu tuh! Kalo bisa ambil sendiri ya ambil, jangan malah nyuruh orang lain ya?"

"Gak nyuruh, orang Syahla inisiatif sendiri. Ya, kan Kay?" Aulia melirik Kayla yang sibuk dengan Novelnya.

"Hm," gumam Kayla masih fokus dengan bukunya.

"Ouh ya, kamu bisa pulang gak besok malam?"

Aulia mengernyitkan dahinya. "Pulang? Ngapain? Aku, kan belum lama disini. Masa mau pulang lagi?"

"Ada, acara. Bunda juga udah izin sama pak Kiai. Beliau juga di undang soalnya."

Aulia merubah posisi rebahanya menjadi duduk bersila. Lagi-lagi dia dibuat bingung oleh bundanya. "Acara apaan, sih bun?"

"Ada deh, nanti kamu di jemput ayah. Emm ... atau kamu ikut aja sama Kakak kamu. Katanya Zayyan mau pakai mobil."

Aulia menggeleng. Melupakan Zayyan butuh waktu yang sangat lama, dengan terus-terusan bertemu dengan Zayyan dia merasa rasa itu menjadi kembali sulit untuk di buang. Ditambah, kebersamaan Zayyan dan Alesya masih sangat membuat hatinya sakit.

Sempurna itu "Kita"Where stories live. Discover now