Raja Erlando tertawa renyah. Padahal tak ada yang lucu, mengapa raja Erlando tertawa? Batin Senan.

"Ah..saya kemari berniat membahas tentang  lamaran."

Alis Senan terangkat, kini ia paham apa maksud dari Erlando yang datang secara tiba tiba kekerajaannya. Ternyata ada maksud terselubung.

Senan meraih cangkir teh herbal, ia menyeruput nya sedikit demi sedikit. "Anda berkata apa? Lamaran?"

Erlando mengangguk, ia ikut meminum teh nya. Alisnya sedikit berkerut saat merasakan teh itu sedikit sepat di lidahnya.
"Ya, lamaran yang saya ajukan beberapa hari yang lalu." Ujar Erlando.

Senan tersenyum, "bukankah sudah jelas? Saya menolak lamaran itu."

Diam diam Erlando mengepalkan tangannya, ia membalas senyuman Senan. "Apakah anda sudah memikirkan dengan matang sebelum menolak lamaran yang saya ajukan?"

Senan menatap seksama pria di hadapannya, ia tahu, pria itu berniat memprovokasi nya. Tapi jangan harap! Ia bukanlah seorang raja yang mudah di tindas!

Awalnya, Senan mengira bahwa datangnya Erlando kekerajaannya adalah meminta maaf atas ulah yang telah ia perbuat tapi ternyata, Erlando malah datang membahas soal lamaran yang sudah jelas ia tolak.

"Maaf, tapi Saya tidak berminat mempersunting seorang wanita dalam waktu dekat."

Rahang Erlando mengeras, sialan! Ia pikir, akan mudah memprovokasi Senan, mengingat jika umur Senan masih terbilang muda.

"Pikirkan sekali lagi, Yang mulia. Bukankah akan sangat luar biasa jika seorang raja Dermante menjadikan putri dari Kerajaan Ademolio sebagai permaisuri? Kita bisa menjalin kekerabatan yang harmonis."

Senan tertawa dalam hati, harmonis? Harmonis dalam mimpi! 'Kau pikir aku tak tahu niat jahatmu?' Senan telah membaca gerak gerik Erlando. Erlando berniat menikahkannya dengan adiknya agar ia bisa menguasai sebagian Kerajaan Dermante.

Serakah.

Senan tidak menanggapi ucapan Erlando, baginya, omongan Erlando hanyalah bualan semata.

Sedangkan Erlando menatap jengkel Senan, tapi tatapan itu tergantikan secepat kilat, saat melihat kehadiran Arviant.

Ia mendengus, 'mengapa dia datang?'

Erlando begitupun Senan bangkit dari duduk, Erlando kemudian menyapa Arviant yang hanya menampilkan raut seperti biasa. Datar.

"Duke Arviant, sudah lama sekali kita tidak bertemu."

Arviant membungkuk hormat, "ya, sudah lama."

Erlando tertawa terpaksa, jika bukan karena status Arviant yang tinggi, ia mungkin tidak segan segan menyingkirkan Arviant.

Namun, karena statusnya yang sangat besar. Cukup sulit untuk menyingkirkan Arviant sekarang, ia harus memikirkan matang matang cara untuk menyingkirkan pria sombong itu.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Senan.

Arviant sedikit membungkukkan tubuhnya,  "saya hanya ingin melaporkan kepada anda, bahwa telah terjadi sebuah masalah di salah satu desa. Seorang penyusup membakar ladang warga."

Selena's Second LifeWhere stories live. Discover now