SIK:Cahpter12

547 35 0
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّدٍ

"Jangan lupa Sholawat!"

"Orang yang menyebarkan Sholawat kepada Manusia." (Mengingatkan orang lain untuk betshalawat kepada Rasulullah) Dia akan menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah.

"Barang siapa yang mengucapkan sholawat kepada ku satu kali, maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali dan di gugurkan sepuluh kesalahan (dosa) nya, serta ditinggikan sepuluh drajat kelak di surga."

(HR. An-nasa'i no. 1297)

****

"Amara saya mohon, Amara,"

"Zhil, stop bertingkah seperti itu. Jangan turunkan harga diri kamu demi anak kamu itu,"

"Saya rela menurunkan harga diri saya demi Aulia anak saya, Amara,"

"Untuk apa sih Zhil, bukankah dia itu hanya anak tiri kamu?"

"Tapi dia tetap anak saya Amara,"

"Dan saya tetap tidak mau menlajutkan perjodohan ini, kamu pikir saya tidak tahu kalo kamu juga punya penyakit yang sama bahkan kamu sampai oprasi angkat rahim,"

"Tapi, Amara saya akan melakukan pengo-"

"Sudahlah Zhil, lagipun saya sudah menemukan calon yang baik untuk Zul dan pastinya bisa memberikan saya keturunan."

__________

"Jadi semuanya batal, Li?" tanya Syahla.

2 hari di ruang ICU sekarang Syahla sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP dengan kondisi lumayan baik. Kemarin Syahla sempat drof karna dia telat cuci darah, ini juga kali pertama dia seperti ini karena sebelum-sebelumnya dia selalu tepat waktu untuk cuci darah.

Hanif dan Hilya izin pulang untuk mengambil pakaian Syahla saat Aulia datang tadi. Aulia kali ini datang sendiri karena Kayla sedang sibuk dengan persiapan acara Wisuda nanti, kayla mendapatkan kepercayaan dari pak Kiai untuk menjadi salah satu panitia. Memanfaatkan waktu dan kondisi Aulia menceritakan semuanya, menceritakan kejadian kemarin juga saat di Cafe. Dia baru berani bercerita itupun hanya pada Syahla, untuk Kayla mungkin nanti saja.

"Iya, mas Zul berkali-kali hubungin aku tapi aku gak balas,"

"Loh kenapa?"

Aulia menghembuskan nafas kasar. "Aku takut, takut hubungan dia dan bundanya jadi renggang, cuman karna aku. Dia selalu bilang dia cinta sama aku dan mau berjuang untuk coba bujuk bundanya, tapi aku gak mau. Aku udah cukup sakit hati sama kata-kata bundanya, walau apa yang beliau katakan itu fakta."

Aulia menggipasi matanya yang memerah dengan tangan kananya. "Aduh, maaf ya aku cengeng." Kemudian dia menghapus jejak air mata yang berhasil lolos membasahi pipinya.

Syahla mengelus tangan Aulia dengan tanganya yang tidak di infus. "Keputusan kamu gak salah, Li. Mungkin Zul memang bukan jodoh kamu dan aku yakin di luaran sana suatu saat nanti akan ada laki-laki yang bisa menerima kekurangan kamu dan kamu di terima dengan baik di keluarganya."

"Tapi aku gak yakin, Syah."

Syahla menaikan satu alisnya. "Kenapa?"

Sempurna itu "Kita"Where stories live. Discover now